Stalkers

7 4 0
                                    

Genap seminggu setelah pertemuan pertama dengan Zaid waktu itu, bohong jika kini aku tidak memikirkannya. Aku tersenyum lebar saat mendapati akun Instagram milik Zaid. Modal nama lengkap nya saja, aku bisa mendadak jadi stalkers hehe, ciwi-ciwi nih biasanya kalau urusan beginian mah gampang tsayy.

Tanpa pikir panjang langsung follow dong, kulihat dengan seksama dan sangat teliti foto-foto Zaid disana. Kayaknya foto-foto lama, saking fokusnya ngeliatin foto Zaid. Aku gasadar kepencet spam like aduhh, kan jadinya kaya kelitan banget gituloh, Mampus batinku. Ah bomat deh.

"Kayaknya bakal di follow back deh, secara kan following dia kebanyakan anak-anak satu sekolahan juga," pikirku saat itu.

"Ah tapi DM aja deh, sksd dikit gapapa lah ya."

On DM Instagram :

"Follow back Zaid"

"Yoi"

𝘻𝘢𝘪𝘥_𝘢𝘭𝘧𝘢𝘵𝘪𝘩 𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘬𝘶𝘵𝘪 𝘢𝘯𝘥𝘢

"Huaaa mau mati aja rasanya!!!" batin ku berteriak.

~~~

"Woi aku di follow back Zaid tau," pamer ku pada yola. "Elahh gitu doang, bangga" balas nya. Dihh menyebalkan emang ni anak.

"Dia kelitannya kalem pendiam gitu ya?" Tanyaku asal. "Siapa?" Tanya Yeni dengan polosnya. "Siapa lagi, itu noh anak IPK (ilmu pengetahuan keagamaan) sahut Bom-bom sambil menarik turunkan alisnya. Tiba-tiba dari bangku belakang Hilda dengan kasarnya melempar tas kearah meja kami berkumpul. "Aduhh pagi-pagi udah nge gibah aee sih" ucap Hilda dengan gaya songongnya. Aku hanya diam saja setelah itu.

Aku memang memberi tahu ke empat teman dekatku ini, bahwa mulai sekarang rasanya aku mulai menyukai Zaid. Secepat itu ya, haha aneh memang. Tapi siapa sangka, rasa kagum itu tiba-tiba hadir tanpa kuminta. Mungkin ini yang kalau kata orang-orang "first love."
Jujur ini kali pertama aku menyukai seseorang, nano nano rasanya saat melihat dia disekolah. Ada rasa ingin berbincang dan bercanda bersamanya. Tapi pikiran itu ku buang jauh-jauh setelah mengingat kami tidak saling kenal satu sama lain.

~~~

Setelah mutualan di Instagram saat itu, aku sedikit tau tentang Zaid. Mulai dari kampungnya, hobi nya, bahkan aku juga melihat dengan teliti satu-satu following nya. Stalker mood on, ceritanya. Tapi Zaid bukan tipe orang yang suka mengumbar kesehariannya ke Instagram. Yang artinya aku tidak akan tahu banyak kabar tentang dia. Dan aku teringat Yola. Iya, Yola kan satu organisasi sama dia, "kepoin ah" aku berseru senang.

"Olaaa si Zaid selain ikut osis dia ikut organisasi apa lagi?" tanyaku pada Yola. "Pramuka, assalam, itu satu lagi yang di labor, ah lupa namanya, kenapa?" Jawab dan tanya Yola.
"Nanya aja hehe," cengirku.
"Kalian satu organisasi, tapi kok ga dekat" aku kembali bertanya. "Zaid kan dingin orangnya, jadi ya agak susah akrab nya, tapi kalau udah kenal lama ga dingin-dingin juga sih" ucap Yola.
"Dia kenal Rahma ga ya?" Celetukku.
"Kalian bisa kok kenal, kalau dalam satu organisasi yang sama misalnya, jadi ada alasan buat kalian saling kenal," jawab Yola dengan lugas.
"Tapi di Instagram dia follow back aku, jadi kenal dong ya, setidaknya tau gitu," balasku. "Hmm gini aja mau kenal sama Zaid kan?" Tanya Yola.
"Pake nanya lagi" sambungku.
"Coba chat di WhatsApp aja" saran Yola yang membuatku terkejut mendengarnya.

~~~

Gimana part ini?
Bantu vote+ comment nya ya🙌

Thank you🤗



















First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang