oneshoot

216 33 9
                                    

karena masih males mau up cerita utama nya , dan biar ga terlalu lama nunggu update an , saya selipin oneshoot aja ya hehe

jenle slight jaemle.

"sayang" jeno menyandarkan kepalanya dibahu chenle sambil menatap memuja pria kecil yang memiliki paras indah itu , chenle melirik kekasih nya itu sekilas,menunggu jeno untuk melanjutkan perkataan nya

"sebentar lagi, ayo temani saya ke acara keluarga" jeno mulai bangun dari kasur, mengecup penuh cinta dahi mulus chenle , chenle hanya mengangguk mendengar ajakan jeno, sementara chenle menyiapkan dua pasang jas untuk dirinya dan Jeno , jeno beranjak mengambil handuk untuk bergegas mandi

beberapa lama kemudian jeno keluar dari kamar mandi dengan rambut basah nya,chenle mengambil handuk yang ada ditangan jeno, membantu lelaki gagah itu untuk mengeringkan rambutnya dengan benar

setelah dirasa rambut jeno tidak menjatuh kan tetes air lagi, chenle  langsung masuk kekamar mandi, memanjakan tubuh nya dengan aroma sabun dan shampoo

jeno sudah selesai dengan jas nya , tinggal memasang dasi , Jeno bisa memasang dasi,tapi tidak lah rapi , jadi ia menunggu chenle mandi untuk memasangkan dasinya

chenle keluar dengan bathrobe yang melingkar ditubuhnya "kenapa dasi nya belum dipakai tuan lee?" tanya chenle mengejek

"menunggu kekasih ku memakaikan nya" jawab jeno sembari tersenyum konyol , chenle terkekeh kecil mendengar penuturan jeno

setelah chenle selesai dengan pakaian nya , ia mendekat ke arah jeno , menjinjitkan kaki nya untuk memasangkan dasi di leher jeno "terimakasih sayang" jeno mencubit gemas pipi chenle , betapa berharganya chenle ,dia tidak ingin dan tidak akan pernah ingin malaikat nya pergi

"selesai , ayo berangkat,saya takut kita terlambat" jeno menggandeng tangan chenle , lalu membuka kan pintu mobil untuk kekasih nya , chenle hanya tersenyum hangat , dia mencintai Jeno dan semua tingkah manis nya , sangat.

"kembaran saya akan hadir disana" ucap Jeno tiba tiba,chenle yang terlihat terkejut menutup mulutnya tidak percaya,kembaran? jeno punya kembaran? 3 tahun dia hidup bersama jeno dan baru sekarang dia tau??!!

"JENO , PUNYA?? JENO KEMBAR?" teriak chenle histeris , jeno menggenggam tangan chenle , lalu mengelus nya lembut , sembari tersenyum kecil

"Apa dia mirip dengan jeno?" tanya chenle antusias , pasalnya si dominan tidak pernah bercerita sama sekali

"tidak" chenle mengerutkan alisnya bingung

"kami tidak mirip sama sekali , sifat , wajah , kesukaan , semua nya berbeda, pendapat saya dan dia sangat lah jauh berbeda, semua diantara kami berbeda, kecuali.." jeno menunduk sedikit, merenungkan apa yang terjadi diantara dia dan kembaran nya sehingga mereka menjadi terpisah

"kecuali keegoisan, kami selalu menginginkan satu hal yang sama , dan jika itu manusia , maka kami tidak bisa membagi nya"

chenle mengelus balik telapak tangan jeno "jika Jeno memiliki kenangan buruk bersama nya , jeno tidak perlu membahas nya" chenle menatap lurus ke depan ,merasa bersalah sudah menanyakan itu kepada jeno

jeno melirik chenle yang sudah terlihat menahan tangis "tak apa sayang,ini bukan salah mu, jangan menangis" diiringi kekehan kecil chenle mengusap airmatanya

"Jeno menyebalkan!" chenle mendengus karena jeno menggoda nya dengan senyum mengejek itu

tak terasa perjalanan mereka telah sampai ,jeno langsung masuk kedalam gedung tanpa menunggu chenle
maka dari itu chenle ikut berlari masuk kedalam gedung

setelah masuk chenle melihat kekasih nya itu tengah berpelukan dengan satu wanita , mungkin saja sepupu nya , begitu pikir chenle

chenle segera mendekat kearah mereka,lalu tersenyum kearah wanita tersebut "oh hai , apa dia pacarmu lee jeno?"

"Iy-"

"Bukan, dia hanya temanku" ucapan chenle terpotong, dia menatap tak percaya pada jeno

chenle mundur sedikit untuk mensejajar kan diri nya dengan jeno "teman? tapi aku kekasih mu lee!"tegas chenle , Jeno menatap dingin "kau tidak tau makna teman? buang pikiran mu jauh jauh untuk bisa menjadi kekasih ku"

chenle tersenyum sinis ,dia dipermalukan didepan keluarga besar lee, chenle hendak berbalik pulang namun jeno menahan tangan nya "tetap disini." jeno menarik chenle agak kasar untuk kembali di sisi nya segera

"Ohoo hoo" tepukan tangan menggema "long time no see jeno" pria itu menaik turun kan alis nya , menatap pria kecil disebelah Jeno "kau kemari dengan pria ini? siapa namanya? dan siapa kah dia?"

"Zhong chenle , teman jeno" kali ini chenle yang menyahut, jeno tidak suka nada bicara chenle yang menekankan kata teman,sakit.

"teman? hanya teman? , jika aku menjadi jeno maka aku akan menjadi kan mu kekasih ku" pria itu tersenyum , terpesona oleh wajah manis chenle

"ah aku lupa , kau masih mencintai nona siyeon?" pria tadi melirik wanita yang berada di samping nya

siyeon yang daritadi menyimak menjadi tersipu mendengar bahwa jeno masih mencintai nya

"Ey dia malu, kau tidak ingin mengajak nya berkencan?"jeno tersenyum menatap pria didepan nya

"apa kau tidak keberatan?" Jeno merangkul siyeon , menatap remeh pria tinggi tadi

"tentu saja tidak, pria kecil ini" dia memutar arah ,lalu mendekat kearah chenle "bukan kekasih mu kan?" jeno menggeram, berani berani nya dia mendekati chenle

"menjauh dari nya" ucap jeno , sembari melepas rangkulan nya dari siyeon

"itu agak kasar untuk percakapan dua saudara kembar yang baru bertemu" tangis chenle hampir pecah , sedari tadi dia sudah menahan tangis nya , hanya saja itu akan membuat nya semakin malu "diamlah jaemin , menjauh darinya" ucap jeno sekali lagi

jaemin mulai memperhatikan chenle yang terlihat terganggu , jaemin menunduk untuk melihat wajah pria manis itu "kau menangis? karena dianggap teman oleh kekasih mu sendiri?" tawa jaemin pecah , jeno pikir ia bodoh?

"dari dulu keinginan kita memang selalu sama ya Jeno.."jaemin menepuk bahu jeno, lalu membisikkan sesuatu

"aku pergi dulu , aku akan kembali untuk mengambil teman manis mu" lalu dia melenggang pergi dari sana , siyeon yang sedari tadi menyimak mulai mengelus bahu jeno berniat menenangkan

"sudah lah jen , bukan kah bagus dia mengizinkan kita berkencan?" siyeon mengecup bibir Jeno sekilas

chenle yang melihat tindakan nekat gadis itu mengangkat wajah nya  lalu mengusap air matanya yang sempat menetes

"ekhem" chenle memasang senyum palsunya lalu kembali membuka suara

"Lee seperti nya aku tertarik pada kembaran mu , dia terlihat begitu mempesona dengan gerak jalan yang indah , dia memiliki kata kata manis yang bisa membuat orang jatuh cinta , dia tersenyum seperti seorang dermawan , jika dipikir pikir bagaimana pendapat mu jika aku berkencan dengan kembaran mu sementara kau dengan nona siyeon? akan terlihat romantis nanti nya jika kita melaksanakan kencan ganda" chenle semakin melebar kan senyum nya , sedikit memberi kan gerakan manipulatif agar terlihat kuat

"Chenle- apa yang?" jaemin kembali dengan segelas minuman dilengan berbalut sarung tangan putih , memotong perkataan Jeno yang mulai terjebak pada permainan nya sendiri

"bagaimana Jeno? kau kira selama ini aku hanya mengikuti kemauan mu? tentu tidak , walaupun chenle bukan kekasih mu aku akan tetap menjandikan nya kekasih ku , beda dengan siyeon yang aku pakai untuk balas dendam cih." jaemin menarik elegan sarung tangan nya , lalu sedikit membungkukkan badan nya , memberi uluran tangan

"Ingin berdansa? zhong chenle?"

"tentu lee jaemin"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

u , me , university | JenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang