Nama Penulis: Samaran
Jumlah Kata: 401“Ayolah, kamu percaya kepadaku? Aku pasti kembali dengan membawa kalung virgo itu lagi.”
Aku menggenggam liontin kalung yang kukenakan, dengan menunduk diri ini terdiam.
“Apa kamu tidak percaya kepadaku, Nirmala? Kamu lupa jika aku pernah menyelamatkanmu di saat kamu tenggelam ke dasar laut ini? Bukankah kita saling mencintai?” Alexza terus meyakinkanku. Ia kali ini naik ke atas dermaga kecil ini dengan ujung ekor yang masih berada di dalam air. “Sebelum bulan purnama, aku janji akan kembali.”
“Tapi, bukankah aku sudah bilang jika kita beda, aku manusia dan kamu ialah seekor siren. Kita nggak akan bersatu!” ucapku dengan nada sedikit meninggi.
Alexza kini menatapku lekat, kedua tangannya menggenggam tanganku. “Izinkanlah aku merasakan bagaimana jadi manusia. Aku mohon ... apakah kamu benar-benar sudah melupakanku dan tidak mencintaiku, Nirmala?”
Aku kembali bimbang, sudah banyak hal yang diberikan Alexza dan aku pun sangat mencintainya. Aku harus membalas semua yang dilakukan dia. “Baiklah, sebelum bulan purnama kamu harus kembali! Tujuh hari! Aku mohon tepati janji!” Aku langsung memasangkan kalung virgo kepada Alexza.
“Janji!”
Sejak saat itu aku menjadi seekor siren dan Alexza menjadi manusia. Aku telah meminta izin kepada kedua orang tuaku untuk berlibur di luar kota agar mereka tak khawatir.
Kalung vigo, aku ialah satu-satunya manusia pemiliki kalung virgo yang bisa membuat siren menjadi manusia apabila memakainya. Rahasia ini pun Alexza yang memberitahunya kepadaku.
Waktu terus berlalu. Hingga malam ini ialah malam terakhir untuk kami kembali ke dunia masing-masing, jika Alexza terlambat maka aku akan menjadi siren seutuhnya.
Aku terus menanti di bawah laut dermaga ini, air mata menjadi mutiara, harapan menjadi angan. Hingga janji yang tak pernah ditepati. Sudah lebih dari 10 hari Alexza tidak menemuiku.
Aku terus menanti, hingga suatu hari aku melihat kedua orang tuaku menangis di tepi danau dengan membawa sebuah guci yang biasa digunakan untuk menyimpan abu jasad yang telah meninggal.
Diri ini sembunyi di bawah dermaga. Aku terus menatap sosok yang sangat kurindukan itu.
“Selamat tinggal sayang, semoga kamu tenang bersama air.”
“Nirmala Aysetya. Kami melepaskanmu dengan penuh rasa kasih sayang.”
Bagai dihantam kuat, siapa yang mereka maksud? Apa mereka telah menganggapku meninggal? Apa ini semua permaianan Alexza? Aku telah lenyap. Ya, aku lengap di mata dunia.
Mutiara terus keluar dari mata ini. Sesak dadaku, hancur duniaku. Ini ialah akhir dari penantianku menunggu Alexza. Akhir segalanya, untuk apa aku kembali, jika dunia telah menganggapku mati?
Inilah akhir dari penantian panjangku. Sekarang aku hidup menjadi siren tuk selamanya. Aku seekor siren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Event Cermintri
RandomEvent membuat cerita mini dalam waktu tiga hari dengan tema yang telah ditentukan.