Masih di tanggal yang sama. Kedua insan itu berpijak kaki di kebun apel, namun kali ini Yoshef dan Emmilah telah usai menuliskan surat permintaan yang dijelaskan Yoshef tadi.Surat harapan atau permintaan ini saya tulis pada tanggal 14 Januari 1975 dan akan dibuka pada tanggal 1976.
1. Menjadi kaya raya
2. Keluar kota dengan ibu
3. Memiliki kekasiih
4. mengetahui latar belakang Yoshef.
5. Berteman dengan Yoshef untuk 3 tahun mendatang.
6. Bertemu dengan adik dari Yoshef
Kira-kira seperti itulah beberapa permintaan milik Emmilah yang wanita itu tulis dengan rahasia tanpa sepengetahuan Yoshef. Jika ingin membahas pada nomor keempat, Emmilah sangat ingin mengetahui latar belakang Yoshef, bagaimana kehidupannya, mengapa Yoshef bekerja di toko buku, dan masalah apa yang Yoshef miliki.
Mungkin bisa dibilang pertemanan mereka masih seumur jagung, namun Emmilah adalah tipe wanita yang selalu mengulik misteri, apapun yang ingin ia tahu, harus terjawab.
Pertemuan mereka memang cukup sederhana dan tidak spesial, namun mungkin itu bisa menjadi kenangan di masa depan?
"Kita harus kembali bertemu di tahun depan." Lafal lelaki itu sembari tersenyum pada Emmilah. Lagi dan lagi detak jantung Emmilah berdegup dengan kencang, ia merasa lemah saat melihat senyuman Yoshef bak malaikat.
"Tentu, kita harus bertemu kembali, pasti." Jawab Emmilah memainkan rambutnya canggung dan berusaha untuk tak berkontak mata langsung dengan Yoshef.
Kedua manusia itu bersemayam pada rumput hijau yang ada di kebun apel, langit-langit jingga yang sangat tinggi itu hampir tertutupi oleh beberapa daun yang tumbuh di pohon apel.
"Emmilah, dimana tempat untuk kita bertemu kembali tahun depan?" Tanya Yoshef masih dengan manik yang menatap sang gadis.
"Anda sendiri ingin bertemu dimana?"
Yoshef mengalihkan pandanganya, kini pemuda itu sudah menatapi seluruh pohon-pohon apel yang ada disini secara perlahan. Mungkin Emmilah tak mengenal tempat ini, tapi bagi Yoshef, ini bukan lagi tempat yang asing baginya.
Beribu kenangan indah yang dia ukir tersimpan di kebun apel ini. Kenangan dimana ia masih memiliki saudara, kenangan dimana Yoshef berlari-larian di kebun apel ini dan memakan beberapa apel segar.
Ayah, Ibu, Jachendra, dan dirinya. Sebuah kisah yang klasik namun tak pernah memiliki akhir yang bahagia, tidak pernah.
Setelahnya pemuda itu menarik nafas panjang dan sedikit tertawa miris mengingat masa lalunya, tidak menyedihkan, namun terdapat banyak luka. Mungkin hal ini memang pantas Yoshef dapatkan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
1975 ; Yoshinori
RomansaPeristiwa lampau pada tahun 1975 yang lebih sering disebut sebagai sebuah tragedi. ©lovaberrys Started : 20 November 2021 End : -