3. Perjodohan? Atau paksaan?💎

513 65 15
                                    

📍2,1k words📍
Happy reading~

Heeseung terbangun dari tidurnya, kerongkongannya terasa kering sekali, jadi ia memutuskan untuk mengambil minum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heeseung terbangun dari tidurnya, kerongkongannya terasa kering sekali, jadi ia memutuskan untuk mengambil minum. Saat ia ingin kembali tidur, dilihatnya sang ibu masih berada di luar sambil menatap langit penuh bintang.

"Ibu..." Panggil Heeseung, berharap ia tidak mengganggu ibunya.

"Ohh Heeseungie, kenapa kau terbangun nak?" Tanya Chaerin pada Heeseung yang telah mendudukkan diri di sebelahnya.

"Ibu sedang merindukan ayah? Heeseung juga." Tanya Heeseung sambil ikut memandangi bintang-bintang di langit.

Sepuluh menit hanya keheningan berada diantara mereka sampai Chaerin memberanikan diri untuk membuka suara.

"Dulu ayahmu tak pernah sekalipun menyakiti hati ibu, ayahmu selalu memperlakukan ibu bak ratu, dan kau pangeran manisnya yang berharga. Dulu ibu dan ayah berjanji untuk terus bersama sampai kau dewasa dan mendapatkan takdirmu sendiri." Mata keduanya menyendu, desiran angin malam membuat suasana makin terasa menyedihkan.

"I-ibu..."

"Heeseung-ah, ibu tahu ini sulit bagimu, ibu ingin kau mendapatkan sosok seperti ayahmu, yang dapat menyayangimu dan memperlakukanmu dengan baik, nak... Ibu sudah membuat janji dengan bibi Jihyo, kau tau dia kan?" Heeseung mengangguk mendengar perkataan ibunya, namun ia merasa ada yang mengganjal pada hatinya.

"Besok malam, mau bertemu dengan putra mereka kan? Ini semua demi kebaikanmu, Ibu tidak ingin kau hidup sulit seperti ini, Ibu sudah berjanji dengan bibi Jihyo untuk menjodohkanmu dengan putranya." Hati Heeseung mencelos, ia belum siap untuk ini.

"T-tapi... Bagaimana dengan kuliahku? A-aku hampir lulus bu, tidak bisakah menunggu aku sampai lulus dulu? Lagipula aku tidak mengenalnya, bagaimana jika ia tidak sebaik yang ibu kira? Bagaimana jika dia seorang pemabuk, suka balap liar, tukang selingkuh, mesum dan sebagainya? Bagaimana jika ia tidak tampan?" Heeseung merajuk berusaha membujuk ibunya agar berubah pikiran.

"Heeseung-ah, dia dari keluarga baik-baik nak, yahh walau ayahnya memang tidak setampan itu, tapi kamu bisa melihat secantik apa bibi jihyo kan? Lagipula kamu masih bisa melanjutkan kuliah setelah menikah, ibu malah tidak bisa menjamin jika kau bisa terus berkuliah dengan uang pas-pasan ini."

"Bagaimana jika ia benar-benar diluar ekspektasi ku?"

"Kau bisa menolaknya, ibu tak ingin memaksamu lagi, cukup temui mereka, dan keputusan tetap berada di tanganmu, ibu hanya ingin kau bahagia." Ujar Chaerin sembari memeluk anaknya dari samping dan mengusap kepalanya lembut membuat Heeseung mau tidak mau harus mematuhi ibunya.

Sementara itu Jay bersenandung kecil, perasaannya kembali membaik setelah bertemu dengan Jungwon, kekasihnya, yah walau kejadian tadi benar-benar membuatnya emosi, tetapi Jungwon benar-benar tau bagaimana cara memperbaiki moodnya. Jay masuk ke dalam apartment miliknya, mendapati seorang wanita sedang membaca majalah dengan anggunnya.

Metanoia | JayseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang