18

1K 115 22
                                    

Yoongi terdiam saat mendengar ucapan Jimin. Mulutnya ingin menyuarakan pendapatnya, tapi keputusan telah dibuat. Kuputusan mutlak yang tak bisa digoyahkan.

"Hyung... bukankah kau bilang percaya padaku. Aku sudah memikirkan rencana ini dengan sangat matang. Aku hanya tak ingin Papa berbuat kerusakan lagi". Yoongi tertegun saat mendengar ucapan lembut Jimin. Yoongi sering kali berpikir andai Jimin bukan putra Sang Lord, dia hidupnya mungkin takkan seperti ini. Rasa sayang dari Sang Lord memang tak diragukan lagi. Tapi tatapan kebencian, cercaan dan pandangan yang diberikan oleh para White Wicth lebih banyak didapatkan olehnya. Ingin rasanya Yoongi berteriak bahwa Jimin berbeda. Tapi apa ada orang yang mempercayainya? Bahkan dirinya adalah keturunan Pelahap maut.

"Jim.... Aku tak ingin kau meninggalkan aku... Aku sudah menganggapmu seperti adikku sendiri". Lirih Yoongi.

"Setiap perbuatan pasti membutuhkan pengorbanan hyung. Kita tak tau apa yang akan terjadi dimasa depan". Jawab Jimin.

"Rencanamu... Tak bisakah kau memberitahukannya padaku. Hanya padaku Jim... Hingga aku bisa bersiap dengan semua kemungkinan buruk yang akan terjadi nanti". Mohon Yoongi. Hanya gelengan kepala yang di berikan Jimin untuk menjawabnya.

"Percayalah padaku... Aku akan berusaha meminimalisir korban yang mungkin berjatuhan" Jimin meyakinkan.

"Apa kau tak percaya padaku? Sampai kau tak bisa mengatakan apa rencanamu?".

Jimin menghembuskan napas lelah, bagaimana Yoongi berpikir dia tidak mempercayainya. Jimin tau Yoongi hanya terlalu mengkhawatirkannya.

"Hyung... Aku akan membawa Jungkook ke kastil". Pada akhirnya Jimin mengatakan rencananya.
"Hanya itu yang bisa ku sampaikan, dan ku harap kau terus berada di dekat Jungkook saat hari itu tiba". Jimin beranjak pergi setelah mengucapakan sedikit rencananya.

"Baik aku akan berada di dekatnya tapi dengan syarat, kau harus mengajakku kemanapu kau pergi, entah itu mencati bahan untuk ramuanmu dan juga saat kau membuat ramuan". Yoongi mutlak.

"Baiklah... Kalau begitu ayo ikut aku". Jimin menyerah, bagaimanapun keamanan Jungkook adalah nomer satu.

"Kemana?".

"Revenclaw.... Aku akan menemui putri Rowena Revenclaw".

Yoongi mengikuti Jimin, kembali bingung saat jalur yang dilalui bukanlah jalur ke asrama Revenclaw.

"Kita pakai jalur khusus, kalau lewat jalur biasa anak-anak revenclaw tidak akan membiarkan kita masuk". Ucap Jimin.

Yoongi dibuat takjub saat sebuah portal muncul dihadapannya. Tanpa ragu Jimin memasuki portal, Yoongi turut masuk kedalam portal mengikuti Jimin.
Rooftop asrama revenclaw kini terpampang jelas didepan Yoongi, berdecak kagum saat tau portal itu menghubungkan asrama Slytherin dengan tempat ini. Tak lama sosok transparan wanita bergaun mendekati Jimin.

"Kau datang? Bagaimana percobaan pertamamu?".

"Berhasil dengan sempurna, akau semakin yakin dengan rencana utamaku".

"Baiklah... Aku mendukungmu, ku harap apa yang kau inginkan berhasil".

"Apa kau sudah mendapatkan informasi, mengenai permintaanku?".

"Tentu saja... Kedua permintaanmu saling terhubung. Para Centaurus dihutan terlarang yang menjaganya. Kau harus menemui mereka".

"Centaurus ya... Barang langka yang dijaga oleh makhluk langka".

Yoongi terkejut, centaurus bukan makhluk yang mudah didekati, apalagi mengingat Jimin adalah putra Sang Lord. Mungkin Jimin akan menemui banyak kesulitan. Tapi sepertinya Yoongi lupa, siapa pemuda di depannya ini. Tak ada yang tidak mungkin untuk seorang Jimin Marvolo Ridle.

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang