Sakit atau takut?

273 33 23
                                    

#Day4
#Niskala : tidak berbentuk, tidak berwujud, abstrak

*Note : Feelnya bakal ngena banget kek ny kalo sambil dengerin "Ajarkan Aku - Arvian Dwi" karna gue nulisnya sambil dengerin itu 🤧🤧🤧

---------- HAPPY READING ----------

"Engh.." aku mengerjap pelan. Menyesuaikan pandanganku dengan cahaya yang ditangkap nertaku.

Pelan, mulai ku telusuri isi ruangan tempat ku berada saat ini. Ada tiga buah frem lukisan kecil dengan model niskala terpampang di hadapanku. Ada juga jam dinding yang menunjukkan waktu tepat pukul 4.

"Pantas saja diluar masih gelap" batinku.

Ada pula tiang infus yang selangnya tertancap ditangan kiriku bahkan selang oksigen juga menempel di hidungku.

Aku ingin bangun. Tapi kepalaku masih sedikit pening. Badanku lemas. Aku ingin memanggil 'P'Perth' tapi mulutku tidak mampu mengeluarkan suara apa pun.

Hingga aku menyadari ada seseorang. Oh bukan! Ada dua orang yang sepertinya tertidur pada sofa di pojok ruangan ini. Aku memperhatikan dengan seksama sosok yang tertidur di sofa itu.

Disana. Seorang laki-laki yang tidak aku kenali sedang tertidur dengan posisi duduk, sedangkan seorang lagi adalah Plan tertidur berbantalkan paha laki-laki tersebut. Walaupun dalam posisi yang tidak nyaman, tapi sepertinya Plan menyukai posisi itu.

Aku menampilkan senyuman masam, saat orang yang aku harapkan dapat aku lihat justru tidak ada. Dimana P'Perth? Apa ia tau aku dirumah sakit? Kenapa Plan dan laki-laki itu yang menungguku disini, bukan P'Perth saja? Dan.. Apakah Plan juga yang membawaku ke rumah sakit?

"Ai Saint?!" suara serak khas orang bangun tidur menyadarkanku. Aku hanya tersenyum menanggapi panggilannya. Plan segera melangkah mendekati ranjangku.

"Ai Saint.. Kau sudah sadar?! Syukurlah! Kami sangat khawatir padamu! Sebentar, aku akan panggilkan dokter terlebih dahulu." ucapnya panjang lebar.

Aku menahan tangannya sebelum ia melangkah untuk keluar.

"Ada apa Saint? Apa ada yang sakit? Atau ada yang kau inginkan?" khawatirnya.

"Min-um." hanya kata itu yang dapat aku ucapkan. Padahal aku ingin menanyakan dimana P'Perth sekarang. Tapi mungkin tubuhku lebih membutuhkan air minum sekarang.

"Astaga! Kau pasti haus. Sebentar." Plan dengan sigap membukakan air mineral kemasan untukku dan menyiapkan sedotannya agar aku mudah untuk minum.

"Sayang?" suara laki-laki itu mengintrupsi kegiatan Plan yang sedang menyiapkan minum untukku. Plan menengok pada laki-laki tersebut.

"P'Maen. Maaf. Apa boleh Plan minta tolong panggilkan dokter. Saint sudah sadar sekarang." ucap Plan pada laki-laki tersebut.

"Baiklah. Tunggu sebentar." balasnya pada Plan.

Laki-laki yang baru aku tau namanya Mean itu segera melangkah keluar. Saat dia melewati ranjangku ia tersenyum padaku. Aku hanya dapat sedikit menganguk karna aku sedang minum dengan di bantu oleh Plan.

"Plan, dimana P'Perth?" tanyaku saat aku selesai minum.

"Hah?! Emm.. P'Perth se__" belum selesai Plan menjawab pertanyaanku, pintu ruang rawatku terbuka memunculkan seorang dokter dan juga suster, dan Mean mengikuti dibelakang.

Dokter memeriksa tekanan darah juga segala pemeriksaan yang di bantu oleh suster tersebut.

Aku tidak begitu memperhatikan ucapan dokter tersebut yang menjelaskan tentang keadaanku saat ini pada Plan dan Mean. Pikiranku masih mengawang, memikirkan dimana gerangan P'Perth sekarang. Kenapa sosoknya seolah raib, niskala, bak tak pernah ada.

F A T U M - PerthSaint (Complite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang