[chapter 4: The Quickest Reunion]

257 48 2
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
...
.........
..................
..............................
......................................................
DREAM PARANOID
[chapter 4: The Quickest Reunion]
......................................................................................
.................
.....
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
***

Hari Senin telah tiba, hari yang di benci oleh semua orang.

Begitu pula (y/n), ia benci hari Senin.

Hari Senin adalah hari yang sibuk, hari dimana mata pelajaran yang ia tidak suka ada.

Hari dimana wanita yang kau terpaksa panggil ibu itu masuk ke kehidupan mu dan mengusir mu, meski kau memang ingin pergi dari rumah besar itu.

Kau menghela nafas, kau tidak perlu memikirkan itu. Ada saatnya kau akan melawan.

Kau bersiap siap untuk pergi ke sekolah, memakai seragam dan menyiapkan barang barang keperluan mu.

Saat kau menuruni tangga membawa kunci motor bersama mu, suara bel beberapa kali di tekan terdengar

Suara gedoran pintu yang keras tak lama menyertai nya.

Wajah mu terlihat menggelap, kau medecih dan tersenyum miring.  Kau bahkan turun tangga perlahan seolah mencemooh 'siapapun yang tidak sopan di depan pintu itu harap tunggu nona muda'.

Gedoran demi gedoran terdengar semakin keras, sebelum berlanjut kau membuka pintu itu.

Di depan mu, Alexa menyilangkan tangan nya dan mengangkat kepala nya dengan angkuh.

"Mau apa kau repot repot kesini?" Kau bertanya dengan nada malas

" terimakasih sudah memahami ku, kau tau kan aku akan dapat masalah jika kau tidak les. Seperti kemarin" Alexa menekan kan bagian 'seperti kemarin' seolah mengancam.

Bagi mu Memang tuan besar tidak peduli jika kau les atau tidak, tapi gaji Alexa akan mendapatkan potongan karna tidak menghentikan mu untuk bolos les berkedok izin.

Secara garis besar, kau menyimpulkan bahwa tuan besar tidak mau uang nya sia sia.

Selalu ingat bahwa pria bisnis itu licik.

"Lalu? Itu kau bukan aku, jika kau tidak mau dapat masalah sebaiknya kau keluar saja dari pekerjaan mu", kau berjalan maju, namun sebelum kau melewati nya kau di tarik dan di dorong masuk kembali ke dalam rumah dengan kasar.

Tangan mu mengepal erat. Kau memberi Alexa pandangan kematian.

"Jangan berlagak kau punya kekuasaan, yang membayar ku itu bukan kau. Tunjukkan hormat mu pada ku, apa perlu ku colok mata itu?", kau tertawa mendengar kata kata nya. Wanita ini tidak tau posisi. Baguslah ia tau siapa yang harus di jadikan teman dan di jadikan lawan.

"Dua kalimat terakhir Itu kata kata ku Alexa, sekarang minggir, kau mau gaji mu kena potong seperti diskon lagi?" Kau sukses membuat nya makin dongkol, buktinya kau bisa melihat tangan Alexa mengepal gemetar ingin menjambak rambut mu.

Kau mengangkat alis, bibir mu secara tidak sengaja seringai. Bagi Alexa, itu sebuah penderitaan untuk tidak mencoba menggaruk wajah mu saat ini. Terlebih motto hidup nya sebagai orang elite membuat nya merasa tak pantas di perlakukan seperti ini.

DREAM PARANOID ( M.Yandere X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang