PROLOG

382 51 3
                                    

          1975

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          1975. Dalam sebuah toko buku, Emmilah dengan gaun putihnya masih mencari buku berjudul Dari Hari Ke Hari yang sudah dia inginkan beberapa waktu lalu.

"Mencari nya saja susah, bagaimana saya membelinya" keluh wanita itu sambil meraba beberapa deretan buku.

Lima detik kemudian, suara pemuda yang asing mulai masuk dan membuat perasaan Emmilah sedikit terkejut.

"Maaf jika saya boleh membantu, apa yang sedang anda cari nona?" Ucapnya memberi senyuman.

Wajahnya tampan, memiliki manik berwarna hijau tua, dan sebuah tanda lahir kecil yang berada di dagu nya.

Dengan sigap Emmilah menghadapkan badan nya pada sosok pemuda itu. "Ahh, apakah disini ada buku berjudul Dari Hari Ke Hari?"

"Karya Mahbub Djunaidi?"

"Iya benar"

"Bukunya ada di ujung sana, mau saya antar?" Jawab sang pemuda menunjukan rak buku paling belakang dengan kelima jarinya, terlihat sangat sopan dan ramah.

"Tentu saja." Emmilah mengangguk.

Tak sadar senyumam Emmilah kembali tersirat saat mendengar buku yang dia inginkan ternyata ada di sini.



          Setelah genap enam belas langkah, sepasang manusia itu akhirnya sampai di rak buku yang diinginkan. Pemuda dengan manik berwarna hijau membawakan buku dan memberikannya pada Emmilah karna tempatnya yang terlalu tinggi dan sulit digapai bagi Emmilah.

"Terimakasih telah menemani saya mencari buku ini" ucap Emmilah sambil memeluk buku yang akhirnya bisa ia genggam.

"Dengan senang hati, Nona"

"Kalau begitu, saya akan pamit lebih dulu"

"Sebentar Nona!" Panggil sang pemuda selangkah sebelum Emmilah pergi meninggalkan tempatnya.

"Ada apa?" Lafal Emmilah sedikit bingung.

Pemuda itu tiba-tiba saja mengeluarkan sebuah kertas serta pena, dia menjadikan rak buku sebagai alas untuk menulis. Emmilah tidak tahu apa yang sedang lelaki itu lakukan, Emmilah
hanya diam, menunggu lelaki itu selesai menulis pada sebuah kertas.

"Tolong baca ini ketika anda telah pergi dari sini, maaf jika sedikit tidak sopan" cakap pemuda itu mengulurkan tangan dengan suratnya pada Emmilah.

"Tidak apa-apa, sekali lagi terimakasih" dengan ramah, Emmilah tersenyum sembari mengambil surat yang laki-laki itu berikan.

"Tidak apa-apa, sekali lagi terimakasih" dengan ramah, Emmilah tersenyum sembari mengambil surat yang laki-laki itu berikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertama -tama saya meminta maaf jika tidak sopan dan memberi anda sebuah surat. Karna saya melihat anda yang kebingungan , maka dari itu saya memutuskan untuk membantu anda, ternyata ananda sangat cantik dengan gaun putih ini. Jika tidak keberatan, apakah ananda akan kembali menghampiri toko buku ini? saya bekerja disini jadi anda masih bisa bertemu saya dan memberi tahu nama ananda.

Yoshef Maartjé
12 Januari 1975

Yoshef Maartjé12 Januari 1975

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
































Yoshef Maartjé

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoshef Maartjé

Pemilik hati lembut, pencinta buku begitu juga dengan musik, tidak menyukai senja karna pemuda itu memiliki cerita buruk di dalamnya. Hujan adalah tempat dimana ia mengeluarkan seluruh keluhnya agar masalah hanyut seperti air yang terbawa arus.

1975 ; YoshinoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang