Musuh dan Temanku (2)

29 5 6
                                    

Penulis: Aku Bukan Syafira

Jumlah kata: 364


Hari pertamaku bekerja di perusahaan ini. Pengalamanku yang kedua bekerja di perusahaan pembuatan suku cadang kendaraan bermotor. Harusnya aku merasakan ketegangan yang menyenangkan menghadapi lingkungan baru, ilmu baru, tantangan baru, tapi semua mendadak berubah ketika aku melihat satu nama di dalam daftar karyawan perusahaan, Alexander. Sebuah nama dari masa lalu.

Harusnya aku bisa menjadi akrab dengan Alex mengingat kami berasal dari almamater yang sama, tapi takdir membawa masa lalu kami melalui persimpangan jalan yang buruk. Aku berkelahi dengannya saat masa pendidikan, lumayan ramai di hadapan banyak orang. Dan kini setelah 3 tahun berlalu aku bertemu lagi dengannya, luar biasa tak terbayang akan jadi apa hubungan kerja kami nanti.

Pikiranku sudah menerawang bagaimana caranya agar aku bisa bekerja dengan tenang tanpa harus berhubungan dengan Alex, tapi ternyata pekerjaan kami berkaitan erat. Alex di teknikal dan aku di produksi, aku membutuhkannya di desain produk, dan dia membutuhkanku untuk merealisasikan produk itu.

Kami sama sekali tidak berjabat tangan pada saat atasanku membimbing oritentasi, mengenalkanku ke seluruh bagian. Alex sama sekali tidak mau menatapku, berkata pun tidak. Angkuh sekali, rasanya ingin kutonjok wajahnya saat itu juga, tapi aku tahu diri, aku orang baru di perusahaan ini. Kurasa tinggal menunggu bom waktu sampai kami berkelahi lagi dan aku hanya tinggal menjalani hingga masa itu tiba.

Meskipun berulang kali aku coba menghindar, tapi tetap takdir membawa kami untuk selalu bertemu di setiap kegiatan perusahaan, dalam rapat, dalam perjalanan ke luar, dan entah siapa yang memulai lebih dulu kami akhirnya mengobrol, begitu juga di pertemuan berikutnya, tapi tidak pernah membahas pertengkaran di masa lalu.

Hari berganti, beberapa tahun kami lewati. Dari kami masih bujangan, hingga masing-masing memiliki pasangan, menikah dalam waktu berdekatan. Dalam pekerjaan kami mendapat kenaikan promosi jabatan bersama hingga akhirnya kami mengundurkan diri dari perusahaan dalam waktu bersamaan.

Aku dan Alex terpisah, kami bekerja di perusahaan berbeda, di kota yang berbeda. Pernah aku mendekati atasanku, memberi rekomendasi, mengatur jadwal wawancara agar Alex bisa bekerja bersamaku, dia memiliki kompetensi yang bagus, tapi sayangnya atasanku memiliki pandangan yang berbeda.

Meskipun pada akhirnya kami terpisah, tapi aku mensyukuri jalannya takdir. Tidak terbayang bila aku tidak bertemu lagi dengan Alex, mungkin hingga kini masih tertanam satu kebencian dari kenangan masa lalu di hatiku.

Event CermintriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang