Woobin melangkahkan kakinya agak tergesa saat menerima pesan dari Serim
Brakk
Pintu studio itu bahkan ia banting dan tutup secara asal saking bersemangatnya
"Seriusan 50juta??!!!" Woobin berteriak pada teman-temannya yang sudah lebih dulu berada disana
"Buset, duduk dulu napa. Lo keliatan ngos-ngosan banget". Yohan menepuk sofa dipinggirnya sebagai isyarat, tapi Woobin malah bergerak ke sudut ruangan untuk mengambil air minum lalu duduk disebelah Allen
Haus coy!
"Mereka minta 14 lagu, acaranya mulai dari jam 9 malem dan kita harus stay disana sampe selesai, mungkin 2 harian"
"Terus?" Tanya Allen polos
"Woobin sama Yohan kan masih nyusun skripsi mereka, kasian gak sih len?". Serim bertanya dengan raut khawatir
"Yaelah gue kira apaan, gak masalah kok kalo gue. Lagipula kapan lagi coba band kita diundang di acara gede gini". -Yohan
"Dua hari dapet sepuluh juta per orang, biasanya sepuluh juta masih dibagi lima lagi kan. Ambil aja, hyung. Skripsi bisa ntaran". Woobin juga sependapat dengan Yohan
Serim terlihat mengangguk tapi raut khawatir masih tercetak jelas diwajahnya
"Lo kenapa sih, Rim? Mereka bilang gak masalah kok". -Allen
"Sebenernya, hari kedua acara itu tuh anniv gue sama Wonjin yang ke dua tahun tiga bulan"
"Dua tahun tiga bulan lo kata anniv??"
Serim mengangguk lagi
"Gue emang rayain tiap bulan"
Tiga pria lain disana menggeleng geleng tidak percaya
"Bikin surprise malemnya aja, lo kan bakal dapet sepuluh juta nantinya"
"Tapi biasanya gue ambil cuti biar bisa seharian sama Wonjin"
Allen menepuk jidatnya, Yohan menggeleng geleng sedangkan Woobin justru jadi merindukan seseorang
...
Jungmo baru bangun dari tidur siangnya saat bel apartemen itu berbunyi
"Hai"
"Eum?" Respon Jungmo yang masih setengah sadar
"Mau mampir, boleh?"
Jungmo mengangguk, membuka pintunya lebar-lebar agar Woobin-orang yang tadi memencet bel- bisa masuk
"Duduk dulu ya bin, gue mau cuci muka bentar"
Woobin duduk di sofa, menunggu Jungmo kembali
"Nih minum, kulkas gue isinya cuma jus buah sama susu. Lo kan yang naro". Pria kucing itu kembali dengan dua botol minuman yang langsung ia serahkan pada Woobin
"Lo baru bangun?"
"Huum"
Meskipun sudah mencuci mukanya, Jungmo masih sangat mengantuk saat ini
"14253"
"Hah?"
"Kode unit gue, kalo Woobin ntar mau mampir lagi tinggal masuk aja" Ucap si meong sambil merebahkan tubuhnya di sofa yang paling panjang
"Thanks mo"
"eum"
"Lo kayanya masih ngantuk banget, apa gue balik aja?"
Jungmo langsung terduduk saat mendengarnya
"Jangan, gak ngantuk kok"
Respon cepat Jungmo itu membuat Woobin terkekeh gemas
"Lo emang sering tidur siang gini mo?"
"Enggak, tapi dari tadi subuh gue muntah terus. Morning sickness"
Woobin terbelalak kaget, ia lupa kalau orang hamil pasti akan mengalami fase ini
"Sorry"
"Buat apa?"
"Lo jadi gini gara-gara gue" Pria beruang itu menunduk "Andai rasa sakitnya bisa dibagi dua atau dipindah gitu ke tubuh gue mo"
Jungmo sebenarnya tidak tega melihat Woobin seperti ini, tapi entah darimana asalnya ia jadi punya pikiran untuk mengerjai Woobin
"Orang kurus kaya gue gini harus nanggung bayi selama 9 bulan, padahal angkat galon aja gue engap bin"
Woobin mengangkat kepalanya dan menatap Jungmo sedih
"Sekarang mau tidur aja susah, makan apapun pasti dimuntahin lagi. Rasanya kaya mau mati"
Kini lengan Jungmo digenggam
"Sorry mo.. Sorry". Woobin mengecup lengan itu berulang-ulang "Maafin gue"
Melihatnya, Jungmo tertawa
"Hahaha gak kok bin, belum senyiksa itu"
Tapi tawanya tidak mengubah raut wajah Woobin
"Be-beneran bin, gue bercanda doang. Morning sickness emang nyiksa tapi ga sampe mau mati hehe"
"Beneran?"
"Huum". Ia mengangguk ribut
Sejujurnya morning sickness yang Jungmo alami selama dua hari berturut-turut itu memang menyiksa, tapi ia bingung juga bagaimana harus memberitahu Woobin. Pria itu pasti khawatir berlebihan dan hilang fokus pada skripsinya
"Woobin kesini mau ngomongin sesuatu kah?"
"Eh, iya". Teringat kembali akan tujuan utamanya datang kesini, Woobin meraih sesuatu dalam saku jaketnya "Gue bakal pergi selama dua hari". Ia menyerahkan sebuah brosur pada Jungmo
"Te-terus?"
"Acaranya dipinggir pantai, siapa tau lo mau ikut"
Ya, setelah melalui perdebatan panjang serim vs anggota band yang lain, akhirnya mereka memutuskan untuk membawa serta Wonjin dalam tur dan Woobin jadi berpikiran untuk mengajak Jungmo juga
"Kenapa Woobin ngajak gue buat ikut?"
Benar juga, kenapa ya..
"Hehe ya siapa tau lo butuh refreshing"
Jungmo mengangguk, ia melihat brosur ditangannya lalu tersenyum tipis
"Kayanya gue gak bisa, makasih banyak yaa tapi di tanggal itu gue ada kelas"
Ah :(
"Yyaudah gak apa-apa hehe"
"eum"
Jungmo sebenarnya ingin ikut, tapi ia tidak mungkin meninggalkan kelas untuk alasan refreshing semata. Ini semua karena ia pernah mengambil cuti satu semester, ia tidak bisa lulus berbarengan dengan Woobin.
"Oh ya, lo gak ada ngid- kepengen apaan gitu?"
Akun gembokan milik Woobin aktif 24/7 di twitter untuk memantau barangkali Jungmo men tweet ngidamnya, tapi akun Jungmo sudah dua hari ini bertuliskan 'Rest'
"Ada sih.." Jungmo menelan ludahnya "tapi kayanya gak usah"
"kebiasaan banget, tinggal ngomong doang padahal"
"mending gak usah deh bin"
Woobin mencebik, ia menempelkan telinganya pada perut rata Jungmo lalu mengangguk kecil seolah ada yang membisikinya sesuatu
"Kata babynya kalo lo gak ngomong, dia bakal ileran mo"
"Bohong banget"
"Serius, kok lo nuduh anak sendiri bohong sih". Pria beruang itu menggeleng geleng
"Ahaha oke gue percaya"
"Oke, jadi pengen apaan?"
"cuddle"
"Eh?"
EEHH
KAMU SEDANG MEMBACA
BEST MISTAKE
FanfictionTerbangun tanpa busana di unit apartemennya, Jungmo dan Woobin dihadapkan pada situasi sulit saat sebuah benda pipih menunjukkan dua garis merah. Bodohnya, itu adalah saat pertama kali Woobin tahu bahwa Jungmo merupakan seorang Krys. Krys, sebutan u...