[chapter 2: The Quickest Meet]

262 62 0
                                    

Dunia ini seperti novel.

Novel yang tidak akan berhenti kecuali saat kalian meninggalkan dunia ini.

Wahai protagonis

Kalian yang merasakan nya

Kalian yang bertindak

Kalian yang menuai hasil


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
....
............
.......................
......................................................
DREAM PARANOID
[chapter 2: the Quickest Meet]
...................................................
.........................
...........
.....
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
***


Kau terdiam, kata kata tak berani menyelip keluar dari bibir mu. Kaki mu ingin sekali lari dari sana sekarang juga, tapi itu akan terlihat mencurigakan bagi pria di depan mu yang bernama Leith Ceeven ini.

Kau memasukkan tangan mu ke kantong jaket merah yang kau pakai agar tidak ketahuan kalau tangan mu gemetar.

Dengan segala keberanian, kau menarik senyum di bibir mu, "senang bertemu dengan mu, tuan Ceeven" beruntung, suara mu tidak terdengar gemetar atau pun canggung.

Keheningan kembali menyapa mereka, sebelum akhirnya si pria kembali mengangkat suara "Nama mu?"

Kau merasa ragu-ragu, "nama ku (nama palsu)" kau memutuskan menggunakan nama palsu. Tentu! Siapa yang akan membeberkan nama asli pada orang yang akan menyiksa mu di masa depan? Kau mengernyit curiga, pria ini memberikan nama nya tanpa ragu ragu tidak seperti orang pada umumnya.

Apa pria Leith ini mengenal mu? Atau kenalan ayah mu? Atau musuh ayah mu? Atau ibu mu?

Leith tersenyum, "senang bertemu dengan mu, (nama palsu)", senyuman nya aneh. Itu bukan seringai atau pun senyuman. Kelopak bawah terlihat sedikit menyipit, namun nyata nya mata itu seperti terbuka lebar menatap tajam (y/n) hingga terasa ke tulang. Bibir nya yang pucat menarik senyum dari telinga ke telinga. Senyum lebar mengerikan yang membuat mu merasa akan mimpi buruk lagi nanti malam.

"Ya, aku harus pergi, aku ada urusan" kau hampir mengambil langkah cepat untuk segera pergi dari sana, namun sebuah tangan menahan mu.

"Tunggu dulu, kita seumuran, mungkin kita bisa bertukar nomor ponsel", kau melepas tangan mu dari nya dengan kasar. merasa teriritasi, kau mulai  mual karna rasa takut berlebih yang siap mengambil alih diri mu sepenuhnya.

"Maaf aku tidak memberikan nomor pada orang yang baru ku kenal", kau langsung mengangkat kaki mu dari situ, berusaha hanya berlari kecil dan menuju motor mu berada. Dengan cepat pergi dengan motor matic mu.

Leith, di sisi lain, membayar soda nya. Langkah nya yang pelan dan tak bersuara membawa nya ke meja caffe di depan minimarket dan duduk di salah satu bangku.

Ia terkekeh, nada rendah yang mengerikan. Jari nya membuka segel kaleng soda.
"Lucu sekali", ia meneguk nya.

Drrt-! Kantong celana nya terasa bergetar. Leith merogoh nya dan mengangkat nya. Dari seberang sana, terdengar kecil suara pria yang berbicara datar.

"Jadi.. sudah?", Leith meneguk soda nya kembali lalu menaruh nya di atas meja. Jari nya mengetuk ngetuk permukaan meja berdebu sembari mendengarkan pria di telepon.

DREAM PARANOID ( M.Yandere X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang