IS HE REAL?

742 149 2
                                    

PART 2
(Y/N)
DRUIG (eternals) X You (Readers)

Pria itu berjalan menuju meja makan sambil menatap sekitar. Ekspresinya tenang tanpa senyum sedikitpun. Beberapa oarang menyapanya dan hanya dibalas anggukkan ringan. Kamu masih terpaku menatapnya yang semakin mendekat. Begitu mata kalian bertemu, kamu menundukkan kepala.

Pria itu duduk di sebelahmu, di ujung meja layaknya sedang memimpin ritual. Beberapa orang yang tertinggal juga mulai mencari tempat duduk dan mulai menyantap makan malam mereka. Kamu mulai mengambil roti dan curry dengan canggung. Selera makanmu hilang karena pikiranmu disibukkan oleh pria di sebelahmu itu. Sedikit-sedikit kamu mengintip apa yang pria itu lakukan. Ia tidak makan, hanya minum dan memperhatikan sekitar. Kamu melanjutkan makan dengan gerakan lambat.

"Kamu sedang tidak enak badan?" Tanya Joana tiba-tiba mengejutkanmu.

Hampir saja kamu menjatuhkan sendokmu

"Um tidak. Aku hanya tidak selera makan" Jawabmu sambil tersenyum.

"Apa makanannya tidak enak?" Tanya pria disebelahmu tiba-tiba.

Kamu sangat terkejut dan kali ini dan benar-benar menjatuhkan sendokmu.

Kamu menatap pria itu dan waktu seakan-akan berhenti. Kamu kembali merasakan kenangan yang tidak asing yang pernah kamu alami dimimpimu beberapa tahun silam.

"Druig..." ucapmu lirih, masih terpaku menatap jauh kedalam mata pria itu.

Dia kelihatan sama terkejutnya denganmu tadi. Wajahnya yang semula tenang dan cuek berubah menjadi senang lalu berubah lagi menjadi penasaran.

"Bagaimana kam-"

"Aku harus kembali ke cabin. Aku ingin istirahat" ucapmu sambil menengok ke arah Joana. Kamu meninggalkan meja makan dan berlari ke cabinmu yang letaknya agak jauh. Langit sangat gelap. Tempat itu hanya disinari api obor dan kalau tidak hati-hati kamu bisa tersandung akar pohon. Kamu mendengar suara berisik dari arah belakang dan membuatmu berhenti sejenak untuk memperhatikan suara apa itu.

Dari kejauhan kamu melihat segerombolan orang berlari ke arahmu. Kamu terpaku sebentar dan menyadari bahwa orang-orang itu sedang mengejarmu dengan mata menyala. Kamu segera berlari masuk kedalam hutan melewati cabinmu yang sudah ada di depan mata. Dalam hati kamu merutukki temanmu yang sudah membuatmu pergi ke tempat ini. Bahkan kamu berpikir apakah kamu dijadikan tumbal untuk sekte sesat ataupun sejenisnya.

Kamu terus berlari masuk ke dalam hutan dan bersembunyi di semak-semak yang sangat lebat. Kamu berusaha untuk tidak bersuara. Keringat bercucuran dari dahimu, perutmu sakit, kamu ingin muntah karena takut. Segerombolan orang berlari melewatimu membuatmu sedikit lega karena tidak ketahuan hingga tiba-tiba kamu melihat sepasang mata menyala dari seorang wanita yang kamu kenal, Joana.

Ya. Joana menemukanmu, dan kamu segera berlari lagi tanpa berteriak. Kamu berlari jauh masuk kedalam hutan dengan rute memutar agar tidak bertemu gerombolan yang tadi sudah melewatimu. Kamu berlari dan berlari hingga tidak sengaja tersandung akar pohon dan membuat lututmu terluka. Sialnya lagi hujan mulai turun. Kamu terduduk sebentar untuk melihat lututmu yang terluka dan mengeluarkan banyak darah. Setelah membasuh lukamu dengan air hujan yang mulai deras. Kamu berlari pincang mencari tempat persembunyian.

Kamu menemukan batu besar dengan cekungan yang bisa menjadi tempatmu untuk bersembunyi. Kamu terduduk meringkuk kedinginan dan mulai memikirkan apa yang terjadi. Kamu kembali memikirkan sosok pria tadi yang tidak asing bagimu. Kamu mengenalnya, seperti teman lama dan kamu tidak mengerti kenapa dia bisa bertemu denganmu di sini.

Kenapa dia nyata?

To be continued

I Remember | Druig x reader (Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang