Hujan Badai 🌩

6.7K 732 15
                                    

"Abang jahat! Jahat! Jahat!"

Taeyong sibuk memukul-mukul lengan Taeil. Si abang yang menderita cuman bisa diam menikmati. Lumayanlah, pijet gratis. Pukulan Taeyong lemah banget. Mau semarah apapun Taeyong sama dia, adiknya itu masih menghormatinya sebagai seorang kakak. Memang sodara idaman...

"Udah Yong, nggak usah sok stress gitu. Mumpung lagi nggak ngasuh Mark, kamu kan bisa manfaatin waktu buat nyari suami baru." Balas Taeil santai.

"Nyari dimana abang?!"

"Tuh, kosan depan banyak seme ganteng."

"Idih! Aku kan nggak suka sama brondong!"

"Heh! Jangan ngomong gitu! Karma entar dapet jodoh brondong beneran."

Taeyong mendengus. "Nggak mau!"

"Terus, maunya yang gimana? Warga disini pada nikah muda, jadi kamu mau cari yang lebih tua juga udah berpawang semua."

Taeyong nggak jawab.

"Atau mau aki-aki depan komplek sana. Duda seger tuh. Kemarin si nini baru meninggal."

"Itu ketuaan abangku sayang!"

Taeil udah pusing.

"Emang abang nggak ada temen gitu yang mau dikenalin ke aku?"

"Nggak ada. Kamu terlalu sempurna buat mereka."

Taeyong langsung kesemsem. "Ih abang, bisa aja..."

Kan, mood Taeyong langsung bagus. Emang adeknya itu lemah sama gombalan-gombalan receh begitu.

"Yong, dengerin abang, mau brondong atau bukan, yang penting itu dia cinta sama kamu juga sama Mark, ngelindungin kamu, ngayomin kamu dan juga bisa ngebimbing kamu. Yang lebih tua juga nggak menjamin kamu bahagia."

"Emang ada makhluk sesempurna itu?"

"Ya ada, abang buktinya."

"Pret!"

"Eh jangan salah. Nggak ada orang yang bisa naklukin Doyoung yang bar-bar kecuali abang."

"Ooh, jadi aku bar-bar ya dimata kamu, mas?"

Jeng! Jeng! Jeng! Doyoung tiba-tiba muncul entah darimana. Bikin jantung Taeil mau loncat dari tempatnya. Jangan kan jantungnya, orangnya juga pengen loncat tapi nggak tahu mau loncat kemana. Secara mereka lagi ngobrol di dapur, di lantai satu.

"Eh, istri mas yang cantik... Eh ganteng maksudnya..."

Si pakde otomatis berdiri dan berjalan mendekati si ibu negara, yang jelas langsung rangkul istrinya.

"Jangan pegang-pegang aku mas!"

"Oh gitu ya, jadi mas nggak boleh pegang-pegang istri mas sendiri?"

Doyoung nggak jawab. Ia udah sebel dibilang bar-bar sama suami sendiri. Kalo sama orang, udah dilempar panci kali.

"Ya udah, nggak papa. Mas, mau pergi dulu bentar ya sayang..."

Cup!

Doyoung langsung melotot ngeliatin oknum yang cium pipinya tiba-tiba.

"Hehe..."

Taeil main nyelonong aja, nggak nungguin istrinya nanya mau kemana. Soalnya kalo Doyoung lagi mode bete gitu, dia nggak akan nanya apa-apa. Jadi, manfaatkan kesempatan untuk merasa menjadi bujang kembali.

"Nggak takut laki lo belok ke gang sebelah?" Cibir Taeyong.

"Nggak akan."

"Pede banget."

Janda vs Brondong | JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang