10. perihal Jeno ⁚ ia berbeda

48 12 0
                                    

━━━━━━━━━//━━━━━━━━

Jam berdetik aku dengar di suasana sunyi dalam rumahku. Aku menunggu Jeno yang tak kunjung kembali dari kampus karena satu dan lain hal—dia anggota fotografer omong-omong. Dan dalam waktu dekat ini akan ada sebuah festival seni di kampus kami. Ia menjadi salah satu anggota fotografi yang membantu dokumentasi acara berlangsung. Tentu bergantian.

Acara akan diadakan selama tiga hari, dan Jeno mendapatkan hari pertama untuk mendokumentasi. Aku menjadi tamu undangan karena aku akan ikut berpartisipasi dalam acara seni itu.

Ya, aku akan memamerkan hasil lukisanku pada khalayak umum nanti. Aku suka melukis. Lebih banyak adalah pemandangan-pemandangan menakjubkan yang aku pernah lihat. Besok adalah waktuku untuk menunjukkannya pada dunia. Ah, aku tak sabar melihat reaksi semua orang.

Mungkin bukan yang terbaik. Tapi aku tahu hasilnya tak buruk.

Tik.

Oh, pukul sebelas lewat sebelas. Pas sekali dengan suara lain yang datang dari arah depan. Dia di sana, Jeno-ku ada di balik pintu utama dan aku segera datang untuk berdiri menyambutnya.

Pintu terbuka. Kami saling melempar pandangan dan tersenyum lebar sebelum Jeno merentangkan tangannya untuk menyambutku dalam pelukan nyamannya.

“Kebiasaan ya?” katanya. Aku hanya terkekeh dan menghirup dalam-dalam aroma parfumnya yang membuatku selalu terpikat. Ah, bukan berarti aku menyukainya hanya karena bau parfumnya.

Tapi karena aku memang menyukainya.

Seorang Lee Jeno selalu menjadi kesukaanku.

Sejak awal hingga nanti.

“Besok, kita berangkat ya?” katanya lagi. Aku mengangguk dalam peluknya dan kami akhirnya berlalu menuju ruang makan untuk menyantap makanan yang tadi sempat aku masak untuknya. Ternyata ia pulang juga tak hanya dengan tangan kosong, ia membawa jus stroberi.

Belakangan ini aku sering memakan buahnya dan sudah menjadi kebiasaan Jeno setiap kali datang akan membawakanku yang utuh atau yang telah melalui proses menjadi minuman sekalipun.

Jujur saja, aku bukan termasuk orang yang rutin mengonsumsi buah-buahan. Apalagi stroberi. Tapi karena Jeno yang memberinya aku jadi suka. Iya, semakin suka pada Jeno tentunya! Hehe.

“Besok aku mau pakai hak tinggi. Boleh?” tanyaku disela makan. Ia yang ada di samping kiriku mendongak lantas menoleh.

“Kamu yakin?” ia seolah tak percaya aku bisa.

Maka dengan semangat aku mengangguk. Membangun rasa percayanya padaku. “Iya dong! Aku udah belajar biar nggak jatuh lagi kok!”

Jeno terdiam sebentar. Sebelum ia mendengkus dan tersenyum. Ia mengusak rambutku lembut. Aku merasa disayang olehnya. Sungguh.

▰𝙠𝙚𝙚𝙥𝙮𝙤𝙪𝙨𝙖𝙛𝙚▰

Kalian tahu apa yang tengah kulihat saat ini? Ya benar, kerumunan orang yang baru saja masuk ke arah lapangan besar luar ruangan yang telah disulap menjadi tempat para semua pemilik seni, entah itu melukis, menggambar, dan kreativitas tanpa batas lainnya. Banyak yang memiliki nilai jual yang tinggi meskipun hanya untuk hiasan ruang saja.

Ah, lupa. Seni memang sejatinya seperti itu bukan? Para pembuat seni akan lebih mengutamakan manfaat sebagai dekor untuk mempercantik ruangan. Lukisanku pun begitu. Tapi untuk yang aku pamerkan kali ini tak ingin dan tak akan aku jual. Padahal ada beberapa yang ingin membelinya.

Tentu saja, tidak boleh. Sebab aku membuat lukisan ini aku khususkan untuk seseorang. Benar, Lee Jeno. Seseorang yang tengah berjalan ke arahku bersama lukisanku yang telah ramai di kerubungi para manusia penikmat seni dan rupa.

“Oh! Bukannya itu yang di lukisan?!” pekikan seorang perempuan itu membuat kerumunan menjadi ricuh dan berburu membalikkan badan untuk menatap Jeno. Suara bisik-bisik terdengar hingga berganti menjadi riuh ketika Jeno melihat lukisan yang aku pajang.

Aku tersenyum dan menggeretnya mendekat dan mensejajarkan wajahnya dengan lukisan yang aku buat. “Iya, dia adalah objek saya. Sebuah pemandangan menakjubkan yang pernah saya lihat. Lee Jeno.”

Entah secepat apa ia bergerak dan berhasil memelukku di tengah keramaian yang semakin membeludak. Tapi begitu usapan sayang kembali aku dapatkan di kepala, aku tersenyum senang.



“...Zendaya, i love you.”


Kalian tahu? Ia berbeda hari ini.

Tapi aku menyukainya.

“Sama-sama, Jeno.”

━━━━━━━━━//━━━━━━━━

tuesday, 23 november 2021

𝙠𝙚𝙚𝙥𝙮𝙤𝙪𝙨𝙖𝙛𝙚 ⁚ Lee Jeno Ft. NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang