💕💕💕
"Kata Mama, kalau ada cowok yang suka usilin kamu. Berarti cowok itu pengin nembak kamu. Lah, kalau nyamuk demen ngusilin, gimana? Tandanya nyamuk itu nyamuk cowok."
Quotes by Hanin - Tukang Ngegas
________
Mendengar ucapannya yang kelewat pede, mau tak mau, sisi kejaimanku timbul. Enak saja! Sudah ngomong menohok, eh, sekarang malah mau bikin baperin.
No! Tidak, Junagozzo!
"Gue nggak cemburu kali. Ngapain juga cemburu, lagian lo ama gue baru kenal sehari semalam. Lo aja yang sok deket bikin gue makin tambah ilfiil! Mau lo apa sih?"
Kembali aku ngegas. Serius. Ini leher berasa mau sawangan aja karena tiap ketemu makhluk horor ini, bawaan ngegas mulu. Dia manusia apa orang-orangan sawah, sih?
"Jangan suka ngegas, Hanin. Nanti saya bisa ngegas buat lamar kamu."
"Eh, jaga tuh, mulut. Kalo mau lamar gue, selesaiin dulu masalah lo dengan cewek lain."
"Masalah sama cewek lain? Siapa?"
"Noh! Yang ngegas belain kamu tadi di rumahnya."
"Hah? Annisa lagi? Heleh, jauh banget. Dari tadi juga dibilangin, kalau dia itu sejak saya SMU emang udah naksir. Ngapain juga saya ladeni. Dia itu lebih tua dari kamu," ulangnya.
Yeps. Dua kali pula Juna mengatakan hal yang sama tentang Annisa. Alamakjan!
"Tua gimana?"
"Kan tadi saya bilang, usia Annisa itu lebih tua dari kamu. Ehm, usia Annisa sepertinya tiga lima apa tiga tiga, ya?"
Bola mata ini sontak melebar disebabkan kalimat Juna yang menguak usia Annisa. Menurutku, Annisa awet muda banget. Tidak terlihat jika usianya segitu.
"Nah, itu si Annisa juga blom nikah padahal usianya lebih dari gue. Ngapain lo malah ngeledek gue terus dengan kata perawan tua?" Biar bagaimanapun, Annisa sealiran sama aku. Sama-sama tidak memikirkan usia untuk menikah.
"Dia udah pernah nikah, tapi cerai."
DUAR!
"Annisa janda?" Nada speechless pun meluncur dari bibirku.
"Huum. Janda tanpa anak tepatnya. Kita bakal ke rumah mantan suaminya buat anter undangan juga."
Glek. Saliva pun tertelan tanpa terasa di kerongkonganku. Benar-benar sesuatu karena ternyata Annisa seorang janda.
"Lo nggak dalam mode amit-amit nikah sama janda, kan?" selidikku setelah beberapa saat terdiam.
"Enggaklah. Annisa itu teman kakak saya. Saya deket karena dia sering ke rumah dulu. Makanya, saya bebas aja kalau ke rumah Pak Kades." Dengan santainya, Arjuna bin Jengkol menjawab pertanyaanku, setelah membuat syok atas pengakuan tentang status Annisa.
"Kita sampai di rumah pertama. Saya tunggu di mobil saja, ya. Ini masih sakit," imbuhnya sambil melirik objek yang semalam jadi sasaran tendanganku.
"Iya. Maaf udah bikin lo menderita."
Jujur, aku jadi merasa tak enak hati."Saya maafin. Lagian kali, saya yang bikin kamu teriak kalau udah nik---"
Plak!
"Aaaaoowww ... sakit woy!" teriaknya setelah lima jari tangan ini mendarat lengannya.
"Gue turun!" Bergegas pula aku membuka pintu mobil sembari menarik tumpukan undangan yang ada di dashboard dengan wajah memerah akibat malu. Tuh bocah, kalau ngomong suka blak-blakan juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesandung Cinta Juragan Jengkol (Kecantol) Siap Terbit
General FictionBlurb : Hanin Adika Gemintang, selalu berharap jika suatu hari bertemu dengan jodohnya itu, seperti kisah romantis yang ia buat di novel-novel hasil karyanya. Hingga suatu hari, sang mama memintanya ke kampung untuk bertemu pria yang hendak dikenal...