14. perihal akhir ⁚ Zendaya dan Jeno

73 11 3
                                    

━━━━━━━━━//━━━━━━━━

“Kak Mark bilang, kita bakal langgeng saat itu,” ucapku yang bersandar pada bahu kanan Jeno. “Saat pertama kali kamu kenalin aku ke anak tongkrongan. Mereka selalu bilang, sabar aja hadepin kamu. Kita cocok, kata mereka.”

Aku dengar Jeno mendengkus. Ia mengusap pundakku yang dirangkulnya. “Berarti doa mereka diterima. Harapan aku juga dikabulin. Kita masih langgeng sekarang. Aku masih ada buat kamu.”

Aku tersenyum, “Iya. Kamu selalu ada buat aku. Makasih, Jeno.”

Jeno yang sedari awal menggenggam tanganku dengan sebelah tangannya yang bebas membawa tangan kananku untuk diciumnya. Teramat lembut dan penuh cinta. Aku selalu merasakan hal itu dengannya.

“Sebagai suami yang baik harus begitu, Zendaya.”

Aku mengangkat kepalaku untuk menatapnya. “Cuma karena peran suami ke istri?”

Tawa renyahnya aku dengar. Sama mengesankannya seperti dahulu, ketika pertama kali ia membuka dirinya dan membiarkanku masuk lebih dalam ke hidupnya yang nyatanya, penuh tawa dan ceria. Bukan seperti rumor yang menyebar di sekitar.

Benar kata Jaemin dan yang lainnya. Jeno itu lelaki yang baik dan lembut. Ia penyayang, terlebih lagi senang menebar kebahagiaan dengan senyumnya yang memikat. Seperti yang aku lihat sekarang ini. Senyum yang seindah bulan sabit yang terbentuk di matanya itu memang menakjubkan.

“Sebagai orang yang selalu cinta sama kamu, aku nggak pernah tinggalin kamu. Aku bakal jaga kamu.”

“Sampai aku mati?”

Senyumnya perlahan mengendur. Padahal aku hanya bertanya. Maka aku terkekeh pelan dan kembali menyandarkan kepalaku di bahunya yang masih saja kokoh. “Udah lama ya, Jeno? Nggak nyangka kamu bakal lamar aku bahkan sebelum kita lulus. Aku inget saat itu semester enam, kamu dateng ke rumah dan bilang mau nikah sama aku. Padahal kamu udah bilang ke aku lebih dulu seminggu sebelumnya, haha! Tapi aku kira saat itu kamu cuma berandai, nggak aku sangka bakal seniat itu.

“Tapi sesuai apa kataku, aku bakal bilang ‘iya’ buat kamu. Kita nikah setelah lulus. Itu jadi hadiah terbesar yang aku terima karena udah jadi sarjana. Anak-anak kita juga udah besar. Semua udah punya keluarga masing-masing dan punya kehidupan yang layak. Aku seneng, Jeno. Makasih udah jadi ayah yang baik, makasih juga udah jadi suami yang baik. Kamu bahkan lebih dari kata baik, kamu sempurna. Makasih udah bertahan sama aku selama ini. Tapi aku udah cukup kamu jaga. Waktunya aku pulang.”

Aku kembali menatapnya. Di atas bangku taman yang tersinari cahaya matahari sore, teduh pun aku dapatkan. Senyumku mengembang, tangan rapuhku berhasil menggapai wajah Jeno yang bagiku masih sama tampannya seperti pertama aku melihatnya dulu.

...je vous aime, Jeno.

Pelukan hari ini begitu hangat. Aku menyukainya. Sama seperti aku yang menyukai Jeno dan Paris. Serta janji terakhir Jeno yang akhirnya sanggup ia tepati.

Aku akan membawa semua kenangan kami pulang dengan bahagia.

━━━━━━━━━//━━━━━━━━

sunday, 28 november 2021

𝙠𝙚𝙚𝙥𝙮𝙤𝙪𝙨𝙖𝙛𝙚 ⁚ Lee Jeno Ft. NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang