Upacara Bendera

6 4 1
                                    

Senin pagi ialah hari yang dihindari oleh seluruh murid. Hari yang melelahkan karena harus berdiri cukup lama untuk melaksanakan upacara bendera dan diterpa sinar matahari yang menyinari bumi di pagi hari.

Pagi ini suasana lapangan sekolah sudah cukup ramai, sebagian murid sudah ada yang berbaris rapi satu persatu, mereka adalah kalangan anak IPA. Yap, kalangan anak- anak rajin dan patuh biasanya. Walau tidak semua. Lihatlah mereka tidak seheboh kalangan kelas IPS yang sibuk dorong- dorongan satu sama lain. Menghindari barisan paling depan, entahlah barisan paling depan sangat teramat terkutuk rasanya. Karena berhadapan langsung dengan sinar matahari yang cukup menyengat, ditambah lagi tatapan  para guru yang sudah pasti melihat kearah barisan depan. Terkadang juga membuat para murid barisan depan serasa menjadi patung.

~~~

Rahma dan 4 sahabat nya sudah berada di lapangan upacara, Rahma menatap sekeliling lapangan, menyapu pandangannya dan pandangan Rahma berhenti saat melihat Zaid sudah berdiri tegak dan gagah nya pada barisan kedua di kelas  nya. Kelas 10 IPK 1.
Seketika panas matahari yang akan menerpa ku saat upacara sedang berlangsung nanti tak akan lagi menjadi masalah jika aku bisa memandang Zaid seperti sekarang ini. 

Rahma sudah pernah bilang bukan "memperhatikan Zaid dari kejauhan sudah menjadi hobinya." Ingat gak??
Dan pagi ini lagi-lagi Rahma memperhatikan Zaid dari tempat nya berbaris. Zaid tampak begitu rapi pagi ini. Atribut nya yang lengkap, ditambah sepatu tentara yang dikenakannya membuat penampilan nya sangat berwibawa. Ahh Zaid tampak sempurna di mata Rahma.
Zaid tidak mengobrol sedikit pun dengan murid yang baris di dekatnya. Zaid tampak khidmat mengikuti upacara bendera pagi ini.

"Ck aduh ngalangin nih orang" Rahma berdecak saat ada satu orang murid bertubuh tinggi dari kelas Zaid yang tiba-tiba baris tepat di lapangan Zaid. Tubuh besarnya menghalangi Rahma yang sedang asyik-asyik nya memandang Zaid dari kejauhan.

"Yahh kasihan gabisa liatin doi" ujar Yola pelan sambil melihat ke arahku dengan tatapan menjengkelkan. Takut- takut ketahuan guru karna berbicara saat upacara sedang berlangsung.
"Pindah ke depan aja, biar bisa liatin doi" ujar bom-bom dengan suara tak kalah pelan.
Sedangkan aku memutar bola mata malas ke arah mereka. Tidak terlalu kupedulikan.

Rahma sedikit berjinjit melirik -lirik ke arah barisan kelas Zaid. Terkadang Rahma sedikit iri melihat ciwi-ciwi kelas Zaid yang tiap hari bisa bertemu dengan Zaid. Apalagi saat upacara bendera ini, melihat salah satu murid yang bersebelahan dengan Zaid rasanya aku ingin bertukar posisi dengan murid itu.

~~~

Setelah kurang lebih 1 jam berdiri di lapangan, akhirnya upacara  bendera sudah selesai. Semua murid berhamburan meninggalkan lapangan. Ada yang menuju kantin untuk membeli minuman karena kehausan, ada juga yang langsung makan di kantin karena tak sempat sarapan sebelumnya. Dan para murid - murid yang rajin tentu saja sudah memasuki kelasnya masing-masing.

"Woii temanin ke toilet dong" sahut Hilda nge gas seperti biasanya

"Males ah" jawab Yeni singkat

"Masih pagi udah ke toilet aja" sahut Bom-bom sambil tertawa kecil

"Ayo woiii" ucap Hilda geram, dan tak tahan ia sudah berlari duluan meninggalkan kami di lapangan menuju toilet.

~~~

Rahma sengaja memilih jalan yang berlawanan dengan arah kelas nya. Sengaja, biar bisa lewat depan kelas Zaid dulu hehe. Rahma mengajak Yola berjalan bersamanya. Yola hanya menurut saja karena, tampaknya Yola juga melirik-lirik salah satu teman sekelas nya Zaid. Sedangkan Bom-bom dan Yeni sudah terlebih dahulu meninggalkan lapangan, tampaknya mereka ingin cepat-cepat sampai kelas agar bisa ber gibah ria hahaha. Hilda? Tau kan, dia sudah melenceng menuju toilet dari tadi.

Sampai di depan kelas nya Zaid, banyak anak kelasnya yang sedang duduk selonjoran di teras kelas. Berharap menemukan Zaid di depan teras itu. Eh tapi dia ga ada. Yakali nongol- nongol di depan kelas dia. Kan malu-maluin.

"Gpp deh, yang penting pas upacara tadi bisa liatin Zaid walau bentaran doang, sekarang udah lewat depan kelas nya pula hehe." Batin Rahma.

"Besok pagi lewat sini ah, siapa tahu besok pagi bisa ketemu Zaid lagi, terus ngobrol deh hehe" Ucap Rahma semangat, entahlah Rahma jadi ingin datang lebih awal besok ke sekolah dan tentu saja lewat depan kelasnya Zaid. Sesederhana itu kebahagiaan Rahma.

Sekarang update pertama di tahun  2022✨

Tahun ini semoga banyak yang baca cerita ini. Walau sebenarnya cerita ini membosankan ya?

Cerita ini Based on true story yang dituang dalam bentuk tulisan

Tetap happy kiyowo hihi walau  gaada yang baca, tetap semangat Dian!!

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang