22

380 50 34
                                    

Sinar kehijauan mengarah ke tubuh pemuda yang ada di tengah lapangan. Tetes air mata membasahi pipi sebelum tubuhnya ambruk kehilangan nyawa.

"TIDAAAAAKKKKKKK". Teriakan Seokjin menggema.

"Hahahahaaaaaa.... akhirnya sudah tidak ada lagi keturunanmu.... aku berkuasa sekarang hahahahaaaa...". Voldemort bangga.
"Junior sekarang kau.....
Voldemort terkejut melihat Jimin berlari ke tengah lapangan, bahkan Yoongi memberontak dan berlari menyusul Jimin.

"Bangun.... ku mohon bangun... bangunlah.... hiks....hiks... hiks". Jimin mencoba membangunkan tubuh yang sudah mulai mendingin.
"Hyung.... hiks....hiks....hiks... kenapa tubuhnya dingin". Jimin mulai menangis.

"Hei anak nakal... kau bilang kau akan bertahankan ? Ayo bangun ?". Yoongi menepuk pipi Jungkook lembut. Tanpa sadar air mata menetes dari mata Yoongi saat tak mendapati pergerakan dari tubuh itu.

Merasa tak ada penyerangan, Seokjin, Taehyung, Hoseok dan Namjoon nekat berlari ke tengah lapangan.

"KAU.... KAU BERANINYA KAU MENYENTUHNYA". Bentak Seokjin.

"HEI KETURUNAN POTTER BERANINYA KAU MEMBENTAK PANGERAN KAMI". Pelahap maut balas membentak.

Avada kadavra...

Expelliarmus....

Mantra mematikan yang di lontarkan pelahap maut itu berhasil dibatalkan sebelum mengenai Seokjin. Membuat terkejut semua orang karena pelaku yang membatalkan mantra itu adalah Jimin. Jimin berdiri berhadapan dengan sang pelahap maut.

"Aku sudah pernah mengatakan bahwa putramu tak menyukai perbuatanmu. Tapi kau menyangkalnya bukan. Maka kau akan menyesalinya". Tegur Jimin

"Hahahaha.... Junior kau bicara apa hah. Bagaimana kau tau ? Aku hanya bicara dengan anak itu". Voldemort terdiam mulai merasa curiga.

"Dementor... panggil para dementor". Mendengar perintah itu, para pelahap maut langsung memanggil para dementor. Tak lama para penjaga penjara Azkaban berdatangan bukan satu tapi ribuan. Udara menjadi sangat dingin, kebahagiaan terasa disedot secara paksa bersamaan dengan hadirnya para Dementor.

Expecto Patronum......

Cahaya menyilaukan keluar dari tongkat, cahaya yang membuat mata sulit menatapnya.
Semua terpada seokor burung phoenix raksasa tercipta saat mantra patronus dirapalkan. Para Dementor di pukul mundur karena tak kuat dengan cahaya dari phoenix yang terbang ke arah mereka.

"Patronus Phoenix... jangan-jangan kau ?". Tubuh Voldemort terasa sakit.

Di sisi lain khasiat ramuan polyjus mulai memudar. Jimin yang saat ini berhadapat dengan Voldemort sedikit demi sedikit berubah, begitu juga dengan Jungkook yang saat ini di pangkuan Yoongi. Rambut hitam Jungkook mulai berubah menjadi keabu-abuan, membuat Yoongi kembali menangis.

"Kau berbohong padaku, kau bilang akan bertahan, kau bilang bisa menghindari kematian dasar pembohong.... bangun JIMIN.... BANGUN.....". Yoongi berteriak frustasi.
"Jungkook... kau bisa membangunkannya kan... ku mohon bangunkan dia hiks...hiks..hiks". Mohon Yoongi.

"Kau telah membunuh putramu sendiri, kau melukainya terlalu dalam. Kau menyakiti putramu sendiri... hingga dia lebih memilih mati hiks.... hiks... hiks". Jungkook yang telah kembali sempurna berdiri dengan tegak tepat dihadapan Voldemort.
Voldemort terkejut bukan main, badannya merasakan sakit yang luar biasa. Tanpa disadari kelahiran Jimin saat itu membuat jiwanya juga masuk ke dalam tubuh Jimin dan menjadikannya Horcux hidup. Kini jiwa terakhir musnah bersama dengan kematian Jimin.

Aaaaaaaaaaaaaaaggggggghhhhhhh......

Tubuh Voldemort hancur menjadi serpihan-serpihan api yang terbang terbawa angin. Para pelahap maut seketika ketakutan dan berusaha kabur dari tempat itu, tapi sesuatu terjadi mereka tak bisa pergi seolah sesuatu menghalangi mereka. Cahaya putih keluar dari dalam kastil, menampakka roh Rowena Revenclaw dikuti yang lain. Mereka membuat pasukan roh, menyerbu para pelahap maut yang berada di sana. Seketika tubuh mereka berubah menjadi asap dan hilang bagai ditelan bumi. Cuaca yang tadinya kelam berubah menjadi kembali cerah seperri sedia kala.

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang