Chattingan

7 3 0
                                    

"Morning bestiii" sapa Hilda dengan riang saat memasuki kelas. "Kebiasaan teriak-teriak, masih pagi woi" balas Yeni jutek. Bom-bom hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat muka jutek Yeni.

"Akhirnya siap juga piket" ucapku sambil menghela nafas lelah. "Olahraga pagi neng?" sambung Yola mengejek sambil tertawa bersama. Aku menatap jengah ke empat sahabatku. "Makanya tolongin."

~~~

"Nih nomor WhatsApp nya Zaid," ucap Yola sambil menyodorkan ponsel nya padaku"
"Eh kirain kemarin cuma bercanda" balasku kikuk.
"Udah chat aja, gpp"
"Duh, malu" ucapku jujur.
"Save dulu aja, chat nya kapan-kapan" balas Yola.
"Nanti bilang apa?" Tanyaku polos.
"Terserah, asal jangan malu-maluin aja" jawab Yola.
"Huh oke."

~~~

08xxx
Assalamualaikum, save Rahma

Aku menghela nafas gugup setelah mengirimkan pesan pada Zaid. Terlihat ceklis dua abu-abu disana. Yang artinya terkirim, tapi belum dibaca.
Tak butuh waktu lama, Zaid membalas pesan ku, "What?? Dibalas nih cius," ucapku kegirangan menatap layar ponselku.

Zaid Al-Fatih
Waalaikumsalam

"Omg demi apa di balesss!" Sahut ku kegirangan. Sumpah! Zaid Cuma jawab salam doang padahal, tapi jantungku berdebar bukan main dibuatnya.
Ini baru kali pertama aku nge chat cowo di WhatsApp. Sebelumnya gapernah sekalipun. Langka kan? Seorang Rahma nan polos nge chat Seorang Zaid al-Fatih. Idaman para kaum hawa disekolah.

"Kalau orang-orang tau, aku nge chat Zaid, bisa di bully nih ntar" pikir ku aneh. "Tapi dia beneran save WhatsApp Rahma ga ya?" Tanyaku pada diri sendiri. "Zaid kan cuma bales salam doang, ga bilang ok, atau yoi, kayak di DM Instagram"
"Ah yakali dia langsung iyain, orang kita gakenal, gitu mungkin ya" ucapku berfikir positif.
"Kalau aku jadi Zaid sih, mungkin juga gitu" pikirku.
"Gpp deh, yang penting udah di bales, di save atau ngga nya urusan nanti,"
"Pamer ke Yola dulu ah" ucapku pada diri sendiri.

~~~

"Bikin Status WhatsApp ah, siapa tau diliat Zaid" pikirku. "Biar aku tau beneran di save atau ngga nya,"
"Tapi masukin apa ya? Foto? Iss males ah, aku kan gasuka post-post foto gitu," tanya dan jawabku pada diri sendiri.

Karena Gatau mau buat status WhatsApp apa, Rahma memilih untuk mengerjakan pekerjaan rumah nya saja. "Masalah status WhatsApp, besok aja ah tanya Yola." Ucap Rahma, seakan Yola ialah seorang pakar dalam urusan seperti ini.

~~~

Zaid POV

"Ini nomor siapa lagi?" Zaid menghela nafas. "Perasaan banyak bener nomor ga di kenal nge chat" ucap Zaid dengan malas sambil melihat layar ponsel nya. Sehari ini saja kurang lebih belasan orang dari nomor tak dikenal mengirimkan pesan singkat untuknya. Bukan nya sombong, Zaid hanya malas meladeni nya satu-satu karena semua pesan singkat itu dari kaum hawa semua. Saat ini Zaid sedang menahan-nahan dirinya agar tidak terlalu sering bertukar pesan dengan kaum hawa jika tidak terlalu penting. Tapi nomor tak dikenal yang berada di room chat paling atas, membuat Zaid membuka pesan itu.

"Rahma yang mana?" Batin Zaid bingung saat membaca pesan singkat itu. Tanpa pikir panjang, Zaid langsung menjawab salam dari nomor tak di kenal itu. Bagaimana pun menjawab salam wajib bukan?
Entah dorongan dari mana jari-jemari kekar milik Zaid menambahkan nomor tak dikenal itu ke daftar kontak nya. Ya, Zaid menambahkan Rahma ke daftar kontak WhatsApp nya. Biasanya Zaid hanya membaca setiap pesan dari nomor tak dikenal, jika yang memberi salam, maka Zaid cukup menjawab salam itu tanpa menyimpan nomor itu. Tapi, kali ini Zaid menyimpan nomor kaum hawa yang bernama Rahma ini. Entahlah, Zaid hanya mengikuti nalurinya saja. Walau Zaid tidak mengenal Rahma, tapi dia tau bahwa Rahma ini satu angkatan di sekolah dengannya. Karena yang tahu nomor Zaid cuma anak satu sekolah.

~~~


Bantu vote nya ya🙌
Thank you🤗










First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang