Pernikahan

726 45 8
                                    

#Day1
#Ngo (โง่) — bodoh (Thai).

--------------
'Februari 20 . 2020'

Tanggal yang cantik. Itulah yang aku dan Perth pilih sebagai tanggal yang menjadi saksi bersatunya kami dihadapan Tuhan. Yang akan disaksikan oleh Pastor, keluarga besar juga teman-teman kami.

Hari dimana aku akan menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh Perth Tanapon Sukumpantanasan. Satu-satunya lelaki yang aku cintai. Lelaki yang menemaniku melalui segala fase kehidupanku selama 5 tahun ini. Lelaki pekerja keras yang selalu membuatku merasa menjadi makhluk paling beruntung karna dicintainya olehnya.

Perth. Bukan lelaki kaya raya yang dengan gampang menghamburkan uang berdigit-digit demi membahagiakan kekasihnya. Bukan pula lelaki parlente yang setiap hari memberikan bucket bunga dan coklat disertai kata-kata manis bak pujangga. Bukan. Perth bukan lelaki seperti itu.

Ia seorang lelaki dari keluarga biasa. Tapi sifat pekerja keras juga tanggung jawabnya pada keluarga yang membuatku bertahan disisinya dalam 5 tahun terakhir ini. Sikap romantisnya bukan dengan memberikan bunga dan coklat, aku bisa melihat sisi romantisnya saat bertemu dengannya. Dari pandangan matanya aku bisa merasakan seberapa besar ia mencintaiku.

"Meung ngo (dasar bodoh)!" Itulah umpatan yang sering Earth ucapkan saat aku membicarakan Perth saat awal-awal kami bersama.

"Iri boss?! Makanya punya pacar~ hahahaha." Balasku. Ia hanya dapat mendengus kesal mendengar jawabanku.

Rak hru ngo mak (terlalu cinta atau terlalu bodoh). Entahlah~ Yang aku tau aku mencintainya dan dia mencintaiku. Terserah orang lain mau berkata apa.

Dan hari ini...

Hari pembuktian keseriusan seorang Perth Tanapon padaku. Hari pernikahan yang telah aku dan dia tunggu-tunggu. Hari yang bersejarah untuk aku dan dia. Hari dimana Tuhan yang akan menjadi saksi dan memberi restu penyatuan aku dan dia menjadi kami.

Aku telah bersiap di dalam ruangan sederhana di sebuah gereja di pinggiran kota. Tempat untukku menunggu di panggil sebelum menuju altar. Sejak dari rumah, tanganku selalu berkeringat. Bahkan sejak tadi malam dadaku tak berhenti untuk berdetak dengan cepat.

Dari jendela aku bisa melihat beberapa iring-iringan mobil memasuki halaman gereja, yang ku yakini itu adalah mobil Perth juga keluarganya. Benar saja. Perth keluar dari mobil paling depan. Ia mengenakan tuxedo warna hitam dengan kemeja dalam berwarna merah, juga dasi kupu-kupu yang tersemat di lehernya.

Walaupun aku melihatnya dari jauh. Tapi pesonanya begitu membiusku yang membuatku tidak bisa berpaling darinya. Bahkan tidak terasa aku mengangkat garis bibirku, tersenyum melihatnya datang dengan begitu gagahnya.

Perasaan yang awalnya khawatir sekarang terobati. Perasaan takut pun terjawab, hanya kekhawatiran yang tidak beralasan. Nyatanya sekarang ia telah sampai di sini, melangkah dengan gagah memasuki gereja tempat yang kami pilih sebagai pemberkatan pernikahan kami.

Ceklek

Tanpa aku sadari seseorang masuk ke dalam ruangan tempat aku menunggu.

"Saint." Suara seseorang dari belakangku menyadarkanku dari keterpesonaan berkepanjangan.

"Ya?" Aku berpaling padanya dan melihat Plan yang berdiri kira-kira dua meter dariku. "Apa aku boleh keluar sekarang?" lanjutku antusias.

F A T U M - PerthSaint (Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang