01. Seanne Rajeena

265 79 7
                                    

Selamat datang dicerita Seanne. Terimakasih, sudah mampir kebagian ini. Jangan lupa untuk vote komen, ya! 🤍

Happy reading, everyone!

🎵 Playlist: Tujuh belas
(Tulus)

01. Seanne Rajeena

Sea bersumpah siapapun lelaki yang telah menabraknya tadi, akan berpacaran dengan cabe-cabean. Tidak peduli dia siapa. Intinya, ia kesal dengan lelaki yang sudah membuatnya kini dimarahi habis-habisan oleh Elena-Mamanya, karena terjatuh dan membuat motor pink miliknya itu tergores.

Sialan.

"Kamu ini, kan udah Mama bilangin! Enggak usah sok-sokan naik motor. Kamu belok aja enggak bisa, apalagi ini malah kejalan raya!" omel Elena pada Sea.

Beberapa menit lalu, Sea datang sambil dibantu berjalan oleh beberapa orang yang wajahnya sangat dimata Elena. Padahal yang ia lihat, sama sekali tidak ada luka serius ditubuh putri bungsunya itu. Bahkan bajunya hanya kotor oleh tanah dan tidak ada bercak darah atau bahkan hanya segores luka.

Sea lebay, dan Elena yang malu.

"Ini tuh musibah, Ma. Kalau tau nantinya Sea bakal jatoh, Sea juga enggak mau naik motor. Salahin aja motornya! Sea mau belok tapi sennya malah enggak bisa dipencet!" balas Sea cemberut.

"Bukan salah motornya, kamunya aja yang enggak pernah naik motor. Udah, nanti jangan pergi-pergi naik motor lagi!" ucap Elena untuk mengakhiri kegiatan memarahi kebodohan anaknya itu.

"Ih! Sea tuh ketabrak, Ma. Bukan enggak bisa belok, tau." Tegas Sea. "Lagian harusnya Mama bersyukur, anaknya yang kuat ini enggak mati abis ditabrak mobil terus enggak ditolongin sama tuh orang. Malah ngeliatin doang."

Elena menatap Sea gemas. "Lagian apa yang mau ditolongin, luka aja engga!"

"Tapikan, Sea termasuk korban tabrak lari, Ma?! Harus dilaporin ini, biar pelakunya dipenjara dan pacaran sama cabe-cabean sekalian!" kata Sea blak-blakan.

"Shttt, udah sana tidur. Mulutnya udah gede masih ada ngelantur kaya anak SD!" merasa pembicaraan ia dan putrinya semakin kesini semakin membuatnya ingin menjahit mulut Sea yang banyak omong.

"Ma! Sea mau nanya?" Elena mengangkat sebelah alisnya seolah berkata apa?

"Anaknya temen Mama yang waktu itu main kesini, siapa deh? Ganteng bangett."

"Ohh, Alga? Kamu suka sama dia, Sea?" tanya Elena dengan wajah konyol.

"Enggak sii, sedikit doang tapi—"

Ceklek..

"ASTAGFIRULLAH, ARSEN! JAM BERAPA INI, HAH?! BARU PULANG KAMU!"

Pintu terbuka menampakkan seorang lelaki dengan pakaian acak-acakan, ia terlihat menggendong tas ransel berwarna hitam dengan sepatu putih, dan celana levis yang sobek-sobek pada bagian lututnya.

Itu Arsen, Kakaknya Sea. Yang kelakuannya pun tidak jauh berbeda.

Astagfirullah, telinga gue

"A-anu Ma... I-tu tadi, aku... Kehujanan dijalan! Iya k—kehujanan dijalan. J—jadinya neduh dulu dirumah temen," alibi Arsen sambil menggaruk tekuknya yang tak gatal.

Elena yang tersulut emosi lalu berjalan kearah Arsen dengan tatapan tajam seperti berapi. Tubuhnya sudah mendidih ingin membuang putra sulungnya itu keselokan agar dipungut oleh gembel dan dibersarkan oleh mereka.

SEANNE! [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang