Chapter 6: Saviour

394 65 9
                                    

Pening menyerang kepalanya ketika Chanyeol perlahan-lahan mulai membuka kedua matanya yang sempat terpejam, kepalanya terasa begitu berat seperti sedang menahan beban besar di atas keningnya. Di saat yang sama kedua matanya juga terasa begitu pegal dan refleks ia berusaha menghalangi cahaya yang masuk karena terlalu silau. Setelah merasa mulai terbiasa, barulah Chanyeol berusaha menelaah keadaan sekitar. Ia mendengar suara seseorang yang tengah berbicara dan juga menghirup aroma khas rumah sakit.

Kini pandangannya tak lagi kabur seperti beberapa menit yang lalu sehingga Chanyeol mulai bisa mengenali wajah seorang gadis yang tengah duduk di sampingnya. Entah apa yang terjadi, ia hanya ingat kalau sebelumnya ia masih berada di mobil dan melalui pertengkaran dengan Chaeyoung hingga kemudian semua mendadak menjadi gelap. Alih-alih di mobil bersama Chaeyoung, justru Chanyeol menemukan dirinya tengah terbarik di ranjang berseprai putih dengan Jisoo yang duduk di samping ranjangnya. Mata Jisoo tampak sembab, terlihat seperti habis menangis meskipun bibirnya melengkungkan senyuman.

Ia masih belum bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Jisoo padanya, tetapi ia melihat seorang dokter yang sebelumnya bicara dengan gadis itu langsung menghampirinya dan memeriksa keadaannya. Chanyeol tak banyak bicara karena ia merasa masih perlu mengumpulkan tenaga bahkan hanya untuk membuka mulut, di saat yang sama ia juga melihat dokter itu tengah menjelaskan sesuatu kepada Jisoo setelah selesai memeriksanya. Tak lama kemudian, dokter itu pergi dan Jisoo yang sebelumnya sempat berdiri kembali duduk di sampingnya.

"Oppa," Jisoo membuka suara lebih dulu. Senyuman sama sekali tak lenyap dari bibir gadis itu. "Syukurlah karena kau sudah sadarkan diri. Aku takut jika sesuatu terjadi padamu."

Chanyeol berusaha keras untuk bertanya. "Ada apa ... denganku?"

"Kau dan Chaeyoung mengalami kecelakaan. Apa kau tidak ingat?" tanya Jisoo dengan nada khawatir. Tetapi, berikutnya gadis itu kembali menjelaskan karena melihat Chanyeol hanya terdiam saja. "Sebuah truk pengantar barang menabrak mobil di mana kau dan Chaeyoung berada. Polisi sudah melakukan investigasi ke TKP termasuk menginterogasi supir truk itu. Ternyata setelah diperiksa truk yang dikendarainya mengalami kerusakan pada remnya."

Kecelakaan? Ah, ya benar sekali. Sekarang ia mulai bisa mengingat sedikit demi sedikit apa yang terjadi saat ia dan Chaeyoung berada di dalam mobilnya. Semua terjadi secara singkat ketika Chanyeol melihat sinar menerangi mobilnya dari arah Chaeyoung disertai suara klakson yang terus berbunyi tanpa henti. Sayangnya, Chanyeol kehilangan banyak waktu untuk menghindar sehingga satu-satunya hal yang bisa dilakukan pria itu dalam waktu yang sangat singkat hanyalah menarik Chaeyoung ke dalam pelukannya.

Benar sekali, ia memeluknya sebelum kecelakaan itu terjadi. Chanyeol yakin ia tidak akan salah ingat mengenai hal itu. Detik-detik sebelum tubuhnya perlahan mati rasa ia masih bisa merasakan kehangatan yang menjalar dari tubuh Chaeyoung. Kehangatan yang begitu jelas dan terlalu mustahil untuk ia ingkari. Hanya saja, pernyataan Jisoo barusan mulai membuatnya berpikir. Di mana Chaeyoung sekarang? Apa sesuatu terjadi pada gadis itu setelah kecelakaan itu terjadi pada mereka berdua?

Sebelum Chanyeol sempat bertanya, Jisoo sudah lebih dulu menyodorokan ponsel milik gadis itu dan memperlihatkan sebuah artikel berita yang meliput tentang kecelakaan yang dialami oleh Chanyeol dan juga Chaeyoung. Di sana juga disertakan foto yang diambil oleh wartawan, mobilnya hancur sebagian, terutama yang paling parah adalah di bagian kanan mobilnya. Kalau dipikir lagi rasanya hampir mustahil untuk selamat dalam kecelakaan itu jika dilihat dari kondisi mobil yang sudah hancur tersebut.

"Syukurlah kau selamat dari kecelakaan itu," ia mengalihkan pandangannya ke arah Jisoo yang mulai terisak lagi. Chanyeol bisa melihat ketulusan gadis itu betapa Jisoo benar-benar bersyukur bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi pada dirinya. "Sudah hampir seminggu kau tidak sadarkan diri sejak kau dibawa ke rumah sakit ini. Aku tidak bisa tenang sama sekali, terutama ketika mendengar dokter bilang bahwa potensi kau selamat sangat kecil lantaran kau mengalami perdarahan yang hebat."

MÄRCHEN✅ [EBOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang