20

342 44 24
                                    

Pagi tampak seperti biasa, para murid Hogwart sarapan di ruang makan kastil. Ada yang makan sambil bercanda, ada yang makan sambil membaca surat kabar yang dibawa oleh burung hantu, dan banyak lagi. Yang berbeda adalah diamnya seorang Jungkook Albus Dumbledore. Anak itu terlihat sangat diam yang berhasil membuat Seokjin dan Taehyung heran.

"Kookie apa kau baik ?". Seokjin khawatir.

"Aaah...hehehe... aku baik hyung". Cungir Jungkook.

"Hai kalau kau tak mau memberikan paimu tak masalah Kook, kau bisa memakannya. Kau juga bisa memakan bagianku". Taehyung mengalah.

"Hehehehe.... taruhan tetap taruhan hyung... bagianku tetap untukmu karena aku kalah lomba". Tolak Jungkook.

"Sebenarnya kau kemana Kook, seharusnya kau yang sampai lebih dulu". Heran Taehyung.

"Perutku mulas semalam, aku tak tahan jadi aku putar arah ke toilet hehehe". Cungir Jungkook.

"Apa kau sudah baik Kookie ?". Seokjin khawatir.

"Emmm... sudah sembuh hyung... hanya mulas sebentar semalam". Jungkook menenangkan.

"Syukurlah.... ayo cepat makan sarapanmu, pai bagianku bisa kau makan nanti". Seokjin mengelus rambut Jungkook lembut.

"Jimin.... apa yang kau lihat hmmm". Tegur Yoongi saat Jimin hanya diam dan melihat ke arah Jungkook.

"Aku hanya merasa iri, jika saja aku lahir sebagai penyihir biasa seperti mereka. Apa aku juga bisa merasakan yang orang lain rasakan". Lirih Jimin.

"Kau juga memiliki orang-orang seperti mereka. Aku salah satunya". Yoongi bangga.

"Terima kasih karena kau selalu bersamaku hyung". Jimin tersenyum manis.
"Rencana akan dilaksanakan nanti malam, kekacauan akan mulai terjadi. Bersiaplah". Sikap Jimin berubah menjadi serius dan beranjak meninggalkan mejanya. Yoongi terkejut saat mendengar ucapan Jimin akhirnya memutuskan mengikuti Jimin. Kepergian Jimin dan Yoongi tak lepas dari perhatian Jungkook, tatapan sendu mengarah ke arah Jimin.

"Jimin kau yakin dengan rencanamu ?" Yoongi memastikan.

"100% yakin hyung... aku sudah sangat lelah. Aku ingin segera mengakhirinya". Jimin pasti.

"Jimin....

Paattssss.....

"Hyung.... maafkan aku tak ingin kau terluka lagi. Aku membebaskanmu". Jimin memutuskan sihir pengikat yang dulu dia tanamkan ke Yoongi.

"JIMIN KAU SUDAH GI**".  Maki Yoongi.

"Hyung... kau bilang akan tetap mempercayaiku apapun yang ku lakukan. Baru segini saja kau sudah memakiku. Kau lupa dengan janjimu".
Kesal Jimin.

"BARU SEGINI .... BARU SEGINI KAU BILANG... HAL GI** APA LAGI YANG AKAN KAU BUAT". Hardik Yoongi.

"Ish... jangan berteriak pendengaranku masih normal". Protes Jimin.

"Aku kecewa padamu Jim....". Lirih Yoongi.

"Hmmm... aku tau rencanaku ini akan membuatmu kecewa. Tapi jangan lupakan janjimu yang akan menjaga Jungkook untukku". Pinta Jimin.

"Persetan dengan Jungkook... bagiku kau lebih penting daripada dirinya....

Buuugghhh....
Bogem mentah mendarat di pipi Yoongi, pelakunya adalah Jimin. Yoongi jatuh terduduk, pipinya terasa ngilu.

"KAU TAU HYUNG... MISI APA YANG DIBERIKAN MOMMY PADAKU ? DIA MEMINTAKU UNTUK MEMBUNUH PAPA. HYUNG AKU TAK PERNAH BERTEMU MOMMY, TAPI SAAT BERTEMU AKU MALAH DISURUH UNTUK MEMBUNUH ORANG YANG SELAMA INI MENJAGAKU, MERAWATKU DAN MELINDUNGIKU. JIKA KAU DIPOSISIKU, BAGAIMANA PERASAANMU". Jimin sudah tak bisa menahan emosinya. Jimin memilih meninggalkam Yoongi.

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang