19

1.4K 202 6
                                    

     Karina terduduk diam di depan ruang rawat Winter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Karina terduduk diam di depan ruang rawat Winter.

Tidak ada rasa berani sedikitpun untuk masuk serta menyapa Winter ataupun Jaemin di dalam sana. Padahal, tadi sebelum berangkat Karina sudah memberanikan diri, bahkan berdandan serapi mungkin. Tapi nyatanya, saat sudah berada tepat di depan ruangan ini. Keberanian Karina seakan menguap, hilang entah kemana.

It's been a week since that accident. Dan rasa bersalah Karina terhadap Winter masih kental adanya.

Karina selalu membayangkan, seandainya saja hari itu dia tidak memaksakan diri untuk bertemu Mama Winter. Seandainya saja hari itu dia memberanikan diri untuk keluar kamar. Winter pasti tidak akan dirawat disini.

Sangking lamanya Karina diam terduduk menyesal. Ia sampai tidak menyadari bahwa ada orang menduduki bangku di sebelahnya.

"Nggak masuk?" Tanya orang tersebut.

Karina menoleh, dan mendapati orang tersebut adalah Jeno, teman dekat Jaemin.

"Hai, Jeno." Sapa Karina, mengabaikan pertanyaan yang tadi Jeno suarakan.

Ini bukan pertama kalinya mereka bertemu ataupun mengobrol. Tentu saja mereka sudah kenal karena ada Jaemin yang menjadi perantara. Namun, selama ini baik Jeno dan Karina hanya sekedar menyapa, tidak pernah terlibat obrolan empat mata seperti ini.

"Nggak masuk?" Tanya Jeno ulang.

Karina terdiam, matanya berpindah menuju bucket mawar putih yang Jeno bawa. "Lo mau jenguk Winter? Duluan aja masuknya." Jawab Karina, masih enggan menjawab pertanyaan Jeno.

Jeno tertawa. "Gue kesini mau jenguk orang lain. Bisa habis sama Jaemin kali gue kalo maksain jenguk Winter."

Karina ikut tertawa kecil.

"Gue.. belum berani masuk." Ujar Karina. Yang entah mengapa tiba-tiba sana mengungkapkan isi hatinya. Padahal ini sama Jeno loh? Yang notabene-nya masih orang asing.

"Ngerasa bersalah?" Tanya Jeno. Ia menyenderkan punggungnya pada sandaran kursi, berusaha menemukan posisi ternyaman. Namun matanya masih fokus menatap sisi wajah Karina.

Karina mengangguk. Dia tidak heran tentang kenapa Jeno mengetahui ceritanya. Karena baik berita Winter ataupun kronologi kasus sudah tersebar luas di media.

"Lo pernah nyoba mikir dari sisi lain nggak sih? Kayak, masih untung aja lo keluar tepat waktu. Jadi nyawa Winter masih ketolong." Karina menatap Jeno fokus di matanya. Tanpa menjawab sedikitpun.

Seakan mengerti dengan Karina yang tidak berniat menjawab lebih lanjut. Jeno melanjutkan ucapannya. "Jangan fokus ke satu kesalahan Karina. Kalo lo coba liat lebih luas lagi, masih banyak hal-hal yang bisa lo syukuri."

"Mungkin iya Winter sekarang dirawat ketusuk. Tapi untung aja dia masih bangun, untung aja lukanya gak terlalu parah."

"So, don't be sorry Karina."

match made in heaven; jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang