MBTI = MNKH (Real acc)

171 25 13
                                    

Seorang pria jangkung dengan tangan yang ia masukan kedalam saku jas berdiri memandang altar pernikahan berdekorasi serba putih didepannya

"Takjub banget lo kayanya"

Minhee -pria jangkung tadi- menoleh kearah Yohan yang baru saja datang bersama Hyeongjun

"Iya lah buset dekornya cakep banget"

"Siapa dulu yang desain? Song Hyeongjun". Hyeongjun tidak ketinggalan untuk membanggakan dirinya sendiri

Minhee mengangguk tanpa sadar, ia juga memuji Hyeongjun dalam hati. Dekor itu, bagaimana ya mengatakannya.. itu tampak hikmat? menenangkan? sakral?

"Seriusan bagus. Apalagi nanti mempelainya bakal janji sehidup semati disana". Minhee bergumam, tidak cukup pelan hingga masih dapat terdengar oleh dua orang disampingnya

"Wah lo kayanya kudu buru-buru nikah sih, keliatan banget auranya"

Dan ucapan Yohan itu disambut gelengan "Bercanda mulu, nikah sama siapa coba?"

"Nih bocil sebelah gue". Yohan menunjuk Hyeongjun, direspon kekehan oleh si pria jangkung

"Mana mau dia sama gu-"

"KATA SIAPA?"

Minhee dan Yohan kaget mendengar Hyeongjun yang tiba-tiba berteriak

"Nahkan" kata pertama yang keluar dari bibir sang drumer

"Jun??"

"Gu-gue mau ngurus cake dulu disana". Hyeongjun kabur dengan cepat sebelum wajahnya makin memerah















"Gi-gimana penampilan gue?". Tanya Jungmo gugup pada Wonjin didepannya

"Perfect. Kaya orang mau nikah" kekehnya

Wonjin kemudian membetulkan lengan jas yang dikenakan Jungmo "Jangan dimainin dong lengannya, ntar kusut"

"Lo dulu grogi juga gak sih pas nikah sama kak Serim?"

Wonjin mengangguk sebagai jawaban

"Cara ngatasinnya gimana?"

Pria Ham itu berhenti membetulkan lengan jas Jungmo, lalu membuat pose berfikir

"Ciuman"

"Ngaco"

Wonjin terkekeh lagi "Serius, nanti pas udh ciuman di altar juga groginya ilang"

Tidak membantu, ciuman di altar kan artinya mereka sudah sah. Apa yang harus Jungmo lakukan sebelum saat itu?

"Udah jangan dibayangin"

"Gue gak ngebayangin apa-apa". Ia menggeleng cepat

"Iyaa iyaa, rileks aja toh nikahnya sama Woobin hyung kan? Dia gk bakal gigit...." Canda Wonjin sembari memasangkan pin bunga kecil di saku kanan jas Jungmo

"...seenggaknya sekarang, gk tau deh kalo ntar malem". Lanjutnya sambil terkekeh lagi

-Sementara di ruang sebelah-

"Gak usah dihapalin, nanti tinggal jawab iya iya  aja". Serim si yang sudah berpengalaman menikah duduk disebelah Woobin

"Semangat, jangan malu-maluin" Allen yang duduk didepannya juga berkata setelah memindai wajah gugup Woobin

"Kok gue bisa gugup banget padahal tamunya cuma 20 orang?"

"Namanya juga nikah, lo gugup karena bakal ajak Jungmo hidup bareng selamanya didepan tuhan"

Oh sejak kapan Serim jadi bijaksana

"Orang tuanya Jungmo beneran gak bisa dateng ya? Terus yang bawa dia ke altar siapa?". -Allen

Woobin menatap pantulan dirinya sendiri di cermin, ia merasa bersalah karena harus mengambil Jungmo dari orang tuanya tanpa mereka bahkan bisa hadir disaat terpenting itu.

"Ibu Jungmo gak bisa ditinggal, pamannya yang ambil Alih"

"paman?"

"Iya, tadinya gue udah usul untuk gak ada acara jalan ke altar gitu karena kita berdua kan sama sama eumm ya, cowok"

Satu alis serim terangkat

"Tapi jungmo bilang dia mau mau aja jalan ke altar ala wedding orang pada umumnya"

"Lho bentar, lo dulu nikahan kaya gimana deh rim? Tolong banget gue butuh pencerahan" -Yohan

"Gue sih gendong gendongan sama wonjin biar nyampe altar"

"Agak lain ya" -Allen

Woobin berdehem kecil

"GUE GUGUP BANGET"

































"Saya mengambil engkau Koo Jungmo menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga dalam senang maupun sedih, lapang maupun sempit, tangis maupun tawa, serta sehat maupun sakit dimulai dari sekarang hingga selama-lamanya. Saya juga berjanji atas apapun yang saya miliki, bahwa saya akan setia, bekerja keras, lebih rajin lagi bersih-bersih dan akan dengan suka rela memasak apapun yang engkau mau makan"

"Janji pernikahannya kok agak dimodif ya" bisik Hyeongjun, tidak cukup pelan hingga mengundang kekehan seluruh orang disana

Jungmo mengangguk setelah berusaha menahan tawa

"Eum, oke Seo Woobin. Saya juga mengambil engkau sebagai suami saya. Di hadapan seluruh orang yang ada disini, saya berjanji untuk memiliki dan menjaga engkau dengan sepenuh jiwa saya, saya berjanji menjadikan engkau satu-satunya di dalam dada, senang maupun sedih, lapang maupun sempit dan sehat maupun sakit"

"SAH"

























































Aduh maaf bgt begini doang huehueee aq gbisa byngn org nkhnn





"Kok di janji pernikahannya gak ada kata 'Mencintai' ya?"

Changkyun di belakang sana bergumam kecil













BEST MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang