Selamat membaca
______________________________
Kafe Amora, tempat gadis itu bekerja paruh waktu. Selepas pulang sekolah Ghania mengambil shif dari selesai ashar sampai jam setengah sebelas malam.
"Terima kasih, Kak, silakan datang lagi ya." Ucapnya ramah kepada salah satu pengunjung yang hendak pergi.
"Tirimi kisih kik, silikin diting ligi yi, giliran gue disuruh cepat pulang." Ketus Salmi sambil mengulang ucapan Ghania.
"Lo kalo di sini, tuh, lama, tapi beli dikit. Rugi tenaga gue."
Gadis itu mendengus. Sore itu mereka berkumpul di Kafe tempat ia bekerja. Ada David, Juan, Said juga di sana. Mereka menjadi dekat semenjak David dan ketiga temannya itu masih di Garda Satya dua tahun yang lalu.
"Tumben lo telat masuk?" tanya David.
"Namanya juga murid paling rajin, pasti nyangkut dulu di tugas sekolah atau enggak rapat Osis." ucap seseorang memberitahu. Dia adalah Said.
Ghania mengamati ketiga pria itu, lantas ia mendecak pelan. Kenapa pula David membawa dua orang jamet itu ke sini, si pemakan yang lahap tapi tidak mau membayar makanan. Sama seperti temannya Salmi dan juga Nasywa. Masih mending Gita yang terkadang juga ikut membantu.
"Biasalah, namanya juga murid kesayangannya Bu Prapti." Timpal Nasywa sembari menyeruput segelas dalgona.
Ghania tak menjawab, gadis itu menggulung lengannya yang juga terkena tumpahan.
Juan menangkap lengan baju gadis itu yang basah, "Lengan baju lo kenapa?"
"Bukan urusan lo." jawabnya.
"Judes amat sih, Neng." ujar Juan.
Ghania tak menghiraukan keduanya. Ia sibuk menyeruput segelas minuman berwarna jingga yang sudah tersedia di hadapannya.
"Oh iya, bulan depan gue mau berangkat ke Aceh." ujar David membuka pembicaraan.
"Ngapain?" tanya Salmi.
"Paman gue kan mau kawin lagi, sebagai keponakan jelas gue harus datang." jawab David sambil menyeruput secangkir minuman.
"Gila! Bini paman lo udah berapa, dah? Perasaan kemarin juga udah nikah?" Ujar Said.
David menggidikkan bahu, "Gak ngerti gue ama dia, nikah lagi cerai lagi, kemarin sempat diceramahin dulu sama bokap gue, kali ini bisa serius apa enggak, katanya kali ini beneran serius dan terakhir kalinya, yaudah."
"Terus kuliah lo?" tanya Gita.
"Gue ambil cuti."
"Hah?" Gita terperangah, "Emang bisa?"
"Bisalah, apa sih yang gak bisa buat gue." jawab David dengan nada menyombong.
"Emang lo ambil cuti berapa hari sih?" tanya Nasywa.
Belum sempat David menjawab, seseorang tiba-tiba datang menghampiri mereka. Dengan acuhnya menyenderkan tubuhnya di kursi yang masih tersisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MISTAKE [REVISI]
General FictionSiswi cantik berprestasi itu Ghania namanya. Disebut-sebut aset berharga SMA Garda Satya karena tidak pernah tersentuh hukuman pelanggaran selama ia menginjakkan kaki di sekolah itu. Namun sekiranya itu hanya berlaku dua setengah tahun, kehadiran Si...