Let Me Be Reborn (18+)

Alba02

Saya memeriksa lokasi toko serba ada di ponsel cerdas saya dan menuju ke halte bus terdekat.

Masih agak berat untuk berjalan karena cuaca dingin.

"Lihat kakak di sana itu. Dia sangat tampan."

"Benarkah? Dimana? Wow, tampan."

Saat saya berdiri di halte bus, saya mendengar obrolan ringan dari siswa sekolah menengah yang lewat.

Apakah kamu bicara padaku?

Aku dengan ceroboh mengalihkan pandanganku dan gadis-gadis itu berlari dengan malu-malu.

Ya ampun!

Tampan.

Aku belum pernah mendengar yang sesingkat itu sebelumnya dalam hidupku.

Aku tampan seperti itu.

Saya mendengar sesuatu yang belum pernah saya dengar selama lebih dari 40 tahun saat hidup sebagai Lee Jungwoo, dan saya mengubahnya menjadi Lee Dou Hoon dalam 10 menit.

Dilahirkan kembali adalah saat yang sangat saya rasakan.

Terima kasih, siswa. Aku akan ke surga. Surga itu nyata.

Terinspirasi oleh pandangan positif di sekitar saya, saya merasakan banyak kekuatan di pundak saya.

'Inilah rasanya hidup dengan wajah tampan.'

Para wanita menatapku dan tersenyum, dan para pria mengernyit.

Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya.

Sejauh ini, hanya ketika orang mendapatkan perhatian mereka, mereka menduduki peringkat pertama di sekolah dan naik ke dek observasi. Yang lain selalu dianggap tidak terlihat.

Pria memandang saya dengan mudah karena saya kecil, dan wanita bahkan tidak menganggap saya sebagai pria.

Setiap kali saya berjalan di jalan dengan istri saya yang cantik, saya selalu mendengar gosip di belakang saya.

Lihat, dia punya banyak uang.

Apa yang Anda, seorang dokter?

Tapi tidak lagi.

Saya Lee Do-hoon dari 185, bukan Lee Jeong-woo dari 158 Chuan.

Tubuh saya penuh dengan kepercayaan diri yang kuat yang belum pernah saya rasakan sebelumnya dalam hidup saya.

Usia ketika wajah mendominasi kecerdasan.

Dunia di mana tubuh merusak Spec.

Menjadi tampan adalah saat saya menyadari bahwa itu bisa menjadi kekuatan.

Bus yang kami tunggu telah tiba. Ketika saya naik bus, langit-langitnya terasa sedikit sempit. Lingkaran berdiri yang saya perjuangkan di sekolah juga terlihat sangat rendah. Yang bisa saya lihat hanyalah kepala hitam orang-orang. Tidak ada seorang pun di bus yang lebih besar dari saya. Dia juga merasakan rasa superioritas yang aneh.