6

217 36 2
                                    


|Happiness|
______________________________________



Dengan tubuh yang lelah Sheila memasuki rumahnya,saat ini tujuannya adalah kamar dan tidur.

"Sheila?!dari mana saja sih kamu ini?!"

Namun saat dirinya memasuki rumah,suara cemas ibunya langsung menguasai gendang telinganya,terlihat Vania yang tadinya berdiri cemas langsung menghampiri putri bungsunya itu yang entah dari mana saja.

Sedangkan Sheila, ia lupa jika dia mempunyai seorang ibu yang selalu mencemaskan nya,rasa bersalah muncul di hatinya ketika mengingat wajah ibunya yang pasti sejak sore mengkhawatirkan nya.

"Ma,maaf ya Sheila baru pulang tad-"

"Lo kalau mau keluyuran harusnya tau jam!Lo pikir Lo siapa bisa keluyuran seenaknya dan buat mama cemas hah?!" Mahen datang dan memotong ucapan Sheila.

Dapat Sheila lihat Mahen yang menatapnya nyalang,satu fakta yang Sheila temukan lagi dari Mahen,kakaknya itu orang yang asal nuduh tanpa tau fakta yang sebenarnya.

"Aku nggak keluyuran ma,tad-"

"Halah alasan!bilang aja Lo keluyuran sama temen nggak jelas Lo itu!" Lagi-lagi Mahen memotong.

"Shei,mama nggak pernah larang kamu main tapi harusnya kamu itu ingat waktu sayang,lihat sekarang jam berapa?kamu pulang sekolah jam dua dan sekarang kamu sampai rumah jam sembilan,apa pantas?mama juga nelfonin kamu tapi nggak kamu angkat lho"

Sheila menghela nafas berat,"ma,dengerin Shei dulu ya,She-"

"Di diemin malah ngelunjak-"

"KAK LO BISA DIEM DULU NGGAK SIH?!LO ITU NGGAK DIAJAK JADI MENDING DIEM!"

Jangan salahkan Sheila jika dirinya tersulut emosi dan berteriak karena lagi-lagi Mahen memotong ucapan nya seenak udelnya saja, lagipula untuk apa sih Mahen ikut campur?toh Sheila yakin jika dirinya kenapa-kenapa pun Mahen tak akan peduli.

"Sheila!" Tegur Vania.

"Maaf ma,tapi serius ma aku nggak keluyuran kayak yang kak Mahen tuduhin ke aku,aku tadi aku emang pulang sekolah nggak langsung pulang tapi mampir dulu ke toko buku dekat stasiun dan disana aku ketemu ibu-ibu dan ibu-ibu itu tiba-tiba mimisan dan pingsan ma,aku terpaksa harus bawa dia ke rumah sakit karena disana orang-orang nggak ada yang mau bantuin ibu itu karena takut di tuduh macem-macem nantinya

Dan karena aku nggak tega ak-aku bawa ibu itu kerumah sakit dan nungguin ibu itu ma,aku nungguin ibu itu dari jam tiga sampai jam setengah sembilan,kenapa aku nungguin dia selama itu?itu karena aku nggak tau siapa keluarga ibu itu jadi aku tungguin sampai ibu itu siuman dan untuk kenapa aku nggak bisa dihubungin,itu karena kuota internet aku habis ma" jelas Sheila sejelas-jelasnya agar ibunya percaya dengan fakta yang ada dan bukan dari tuduhan yang Mahen layangkan.

"Jadi, sekarang ibu itu sudah bertemu dengan keluarganya?" Tanya Vania setelah beberapa lama bungkam.

"Udah ma,tadi setelah siuman aku langsung tanya sama ibu-ibu itu"

"Yaudah mama percaya sama kamu,tapi lain kali sebisa mungkin kamu harus kabarin mama atau kak Mahen ya Shei?mama tadi benar-benar cemas sama kamu,mama takut kamu kenapa-kenapa"

Sheila mendekat kearah ibunya dan memeluk Vania dengan sangat erat.

"Iya ma,maafin Shei ya?lain kali Shei akan selalu ngabarin mama" ucap Sheila sembari menatap Mahen yang berlalu begitu saja.

Dasar,udah nuduh nggak mau minta maaf pula -batinnya jengkel.

~~~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

happinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang