A Threat

80 14 2
                                        

"Runaway House," ungkap Tae gu. Ketiganya hanya bisa terpesona dengan mulut yang terbuka.

Tae gu memarkirkan mobilnya di bawah lalu mengajak yang lain untuk keluar. Tae gu mulai mrngangakat barang mereka satu persatu.

"Bantu aku," ujar Tae gu, ia menaikan koper Yeon hong menuju rumah itu. Jung hyun langsung bergerak dan membantu Tae gu untuk menaikkan barang barang mereka.

"Apa temanmu akan membayar?" Tanya Tae gu, pandangannya tertuju oada Hye sun.

"Tidak, dia tamuku," balas Jung hyun dengan yakin. Tae gu mengangguk mengerti lalu masuk ke dalam dengan barang barang yang ia bawa.

Setelah semua orang selesai membersihkan diri, sekarang adalah waktunya membagikan kamar.

"Bangunan Jung hyun dan aku ada di sebelah kiri punya kalian ada di kanan," atur Tae gu.

"Ambil saja kamar yang kecil karena kita hanya satu orang per kamar jadi percuma kalau kita pakai ruang tidur utama untuk diri sendiri," lanjut Tae gu.

Keempatnya berpencar ke kamar mereka masing masing.

Yeon hong berbaring terlentang di atas ranjangnya. Ia merasa lelah dan lega, "akhirnya ketenangan" fikirnya.

Ia menatap ke langit langut ruangan sambil bernafas dengan tenang. Tapi di tengah keheningan itu, terdengar dering handphonenya.

"Apa lagi," Yeon hong membuang nafasnya dengan kencang, lalu mengangkat panggila itu.

"Sial, anak ini, aku perlu seorang cucu, berikan aku cucu!" Teriak wanita itu.

"Hya, kamu datang entah dari mana, dan tiba tiba minta cucu, anda sudah gila?!" Tolak Yeon hong.

"Sial! Kamu lebih baik berikan aku seorang cucu atau aku akan ungkit masa lalu mu dasar anak durhaka, aku sudah menjodohkan sebelumnya, dan kamu malah melarikan diri dan balas dendam, brengsek!"

Yeon hong terdiam menahan air matanya, apa karir yang selama ini ia bangun akan hancur begitu saja?

"Aku memberimu waktu 2 hari, dan jika kamu tidak menikah, kamu akan hancur bersama adikmu, mengerti?"

"Iya eomma," jawab Yeon hong pelan.

"Dan satu hal lagi, adik tak tahu dirimu akan kujodohkan dengan adik tiri perusahaan sebelah agar aku bisa mendapatkan aliansi, aku akan menikahinya esok hari," jelas wanita tersebut tak peduli.

"Eomma, aku akan menikah tapi jangan Jung hyun, eomma! Halo! Eomma!" Yeon hong terus memanggil tapi ibunya sudah memutuskan panggilan mereka.

"Apa apaan ini?!" Yeon hong menemukan dirinya duduk di pinggiran ranjang dengan tatapan kosong. Ia sudah terbiasa dengan ibunya, tapi bukankah kali ini terlalu berlebihan?

"Sekarang aku harus menikahi siapa?" Dia bertanya pada dirinya sendiri, merasa aneh.

"Tok tok tok," terdengar suara ketukan pintu dan pintu itu terbuka.

"Ini, aku membuat kopi," Tae gu masuk dan menaruh secangkir kopi di meja Yeon hong.

"Kamu?" Bisik Yeon hong, sambil memperhatikan Tae gu.

"Ye-?" Tae gu bingung.

"Aku perlu bantuan mu," jelas Yeon hong.

"Apa?"

"Nikahi aku," ungkap Yepn hong dengan jelas dan lantang sambil berjalan ke arah Tae gu.

"Kau bercanda?" Tanya Tae gu tidak percaya.

"Ya sudah, aku akan jelaskan semuanya," Yeon hong mulai menjelaskan.

🏞

🧳

RUNAWAY HOUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang