[chapter 3: The lovely Family]

237 55 0
                                    

Jangan mudah percaya pada orang lain

Apa yang kau lihat, bisa menjadi fatamorgana

fatamorgana, bisa menjadi sebuah kenyataan

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
......
.............
...........................
.....................................................
DREAM PARANOID
[Chapter 3: The Lovely Family]
..................................................................................
..............
.....
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
***


Seorang wanita sekitar empat-puluh-tahun berjalan menuruni karpet tangga melingkar berwarna ungu.

Tangannya mengibas rambut merah ikal bawah nya ke belakang bahu yang terhiasi selendang bulu, sekaligus tanpa sengaja menampilkan anting anting bermata batu ruby.

Gaun Crimson ketat yang ia kenakan sukses mencetak tubuh seksi itu. Membuat para pelayan pria yang melihat nya bisa saja mimisan dan melupakan pekerjaan mereka.

Wajah nya terlihat arogan, kepala nya ia dongak kan dengan penuh bangga. Meski umur sudah kepala empat, ia terlihat seperti berumur dua-puluh-lima tahun.

Mata hijau emerald nya terfokus ke seorang anak laki laki berusia lima-belas tahun sedang memainkan ponsel nya di sofa.

"Adrien, kau tidak menemui guru mu?" Suara wanita itu begitu indah dan gemulai, seperti seorang bangsawan. Namun kali ini seperti nya suara nya sedikit terdengar kecewa.

Perlahan anak laki laki bangun dari rebahan nya dengan malas, "aku harus?", Anak laki laki itu bahkan tidak menatap mata ibu nya.

Sang ibu hanya menghela nafas, "kau akan jadi penerus perusahaan, kau akan terus bersantai seperti itu?" Ia menyilangkan tangan di bawah dada besar nya.

"Oh apa maksud kata kata mu itu 'kau harus berusaha lebih keras untuk menyingkirkan kakak mu, kau harus jadi penerus perusahaan dengan lebih unggul dari nya' begitu kan? Hah.. pikiran wanita malam yang menjadi ibu dadakan seperti mu memang sama semua"

"Jaga kata kata mu, jika aku tidak ada kau tidak akan lahir" Sang anak laki laki kembali terkekeh. Sang ibu berdenyit kesal melihat anak yang bernama Adrien ini.

"Oh ya? Kalau begitu.. wahai ibu ku. Jika kau memang ibu ku, jawab pertanyaan ini. kau bersama 'pria itu' semalam, kan?", Kali ini si wanita terdiam. Adrien menarik senyum pahit.

"apa maksud--" "maksud ku, apa yang kau lakukan di hotel kemarin malam pada pukul delapan bersama dengan 'laki laki itu', apa sudah jelas?"

Adrien menatap lekat wanita yang menyandang panggilan 'ibu' di depan nya. Bibir terlapis lipstik merah tebal itu tak berani menyelipkan kata kata, tak berani menjawab pertanyaan anak nya. Atau takut?

"Lihat? Kau tidak bisa menjawab. Kau melahirkan ku bukan karena kau menginginkan ku lahir sebagai anak mu, tapi sebuah alat untuk mendapat kan kekuasaan"

Adrien bangun dari sofa, berjalan melewati ibu nya.
Sebelum ia keluar ruangan ia berhenti.

"Sebaiknya kau urus dulu masalah mu, jangan bawa bawa aku"

Adrien Meninggalkan wanita itu berdiri diam di tempat tanpa sepatah kata atau berkedip.

Bibir gincu itu ia gigit sekeras keras nya. Telinga nya menangkap bisikan bisikan dari pelayan pelayan wanita di atas tangga dan ruangan sebelah.

DREAM PARANOID ( M.Yandere X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang