VOTE DAN KOMENNNN.
HAPPY READING!
***
Malam hari, Dela belum tidur juga padahal jam sudah menunjukan pukul 22.00 WIB.
Gadis itu masih kepikiran dengan kata-kata Kelvin tadi sore.
"Kenapa sihhhh. aku harus ketemu kakel nyebelin, kasar, terus gak jelas pula."
"Ganteng emang, banget malah. tapi dia itu emosian aku gak suka." Dela menghela napas frustasi.
Kata-kata kakak kelasnya yang ingin menjatuhkan bisnis papa-nya kalo ia tidak mau dengan cowok itu.
Cowok gila! brengsek! tempramen!
Ia tidak sengaja melihat foto mama-nya yang terpajang di meja belajar. Dela mengambil bingkai itu, lalu ia mengusapnya pelan.
"Maaa.. Dela kangen mama."
"Dela pengen ikut mama kesana. Dela gak suka di sini, ma."
Gadis itu menghapus air matanya yang jatuh. sangat menyakitkan, mama-nya yang selalu menuruti keinginannya, sekarang sudah pergi jauh.
Ia sudah ikhlas mama-nya pergi. tapi masih ada sedikit tidak rela. ia rindu mama-nya.
"Papa udah berubah, ma. papa udah gak sayang sama Dela lagi."
Dela masih mengingat, gimana cuek papa-nya sekarang. pria itu selalu sibuk dengan pekerjaannya semenjak mama-nya meninggal.
Mama Dela meninggal karena kecelakaan saat lagi mengandung adiknya. kecelakaan yang fatal membuat mama-nya keguguran dan pergi menyusul adik-nya.
Dela sangat ingin punya adik. namun, takdir berkata lain. adik-nya meninggal saat masih berada di dalam kandungan.
Perlahan mata Dela tertutup. gadis itu sudah mulai mengantuk.
Tidak lama kemudian Dela sudah tertidur lelap dengan foto mama-nya yang ada di pelukan.
***
Pagi hari, Dela sudah berada di sekolah. ia, sengaja datang pagi untuk menghindari Kelvin, si kakak kelasnya yang nyebelin!
Dela memainkan ponselnya dengan men-scroll Instagram. lama ia bermain ponsel, sampai tidak menyadari ada seseorang yang duduk di depannya.
"Menghindar dari gue?"
Gadis itu tersentak kaget. hampir saja ponselnya jatuh mengenaskan di lantai.
"L-loh?"
Kelvin menaikkan alisnya sebelah."Kenapa? kaget gue ada di sini?"
"Kok bisa dateng pagi-pagi?" Dela menggaruk kepalanya, canggung.
"Gue tanya malah nanya balik."
"Eum.. gak gitu, maksud aku. a-aku dateng pagi-pagi karena pengen ngerjain tugas, ya, bener tugas!"
Dela mengubrak-abrik isi tasnya. mencari buku asal untuk ia kerjakan.
Kelvin tersenyum sinis. ia pikir bisa membohongi seorang Kelvin? tidak.
"Lo bohong."
"Bener kok, tugasnya banyak bangettt, aku sampe pusing." Dela mengambil pulpennya di dalem tas.
"Main ponsel sampe gak nyadar ada orang, itu yang namanya banyak tugas?"
Mampus! bodoh-bodoh. Dela bodohhh.
Dela berpikir keras. mencari alasan apalagi, agar kakak kelasnya ini tidak menyadari kalau dirinya sedang menghindar.
"Kali ini gue maafin lo. tapi, sekali lagi ketauan menghindar, lo tau akibatnya." Kelvin mengusap rambut Dela, dengan tatapan mengancam.
Dela mengangguk pasrah. sudahlah, tidak ada gunanya dia berbohong.
"Kakak gak masuk kelas? dikit lagi udah mau bel."
Kelvin menggeleng, lalu berpindah posisi untuk duduk di samping Dela.
"Geser."
Gadis itu bergeser, untuk duduk di bangku temannya.
Suasana menjadi canggung, satu-persatu teman sekelas Dela sudah masuk ke dalam kelas.
Dela sedikit risih dengan tatapan bingung orang-orang, yang mengarah ke mereka berdua.
"Kak.. mending kakak balik ke kelas deh."
"Lo ngusir gue?" Kelvin mengambil sebelah tangan Dela. lalu, ia genggam erat.
"Bukan gitu.. masalahnya kita di liatin sekelas."
Kelvin mengangkat bahunya acuh."Ga usah di liatin. mereka iri."
Percuma saja ia ngomong dengan orang keras kepala.
"Oh, iya. btw, nama kakak siapa?" tanya-nya.
Kelvin baru teringat, kalau gadis ini belum mengetahui namanya.
"Call me, Kelvin." kata terakhir, ia ucapkan sedikit berbisik di sebelah telinga Dela.
Gadis itu sedikit salah tingkah, lalu ia berdehem singkat."Ah, iya.. kak K-kelvin."
Kelvin menyeringai kecil. wajah Dela yang memerah membuat ia ingin mendekap gadis ini.
Bel sudah berbunyi, dan tepat sekali Frisca datang dengan wajah penuh keringat. sepertinya, Frisca habis berlari, karena takut guru sudah masuk kelas.
"Gue ke kelas." ia menyempatkan untuk mengusap rambut Dela, lalu berjalan keluar.
Dela bernapas lega. ia menatap temannya heran."Kamu kenapa bisa ngos-ngosan begitu, Fris?"
"T-tunggu sebentar. gue tarik napas dulu." Frisca menetralkan jantungnya yang berdetak cepat.
"Sialan! gue kira udah ada guru. gue sampe lari-lari dari gerbang ampe kelas, gara-gara telat bangun." Gadis itu mengikat rambutnya yang terasa lepek.
"Oh iya, kok bisa kakel kece nyamperin lo?"
Dela mengangkat bahunya lelah."Udah lah, aku males bahas itu."
"Semangat dong bestai!! masa lemes gitu kayak kurang gizi."
Frisca menepuk pundak Dela untuk menyemangati.
"Gimana mau semangat, mau tenang di sekolah aja gak bisa. nasib, nasib gini amat." Dela mencoret-coret bukunya asal.
"Aturan lo seneng anjir, di samperin cogan. apalagi yang kayak kak Kelvin, beh.. badannya itu loh, pelukable."
Frisca memeluk tasnya, membayangkan kalau di pelukkannya ini Kelvin. cowok yang di idam-idamkan kaum hawa. Dela menoyor kepala temannya.
"Halu mulu kamu, Fris.."
Frisca berdecak."Sekali-kali jangan ganggu temen halu, apaaa."
Pas sekali guru bahasa inggris, langsung masuk ke kelas. dan pelajaran pun di mulai.
***
HI SEMUA... MAAF YAA TELAT UPDATE. UDAH LAMA BANGET AKU GA, UP. HAHA...
AKU JUGA BARU ADA SEMANGAT BUAT UP, PAS LIAT BANYAK YANG KOMEN NEXT DI CHAPTER SEBELUMNYA.
MASIH ADA YANG NUNGGUIN AKU UP? ATAU UDAH PADA LUPA?
SEKALI LAGI MAAF YAAA, UDAH LAMA GA UPDATE.
VOTE DAN KOMEN JANGAN LUPA!!
PROMOSIIN JUGA CERITA AKU KE TEMAN-TEMN KALIAN, SOSIAL MEDIA, ATAU APAPUN ITU.
KASIH SEMANGAT DAN DUKUNGAN BUAT AKU BIAR SEMANGAT UP-NYA.
SPAM NEXT SEBANYAK-BANYAKNYAAAA.
See u, dear<3.
KAMU SEDANG MEMBACA
KELVIN (NEW VERSION)
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM BACA) Kelvin Argantara, laki-laki arogan, emosian, keras kepala, dan tidak takut apapun Dela Anggraini gadis cantik yang selalu menjadi inceran Kelvin. gadis itu selalu menolak karena menurut Dela, Kelvin adalah laki-laki palin...