2.Kejar-Kejaran

32.9K 2.5K 33
                                    

°°°🐳°°°


"KRINGHHH!!!" Jam istirahat berbunyi.

Anak-anak di SMA Cempaka heboh, karna Rasi dan para babunya-- eh salah, maksudnya pasukannya, memasuki setiap kelas mulai dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas.
mulai dari kelas bahasa sampai kelas ips.

Kini yang terakhir, yang belum ia datangi adalah kelas 12 IPA 3. kelas terakhir yang letaknya paling ujung timur, dekat ruang laboratorium.

Rasi berjalan paling depan, Gara berjalan di belakang Rasi diikuti Arka, dan Zayn yang berjalan berdampingan dipaling belakang.

Zayn menyiul-nyiul tampan. gimana ya? mau dibilang sok ganteng tapi emang ganteng. Ganteng sejak lahir lebih tepatnya.

Sedangkan Arka berjalan sambil memegang sapu yang cowok itu ambil dari kelas 12 IPS 1 tadi. enggak tau juga apa gunanya. emang dasar culametan banget tangannya.

"Woy woy! minggir lu pada! orang ganteng mau lewat. lo lo pada, yang jelek pada minggir dah!" Pekik Arka, sontak membuat anak-anak yang ada di depan IPA 3 menyingkir, memberi jalan.

"Apaan sih lo! malu-malu in gue aja, malu Ka sama Rasi. dia yang ganteng lo yang pede." Ujar Zayn.

"Lah, emang gue ganteng. buktinya banyak yang bilang gitu." ujar Arka dengan tingkat kepedean setinggi angkasa.

"Siapa?" Tanya Zayn.

Arka menyengir kuda. "Mak gue, hehe." Zayn hanya memutar matanya jengah. serah deh, orang waras diem.

"Ada yang namanya Sierra dikelas ini??" Tanya Rasi saat mereka sampai di pintu 12 IPA 3.

"Bentar gue cariin anaknya." kata salah satu siswi bernama Tania. yang punya julukan sebagai 'Toa kelas'.

"WOY SIERRA! LO DICARIIN NOH DIDEPAN." nah kan, baru juga dikasih tau.

Semua anak-anak dikelas menoleh kearah Tania. tak terkecuali cewek yang tengah menelungkupkan kepalanya diatas meja.

Sierra mendengus kesal. nggak bisa pelan dikit apa suaranya. kesel banget, baru juga mau tidur. nggak tau apa kalau Sierra lagi cape, habis disuruh bersihin toilet sama pak Antok tadi.

Sierra bangun dari duduknya. "Siapa?" tanyanya lesu. dengan langkah gontai ia berjalan keluar kelas.

"Rasi." jawab Tania.

Langkah kaki Sierra berhenti mendengar ucapan Tania. tunggu, siapa tadi, Rasi? bukan Rasi yang itu kan? nggak mungkin lah, lagian nama Rasi kan banyak, bukan dia doang.

Sierra mengintip lewat jendela kelas. dan yak, bola matanya menangkap sesosok makhluk gaib bin ngeselin yang ia temui tadi pagi.

"Tania plis! bilang sama dia kalo nggak ada yang namanya Sierra dikelas ini." Sierra mengguncang-guncangkan lengan Tania.

"Lah, gimana sih?"

"Udah cepetan! bilang aja nggak ada yang namanya Sierra."

"Lo nyuruh gue ngibulin Rasi? ogah ah! males banget gue. bisa berabe gue kalo sampek ketahuan boongin dia." Tania bergidik ngeri membayangkan mukanya akan ditonjok oleh Rasi kalau sampai ia ketahuan berbohong.

"Ayolah Tania! pliss, kali ini aja deh, suerr. kalo bukan lo, siapa yang mau bantuin gue?" Sierra memelas.

"Anya?"

"Dia kan gamasuk bego."

"Iya juga sih."

"Oke. gue bantuin, apa imbalannya?"

Sierra mengerutkan keningnya tampak berpikir sejenak. "Gue traktir dikantin nanti "

"Nggak deh--"

"Sepuasnya." sambung sierra.

A R A S I [TERBIT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang