Meminta Kejelasan?

263 43 4
                                    

Sebelumnya..

"Cepet-cepet Kal telepon si Arian gue udah gak sabar pengen ngegap si bajingan itu." Seru Devita dengan menggebu.

Kala yang mendengar itu memutar bola matanya malas, tapi dalam hati deg-degan, berbagai pikiran hinggap di otak kecilnya.

"Iya iya iya ini lagi dihubungi kok." Kata Kala dan langsung saja dia fokus ke ponselnya untuk menghubungi Arian.

Saat panggilan vidio terhubung Kala merapikan penampilannya sambil mengaca di layar ponselnya.

Tut.. tut.. tut.. tut..

Suara dering panggilan terhubung seakan menggema ditelinga kelima gadis itu sambil menanti panggilannya diterima.

"Hallo"

o0o

"Hallo" suara di sebrang menginteruksi mereka berlima langsung berpandangan.

"Hai Ian.." sapa Kala dengan tersenyum tipis.

"Kamu dimana itu? Kok bukan dirumah sih?" tanya cerocos Arian.

Kala menatap temannya dan Melati ngisyarat Kala itu untuk mematikan mode suara panggilan.

"Matiin mode suaranya." bisik Melati.

Kala mengedipkan lalu menon-aktifkan mode suaranya dan saat hendak bertanya tapi didahului oleh Aluna yang seolah mengerti ketidakmengertian Kala.

"Gue barusan lihat Arian sebelum dia ngankat telepon lo dia kebelakang dan gak ngangkat disamping ceweknya." terang Aluna

"Terus gimana dong?" tanya Kala kebingungan.

"Gini aja lo jawab dulu lagi ningkrong sama kita-kita, terus tanya 'itu kok bukan tempat tongkrongan kamu yang biasa' , kesana terserah lo aja." saran Melati.

"Iya yang penting kita bisa ngegap si banjingan itu." ucap Devita.

"Oke deh gue aktifin lagi ya." Dan Kala mengaktifkan mode suaranya kembali.

"Hai maaf ya barusan temen aku manggil." serobot Kala seolah dia tak mengijinkan Arian menanyakan tentang menon-aktifkan mode suara.

"Oh gitu ya, kirain ngapain aku udah overthiking loh sama kamu." ucap Arian sambil terkekeh

"Yee emang ngapain coba?" canda Kala.

"Mana kutahu." balas Arian

"Eh kamu lagi dimana tuh kok beda sih? Bukan tempat tongkrongan kamu biasanya?" tanya Kala tak lupa menggigit bibirnya menanti jawaban apa yang akan diberikan Arian.

Arian melirik sekitar dan menggaruk kepalanya, "ini ya.. aku lagi dicafe temen.. ya temen, emang kenapa?" tanya balik Arian.

Kala menatap layar ponselnya terdiam beberapa saat, "oh enggak sih agak aneh aja." kilah Kala

"Kamu kali yang aneh ah." sangkal Arian.

"Aku aneh? Gak salah tuh?" sindir Kala.

Arian yang mendengar itu hanya tersenyum tanpa dosa.

"Eh itu dimana kok sepi? Katanya lagi nongkrong?" tanya Kala sengaja.

Arian melirik sekeliling, "oh ini di toilet sayang."

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang