-sano sinichiro dan kurokawa yuri.

346 41 5
                                    

"Oh, apakah kau kurokawa yuri? Akhirnya kita bertemu." gadis surai putih dengan mata merah nya menoleh pada laki-laki yang umurnya tak jauh darinya berdiri seraya tersenyum lebar.

Gadis itu menatap dengan mata kosong yang redup, dan perlahan-lahan muncul cahaya binar disana."mari kukenalkan kau dengan temanku, yuri." gadis surai putih panjang itu menganguk dan berpegangan tangan dengan laki-laki itu.

"Nee shin- kun, apa kau tahu wakasa dan bankei?" tanya yuri tiba-tiba.

Sano sinichiro, ketua geng besar ini menganguk."tentu, mereka temanku, kau bisa berteman dengan mereka kalau kau mau."katanya yang membuat yuri tersenyum senang.

"Woahh, aku inggin mempunyai teman baru yang seorang berandal selain dirimu shin-kun." jujur saja sinichiro tertekan di anggap teman, padahal dia udah bilang buat anggap dia saudara saja, tapi gadis ini sudah tahu kalau mereka tak ada hubungan apapun.

Sinichiro membawa yuri ke gengnya, bertemu dengan 3 temannya itu."hei shin, kau bawa seorang gadis?"seru takeomi menatap sinichiro dan yuri.

Yuri, gadis itu menatap kesekitar untuk menemukan orang yang ia cari."apa yang kau cari, yuri?"tanya sinichiro.

"Aku mencari dua legenda itu, sudah lama aku tidak melihat salah satu dari mereka. Apalagi yang rambutnya putih itu." jawabnya.

Yuri melihat seorang anak laki-laki, dengan surai putih dan tatapan yang familiar itu."nah itu dia! Dia yang waktu itu bertarung denganku dan tak sengaja terselengkat!"serunya seraya menunjuk wakasa.

Imaushi wakasa, sosok yang di tunjuk oleh gadis itu menatap terkejut. Ia bertemu lagi dengan gadis yang menantangnya 2 tahun lalu.

"Sudah lama tak bertemu, legenda." kata yuri dengan senyum yang sama waktu pertama kali mereka bertemu.

Wakasa, laki-laki itu terkekeh."aku tak sangka kau masih mengingat pertarungan lama itu."ujarnya."dan kau masih sangat pendek, ya."

Perempatan muncul di dahi yuri, gadis itu menatap kesal."cih, kau juga dasar ubanan!"balasnya.

"Oh, berati kau juga ubanan. Karena rambutnya juga putih." merasa kalah dalam adu mulut, yuri mengalah.

°°

Gadis surai putih berdiri di pinggir jembatan, angin menghembuskan surai-surai putihnya. Dia menunggu saat-saat yang tepat.

Laki-laki surai putih datang, dan berdiri di belakangnya. Gadis itu langsung membalikan badannya, dan tersenyum merekah."nee imaushi-kun, aishiteru!"menatap mata laki-laki itu langsung membuat gadis itu merasa malu.

Rona merah terlihat jelas di pipi gadis itu, dan matanya yang bergetar setelah mendengar jawaban laki-laki itu."gomen yuri-chan, tapi aku pikir kita lebih cocok menjadi teman."jawaban yang membuat gadis itu tersenyum untuk menutupi kesedihannya.

"Ara, wakatta. Arigato ne imaushi-kun." senyum manis terbit di bibir pink itu.

Ini adalah masa yang membuatnya tak bisa melupakan sosok legenda."ya, mana mungkin aku melupakannnya."

•••

"Shin, kau membohongi izana ya." gadis surai putih sebahu itu menatap sosok di depannya datar."apa yang kau telah lakukan pada izana ... Kau tahu? Itu sangat jahat shin."sambungnya dengan nada dingin.

Sinichiro hanya bisa terdiam, lidahnya terasa sulit untuk membalas perkataan gadis itu.

"Harusnya kau tak perlu membohonginya, memang benar dari awal kami itu di takdirkan sendiri. Aku dan izana, kita berdua memang sudah ditakdirkan kesepian tanda ada yang menemani. Kau memberikannya sebuah harapan palsu shin!"

Mata merah itu menatap penuh amarah, perlahan sebuah air mata turun membasahi pipì nya."izana dan aku, sama-sama merasa di bodohi."

"Aku di tolak, kupikir dia mau bersamaku. Alasannya juga karena kau shin!"

••

Disaat aku pertama kali melihatnya, aku heran, kenapa ekpresinya selalu datar, dan matanya selalu terlihat kosong.

Dia memberiku nama, yaitu mari. Mengajariku banyak hal, terutama tentang hal yang menarik perhatianku yaitu untuk menjadi seorang informan.

Dia memberitahuku cara membunuh orang tanpa perlu mengotori tangan, cara kejam membunuh seseorang.

Lalu dia yang tersenyum hangat padaku, untuk pertama kalinya. Tapi ketika suatu hari, dia melihat adik yang sangat ia sayangi, yang memiliki penampilan sama sepertinya, dia tersenyum bahagia.

Mata itu berbinar hidup, senyumnya terlihat tulus tanpa dipaksakan. Lalu saat dia melihat sosok adik kesayangannya mati, binar itu redup, senyum itu hilang, di ganti dengan raut penuh kekosongan.

Dia lalu memainkan ekspresinya, berpura-pura baik.

Dia bertemu anak laki-laki bernama hanagaki takemichi, yang menjadi target untuk di bodohi. Dia berpura-pura inggin membantu bocah itu untuk menyelamatkan teman anak itu.

Dia bersikap baik dan mencoba untuk mendapat kepercayaan anak itu. Yang dia mau sebenarnya adalah, bermain-main dengan semuanya.

Gadis itu berbahaya, tapi dia juga sosok yang sangat berati untukku."nee ai-nee, kapan kau akan mengeluarkan semua topengmu? Bersikap seperti dirimu sebenarnya?"

•••

Yuri terdiam mendengar pertanyaan itu dari mari, gadis itu tersenyum."ya, kita lihat saat yang tepat."

Tbc

Minna, ijin hiatus lagi. Soalnya di jam 15.00 aku bakal berangkat lagi ke pondok. Aku siap untuk kesana lagi dan rindu dengan kalian, huhu.

Yaudah. Yang muslim jawab ya, asalamualaikum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 NANAMIO [tokyo Ravengger X readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang