3

148 33 0
                                    


|Happiness|
_____________________________


Seorang pemuda dengan tas jinjingnya tengah memasuki apartemen miliknya lalu dengan sembarangan ia melemparkan tas nya ke sofa.

Pemuda tersebut berjalan menuju dapur guna mengambil air untuk ia minum,tangan nya bergerak membuka pintu kulkas yang didalamnya hanya terisi minuman dingin dan minuman bersoda.

Ting..

Saat sedang asik menikmati air dingin yang membasahi kerongkongan nya, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi menandakan jika ada pesan yang masuk,ponsel yang semula berada di kantung seragamnya kini telah berada di genggamannya.

Ia membuka pesan dari temannya itu dan matanya membulat ketika membaca pesan tersebut.

Wildan
Erika masuk rumah sakit,Lo cepetan kesini
Send location 📍

Dengan secepat kilat,pemuda itu berlari mengambil kunci motor yang sempat ia lempar ke meja ruang tamu nya dan tanpa mengganti pakaiannya ia berlari keluar apartemen menuju lokasi rumah sakit yang tadi teman nya kirimkan.

Pikirannya tiba-tiba kalut,ia berharap semua baik-baik saja.

~~~

Harapan Sheila untuk segera pulang dan beristirahat di rumah sepertinya sedikit tertunda karena di tengah-tengah jalan tiba-tiba saja motor nya kehabisan bensin.

Dia sedikit menyesal tadi sebelum berangkat tidak mengisi bensin dahulu,memang bensin nya ini sudah sekarat sejak kemarin tapi ya karena dia yang sedang tak kemana-mana dan di tambah mager jadi ya tidak ia isi,mana di tempat ia kehabisan bensin jauh dari pom pula.

Tapi tadi untungnya Sheila sudah menghubungi Rajen dan pemuda itu berkata akan datang dan membawakan dirinya bensin jadi sekarang tugas Sheila hanya menunggu kedatangan Rajen sembari duduk di trotoar dan memainkan ponsel yang baterai nya juga ikut sekarat.

Di tempat lain tak jauh dari keberadaan Sheila,terdapat Mahen dengan motornya tengah melaju mendekat tetapi jangan harap ia akan berhenti.

"Hen,itu kayak Sheila?" Mahen tak sendiri,ia bersama kekasihnya,Hani.

Mahen yang memang sudah tau dari jauh kalau itu Sheila pun merasa tak peduli dan acuh.

"Hen, kayaknya motor nya lagi mogok deh,nggak mau berhenti dulu?" Ucap Hani, sebenarnya ia tahu jika Mahen sedikit bermasalah dengan adiknya tapi tak ada salahnya kan mencoba?mana tau Mahen akan berhenti.

"Biarin aja" jawabnya dan benar saja,Mahen melewati Sheila begitu saja.

Dan Hani hanya bisa terdiam pasrah mendengar jawaban dingin dari Mahen,lalu ia pun menoleh kebelakang sesaat setelah motor Mahen melewati Sheila dan mendapati Sheila yang tengah menatap kearah mereka yang mulai menjauh,Hani tau Sheila pasti sedang kecewa karena Mahen yang tak ingin berhenti untuk sekedar menanyai apa yang terjadi dengan dirinya sampai berhenti di tengah jalan.

Sedangkan Sheila di tempatnya tersenyum miris,apa sih yang ia harapkan?tadinya saat melihat satu motor tak asing mendekat kearahnya senyum kecil merekah di bibirnya,ia berharap Mahen mau sekedar untuk berhenti dan menanyainya mengapa ia bisa sampai berhenti di tengah perjalanan seperti ini,tapi harapan nya itu seakan menguap begitu saja ketika Mahen dengan santai melewati nya dan motornya.

"Lo berharap apa sih Shei ah!" Kesalnya pada dirinya sendiri,ia kesal karena semenyebalkan apapun Mahen tetapi tak bisa munafik jika Sheila selalu berharap bahwa kakaknya itu mau menyayangi nya atau hanya sekedar bersikap baik kepada nya,karena jujur saja sebenci apapun dia kepada Mahen rasa sayang antara adik kepada kakaknya selalu ada di hati Sheila.

Tin..tin..

Suara klakson motor membuat Sheila segera tersadar dan mengatur emosinya,ia tahu sekarang Rajen telah tiba.

"Lama amat Lo"

"Heh harusnya Lo berterimakasih udah gue bawain bensin" Rajen turun dari motornya menuju motor Sheila.

"Jen,tau nggak sih tadi kak Mahen lewat" cerita Sheila tiba-tiba.

"Terus?dia berhenti nggak pas liat Lo berhenti disini?" Tanya Rajen disela-sela dia mengisi bensin ke dalam tangki motor milik Sheila.

Sheila menggeleng,"nggak,gue boleh nggak sih Jen buat kecewa ke dia?"

Rajen menutup tangki tersebut setelah selesai memasukkan bensin ke dalamnya,kini kepalanya menoleh menatap sahabatnya yang tengah tersenyum kecut.

"Boleh,karena nggak seharusnya dia cuek ke Lo disaat Lo lagi susah" jangan pikir Rajen tukang kompor,hanya saja Rajen juga muak dengan sikap kakak sahabatnya itu yang menurutnya benci tanpa alasan.

"Huhu tau ah,gue kesel banget intinya!" Dan Sheila pun mencak-mencak di tempat.

Rajen yang melihatnya menjadi ikut malu,malu karena dilihat oleh beberapa orang yang berlalu lalang.

"Heh malu-maluin banget Lo!" Cerca Rajen.

"Biarin,TUHAN AKU KESEL BANGET!!" teriak Sheila semakin menjadi.

Tolong ingatkan Rajen untuk tidak memaki Sheila karena sungguh dia sangat malu dengan tingkah dan teriakan Sheila yang tak jelas itu.

Tapi di sisi lain ia senang,senang karena Sheila selalu terbuka dengan dirinya dan tak jaim sama sekali, dia senang jika Sheila bisa mengekspresikan emosinya kepada Rajen karena Rajen tau Sheila bukan orang yang suka mengumbar masalahnya jika bukan dengan orang terdekat atau yang ia percayai otomatis disini Rajen adalah salah satu dari orang itu.

~~~


Keep support, vote, and comment, thanks 💚💚💜💜




To be Continued.....

happinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang