4. Ulang Tahun

1.9K 216 49
                                    

[REVISI]

Dan di sinilah Hekala sekarang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dan di sinilah Hekala sekarang.

Memakai pakaian serba mewah kembar tiga sesuai apa yang dikatakan Jevan waktu di sekolah. Hekala harus berada di suasana ramai kembali. Suasana yang selama ini dia benci. Tidak ubahnya tempat yang mengingatkannya tentang luka. Kenangan masa lalu dan rasa sakit.

"Happy birthday sayang."

Ucapan demi ucapan selamat berdengung di telinganya. Hekala menatap kue besar nan indah yang nampak simple dipotong lembut oleh tangan Marko yang sebelumnya lilin ditiup secara bersamaan oleh Marko, Johnny, Anne dan Jevan. Hekala? Sudikah dia harus melakukan hal tidak berguna seperti itu.

"For my mom.."

Anne tersenyum mendapat suapan kue pertama dari anak sulungnya. Kecupan halus mendarat di pipi Marko dan mereka saling bertukar.

Lalu yang kedua, kue itu membuat Hekala mendengus. Ayahnya orang kedua itu. Hekala merasa jengkel luar biasa ketika pelukan hangat Marko terima.

Hekala hampir tidak pernah mendapatkan hal seperti itu. Entah kenapa timbul rasa panas di dadanya namun dengan cepat langsung dia tepis jauh-jauh.

Sebisa mungkin wajah Hekala harus terlihat excited di hadapan tamu-tamu dan awak media. Terlalu memuakkan tapi apa buat, Hekala harus seperti ini sebelum nyawanya bisa saja diterjang dengan comentar jelek dan hate-an karena wajah suramnya di hari ulang tahun si sulung yang notabene adalah kakak tirinya.

"Thanks dad, you always be my favourite after my mom!"

Hekala memutar bola matanya malas ketika melihat kado ulang tahun yang diberikan Johnny kepada Marko.

Demi Tuhan, Hekala tidak merasa iri sama sekali. Hanya saja, ayahnya itu rela memberikan surat tanda kepemilikan yang jelas-jelas dulu atas namanya dan sekarang sudah berganti pihak. Dan juga kunci mobil keluaran terbaru yang dikirim langsung dari Milan.

Hekala sungguh tidak habis pikir.

Tepukan keras mengalun dari semua tamu undangan. Nyanyian indah yang langsung disewa dari penyanyi aslinya membuat suasana semakin meriah.

"Let's take pictures."

Dari sejak sekian pagi sampai sekarang, ini yang paling Hekala benci, berfoto bersama. Tangannya sudah mengepal erat merasa marah dan benci secara bersamaan. Tidak ada alasan tertentu namun setiap harinya Hekala merasakan ketidak sukaannya.

Dengan wajah datar kaki Hekala bergerak pelan meninggalkan lantai yang dijadikan podium tempat Marko meniup lilinya dengan semangat.

"Eitss bro mau ke mana?" Nata muncul menghadang tubuhnya yang ingin melangkah keluar. Menahan dada sahabatnya tersebut dan kembali mendorong ke tempat acara yang sukses membuat sang empu memberengut.

"Apasih Nat."

Hekala menepis tangan Nata kasar. Tolong katakan pada Nata suasana hatinya tengah tidak bersahabat. Hekala muak dengan tempat ini, rasanya ingin menjauh dan tidak akan sudi lagi menginjakkan kaki di sini lagi.

hope and less ; haechan ✓Where stories live. Discover now