Camelia

5.1K 453 82
                                    

nb* guys tau nggak? waktu aku iseng² nyari cerita ini, ternyata cover+ judulnya ada yang sama guys😭😭 tapi serius aku ngga tau isi ceritanya, aku mau ganti cover tapi terlanjur suka sama yang ini.

tapi kalo nggak di ganti aku takut kalo dikira plagiat. jujur aku nggak tau sama sekali isi ceritanya gais karena cerita ku bener-bener murni dari pikiranku😭😭


Follow, Komen, Vote.
NO SIDER!
Jam berapa kalian  baca cerita ini?
HAPPY READING 💚

******

''Kenapa bisa telat?''

Gadis itu terdiam, ia menerima minuman dan langsung meneguknya, mengabaikan pertanyaan tadi.

''Ra!''

Aurora berdecak, mendengar seruan temannya, sudah pasti dia akan menerima ceramah panjang dari cewek didepannya ini.

''Gue begadang''

Lia menatap garang Aurora, gadis itu masih menetralkan nafasnya yang terlihat kelelahan akibat dihukum.

''Udah gue bilang, jangan keseringan begadang. Kalo lo sakit gimana? Kasian oma lo, nanti!''

Gadis cerewet yang memiliki sifat ke-ibuan, Camelia Anastasya— Teman dekat Aurora, Gadis itu sangat cerewet jika menyangkut Aurora, jika Aurora terkena masalah, Maka Lia akan maju terdepan membela Aurora.

Apalagi jika Aurora sakit, Maka Lia akan bersikap persis seperti ibu yang merawatnya, mengomeli aurora dan selalu memperhatikan Aurora.

Alasan singkat, mengapa Lia begitu menyayangi Aurora, Karena Gadis itu sangat ingin mempunyai Adik.

Camelia—Anak tunggal kaya raya, lahir dari keluarga berada, kedua orangtua nya sibuk berkelana mencari pundi-pundi uang. Hingga mengacuhkan seorang anak yang tinggal kesepian dirumah mewah itu.

Bisa kalian bayangankan seberapa kesepian ya seorang Camelia, namun semua itu berubah saat dia bertemu dengan Aurora.

Gadis ceroboh, kelakuan hiperaktif yang selalu membuat orang geleng-geleng kepala melihatnya.

Camelia menarik Aurora berdiri, membantu membersihkan daun daun kering yang menempel dipakaian Aurora.

''Ayo ke kelas, udah jam ke Tiga

Mereka berdua berjalan mengarah pada kelas yang terdapat tulisan KELAS I2 MIPA 2 terpampang pada kusen diatas pintu masuk.

''Halo guys!''

Mereka serentak melihat dua siswa yang baru masuk, satu berpakaian rapi satu lagi dengan pakaian yang sudah kusut.

''Hi Ra...Telat lagi?'' Tanya Erhan selaku ketua kelas yang mendisiplinkan teman-temannya

Aurora tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya, nampak manis. Mereka sering melihat senyum Aurora. Tetapi tetap saja, senyum gadis menular kesiapa aja yang melihatnya.

''Iya, ini baru selesai dihukum.''

Aurora menyusul Lia yang sudah duduk bermain ponsel di meja. Tempat duduk mereka berada tepat  dipojok dekat dengan pintu masuk maupun keluar.

Lia mengalihkan perhatiannya kala mendengar decitan kursi disampingnya, ''Udah makan belum?''

Aurora menggeleng,'' Belum. Oma gue belum balik, Nggak ada yang bangunin gue, makanya telat.''

''Makanya pakai alarm,'' Aurora mencibik kesal. Dia saja susah bangun jika belum mendapat siraman dingin air kamar mandi, harus memakai alarm. Yang ada alarm nya menjadi musik penghatar tidur

Aurora menerima bekal makan yang Lia beri dengan senyum bahagia ''Wihhh!, bawa apa ituu?''  Tanyanya antusias membuka bekal makan berwarna peach dengan gambar bunga sakura.

Lia tersenyum senang, Bahagianya sederhana, jika Aurora senang, dia juga akan senang, karena Lia sudah menganggap Aurora sebagai adiknya sendiri.

Dan juga, Karena Lia mengetahui sebuah rahasia mengapa Aurora yang tinggal berbeda rumah dengan kedua orangtua nya.

Aurora menyuap nasi dengan telur goreng itu dengan nikmat. 'ah,masakan Lia nggak pernah gagal

Hari ini,Lia sengaja membawa bekal untuk Aurora karena ia tau jika Oma Jane sedang pergi mengunjungi makam suaminya di luar kota.

''Enak!''

''habisin, sendok nya jangan lo telen!'' Kekeh Lia melihat Aurora yang masih sibuk menyiapkan nasi kemulutnya.

Erhan mendatangi meja Aurora dan Lia, di memberikan selembar kertas penuh dengan soal

''Inii tugas Biologi, Bu Kinan lagi chek up dirumah sakit. Dua jam nanti Dia gak bisa ngajar, tugasnya kelompok satu meja satu, Bel istirahat, kumpulan ke gue'' terangnya mendapat anggukan dari dua gadis cantik didepannya.

Bu Kinan, Guru Biologi yang sudah berusia lanjut. Dia sering sakit-sakitan, Dia tetap mengajar karena sebentar lagi Guru Biologi itu akan pensiun. Tepat di kelulusan angkatan ini.

Mereka mengerjakan soal, Ada yang mencari Jawaban di Internet lalu me nge-share jawaban di grup kelas tanpa wali.

''Kumpulin, Ra. Habis itu kita jajan di kantin''

Aurora mengambil Alih kertas jawaban dan memberikan pada Erhan.

'' Udah boleh keluar kan?''

Erhan mengangguk '' kurang limabelas menit sih,  jajan dulu gak pa-pa''

''Ayo Li!, kita keluar''

dua gadis cantik itu berjalan beriringan, sesekali melemparkan candaan hingga membuat keduanya tertawa.

''Rora!''

Aurora yang tadinya tersenyum langsung mendatarkan wajahnya. 'sejak kapan mereka sekolah disini!

Lia melirik Aurora,''lo, kenal sama dia?'' Tanyanya dengan raut wajah tidak meyakinkan.

''Kenapa emang?'' Lia mendengus, bukanya menjawab malah bertanya balik.

''Mereka Fomus, banyak yang naksir. Terkenal dari angkatan kita sampai angkatan adik kelas''

Aurora membelakan matanya tak percaya,''Serius Li?''

''Iya, Anak geng, makanya terkenal'' jawab Lia cuek.

''Kok, gue nggak pernah liat mereka?''

Lia menyenyil pelan pipi Aurora '' Makanya jangan keseringan semedi di kelas. Mereka baru pindah empat bulan yang lalu''

Aurora mengangguk, ia kembali menatap Topik yang dibicarakan yang sudah tidak berada di posisi awal.

Dia menoleh, mengedarkan pandangannya hingga ia bertatapan dengan mata Elang milik Carvin.

''mampus''

******
Aurora Chelsea Zourist

Aldi karvaland

Aldo marvaland

Eratgho Damareno

Dewa Destarasta

Diovan Bagaskara

Carvin Anderston

Revisi, alur tidak berubah! Hanya beberapa kata yang di perbaiki.

Vote, komen and Shareee guyss!

Follow!

Spam next👉

I'm QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang