Mimpi itu buah tidur
Seperti buah, terasa manis atau kadang asam.
Mimpi itu menyenangkan namun juga bisa mengerikan.
Tapi bagaimana jika kau mendapatkan yang mengerikan?
Kau akan bersyukur itu hanya mimpi.
Tapi kalau mimpi itu menjadi kenyataan?
.
.
.
.
.
.
.
.
..
...
..........
...................
...............................
......................................................
DREAM PARANOID
[chapter 1: Dreamy Reality]
.......................................................................................
....................
...........
...
..
.
.
.
.
.
***Kota poliroot, kota kecil dimana (y/n) tinggal. Daerah ini lebih dominan dengan hutan dan perkebunan.
Masih banyak pedesaan di kota ini. (Y/n) sengaja memilih untuk tinggal di sini karna semua bahan makanan lebih murah dibanding kota lain nya. Udara pun masih terasa sejuk.
Meski begitu, kota ini tetap memiliki beberapa sarana dan prasarana seperti minimarket, mall, apartemen, hotel dan lain lain.
Hanya saja, tidak sepadat kota metropolitan pada umumnya.
Ini waktu nya belanja, kau masuk ke dalam minimarket membawa tas belanja sendiri dan secarik kertas berisi list yang harus di beli.
Pada akhirnya kau malah berbelanja tiga hari setelah mimpi itu terulang. Selama tiga hari itu juga, rasa paranoid mu kepada pria berambut silver makin menjadi jadi
Tapi pria berambut silver sangat jarang disini. Harus nya jika ada ia akan menjadi yang paling mudah di kenali.
Mayoritas di kota ini berambut coklat. Tentu (h/c) mu menjadi pembeda dari mereka, orang orang akan langsung tau kau bukan warga asli di kota poliroot.
Setelah kau mengambil barang barang yang harus kau beli, kau berjalan menuju antrian. Kau orang terakhir di antrian.
Beruntung, Antrian nya tidak cukup panjang.Selangkah demi selangkah kau maju setelah orang lain membayar, kau yang bosan melihat sekitar minimarket. Bukan kaki mu yang berjalan, tapi mata mu yang menelusuri.
Kau orang yang detail, kau suka menganalisis dan mengamati sesuatu. Itu hanya natural bagi mu.
Selamat datang, kata kata yang keluar dari bel otomatis di pintu mengalihkan perhatian mu.
Seorang laki laki berhoodie hitam masuk. Rambut nya berwarna....
silver?
Terasa dunia seperti berhenti, bahkan jantung mu terasa seperti berhenti. Serangan panik mu perlahan lahan muncul, kau berusaha menenangkan nya. Ingatan mimpi mu bergerak cepat memenuhi perhatian mu. Tidak, tidak, tidak semua yang berambut silver si 'pria psikopat' itu.
"Antrian selanjutnya!"
Tersadar dari lamunan mu, kau maju dan menaruh barang barang mu di atas meja kasir.
' tenang, semua nya akan baik baik saja. Jangan berurusan dengan nya. Hanya itu' kata kata itu kau ucapkan dalam hati kecil mu. Kau menatap barang barang belanjaan mu yang satu persatu di scan.
"Total nya dua ratus empat puluh tujuh ribu tujuh ratus, Apa tiga ratus nya boleh di donasi kan?"
"Iya" kau menjawab dengan tenang dan tanpa gemetar. Kau bersikap seolah tidak ada apa apa. kau membayar dan menerima kembalian mu.
Saat kau berbalik, pria bersurai silver tadi ternyata antrian di belakang mu.
Kau mencoba tenang dan bersikap tidak ada apa apa. Kau berjalan cepat menuju keluar minimarket.
Secara tidak sengaja, uang receh yang kau pegang tadi terpeleset dari tangan mu dan menggelinding ke bawah kaki pria tadi.
Kau memaki diri mu di dalam hati. Kau ingin pergi tapi kau tau itu malah akan terlihat mencurigakan.
Kau berjalan tenang menuju uang pecahan seribu perak itu, namun sebelum kau membungkuk untuk mengambil tangan pucat si pria sudah mengambil nya duluan.
Pria itu tersenyum kepada mu "ini..", sambil menyodorkan uang itu pada mu.
Kau menerima nya dan membalas senyum dan mengucap terimakasih.
Tiba tiba sebuah ide terbesit di pikiran mu. Kau tidak bisa terus paranoid begini bukan? Yang kau ingat, nama pria psikopat di mimpi mu adalah Leith.
Jika kau bertanya nama pria di depan nya ini, belum tentu ia bernama Leith. Setidaknya kau harus tau apakah pria ini psikopat yang akan menyiksa mu kan?
Kau menelan ludah dan mengumpulkan keberanian di dalam dirimu. Apapun jawaban nya harus kau terima.
"Nama?"
"Ya?"
"Nama mu?"
Kau berhasil bertanya tanpa suara mu gemetar.
"Untuk apa?"
"Kita terlihat seumuran", sejujurnya itu satu satu nya alasan yang terbesit di kepala mu.
Ia tersenyum, senyum aneh.
Kau hampir membelalakkan mata mu karena kau seperti mengingat senyum itu.
Senyum yang sama di mimpi mu.
"Nama ku.."
"Leith, Leith Ceeven"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
...
.......
................
..............................................
DREAM PARANOID
[Chapter 1: Dreamy Reality] End
...............................................................
.......
...
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
668 word
Jangan lupa vote
Stay safe and cool
- MIKOTIA
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM PARANOID ( M.Yandere X Reader)
Misteri / Thriller[Buku pertama dari series PARANOID] [SAMPUL BUKAN MILIK MIKOTIA, MIKOTIA HANYA MENGEDIT NYA] sinopsis: (y/n) seorang gadis SMA biasa. Berusaha yang terbaik dan independen sejak kecil (y/n) punya kemampuan yang tidak ia ceritakan kepada siapapun, kem...