Chapter 4: Library

481 79 17
                                    

Hari ini benar-benar hari yang sangat melelahkan. Entah karena memang jadwalnya hari ini begitu padat sehingga tak ada waktu bagi gadis itu untuk mengistirahatkan diri atau itu hanya perasaannya saja. Atau mungkin juga ia hanya merasa lelah dengan banyaknya hal yang mengisi pikirannya belakangan ini dan sayangnya ia sama sekali tidak dibekali keberanian untuk menceritakan apa yang mengganggunya kepada orang lain. Tentu saja dari sekian banyak hal yang mengganggu pikirannya adalah Park Chanyeol, atau mungkin bisa dibilang 'sesuatu' yang dilakukan oleh Park Chanyeol.

Berkali-kali Chaeyoung berusaha melupakan kejadian di kolam renang meskipun pada akhirnya ia akan terus teringat dengan hal itu setiap kali tak sengaja melihat ke arah kolam renang di rumah maupun saat ia tak sengaja melihat foto Chanyeol yang ada di ruang keluarga. Akan tetapi, setidaknya ia merasa perlu bersyukur karena sejak hari itu ia tidak perlu bertemu dengan Chanyeol. Awalnya ia pikir kalau pria itu memang berusaha menghindar seperti biasanya—meskipun untuk alasan yang berbeda—hingga ia mendengar informasi dari salah satu pelayan kalau Chanyeol ada suatu urusan di luar kota. Tidak mengherankan jika Chaeyoung sulit bertemu dengannya selama beberapa hari terakhir.

Di samping itu, Chaeyoung pun memiliki kesibukan juga mengingat jadwalnya cukup padat seperti hari ini. Belum lagi terdapat rencana kalau sebentar lagi ia akan kembali comeback sehingga seharusnya Chaeyoung bisa melarikan pikirannya dari kejadian di kolam renang, sayangnya ia tidak bisa. Terkadang itu pula yang membuatnya kesulitan konsentrasi setiap kali sedang membahas proyek comeback-nya di kantor. Untung saja baik manajernya maupun pihak agensi sama sekali tidak menyadari pikirannya yang sedang entah ke mana. Lagipula akan terdengar kekanakan jika mereka tahu dan penyebabnya adalah sang kakak sendiri.

Astaga, apa ia baru saja menyebut Chanyeol sebagai seorang kakak? Apabila Chanyeol mendengar isi pikirannya, sudah pasti pria itu akan membentaknya atau memakinya sebelum kembali mengaitkannya dengan masa lalu orang tua mereka. Terutama tentang fakta bahwa mendiang ibu Chaeyoung bekerja sebagai seorang pelacur. Hal itu seolah-olah menunjukkan betapa Chanyeol tidak akan pernah puas jika sehari saja tidak membahas tentang fakta tersebut meskipun untuk ke sekian kalinya Chaeyoung selalu menunjukkan dirinya sama sekali tidak merasa terganggu dengan hinaan pria itu.

Ia sudah mulai terbiasa, itulah satu-satunya hal yang ia tahu. Awalnya memang sulit dimengerti ketika ia masih kecil dan mendengar cacian yang terlontar dari mulut Chanyeol hingga pemahaman itu mulai datang dan mengantarkannya pada apa yang mereka sebut dengan sakit hati. Tetapi, sakit hati itu sepertinya tidak berlangsung lama hingga perlahan-lahan Chaeyoung mulai terbiasa dengan segala macam hinaan Chanyeol yang berkaitan dengan mendiang ibunya.

Sayangnya, Chaeyoung tidak bisa membalas. Bukan karena ia takut atau lemah, ia hanya berpikir bahwa Chanyeol bersikap demikian karena pria itu sakit hati terhadap perlakuan ayah mereka dengan mendiang ibu Chaeyoung dulu. Anak mana yang tidak akan sakit hati bila ayah kandungnya memilih pelacur alih-alih ibunya sendiri? Terlebih lagi perselingkuhan itu menyebabkan sang ibu sakit-sakitan hingga perlahan memutuskan untuk mengakhiri hidup dan pada akhirnya si anak malah harus terjebak di satu atap yang sama bersama ayah kandung yang telah berkhianat serta seorang anak haram hasil dari sebuah perselingkuhan.

Meskipun Chaeyoung bisa mengerti, bukan berarti gadis itu akan terus memaklumi apa yang dilakukan Chanyeol. Bagaimanapun juga perlakuan Chanyeol kepadanya adalah sesuatu yang salah karena bukan mau Chaeyoung jika ayah pria itu berselingkuh dengan ibunya dan bukan mau gadis itu juga terlahir sebagai anak dari hasil perselingkuhan mereka.

Namun, sepertinya Chanyeol tidak akan pernah mengerti. Pria itu sepertinya hanya berpikir bahwa nasibnya jauh lebih buruk dari Chaeyoung dan tidak seharusnya gadis itu mengeluh tentang perlakuan pria itu padanya. Terdengar tidak adil memang, tapi bukankah hidup memang selalu tidak adil untuk semua orang? Satu-satunya hal yang bisa Chaeyoung lakukan hingga saat ini adalah menebus semua kebaikan Park Haejoon.

MÄRCHEN✅ [EBOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang