01

8.5K 576 46
                                    

🏵🏵🏵

"Haechannie..."

"Yes love?" jawabnya dengan ponsel yang tertempel di telinga.

"Dimana? Aku nungguin."

"Aku sebentar lagi sampe sayang, tunggu ya."

"Okey, love you."

"Love you too." balasnya lalu mematikan ponselnya.

Haechan kembali berjalan namun ia tidak sengaja bertabrakan dengan seseorang. Haechan sih baik-baik saja, tapi orang yang tak sengaja dia tabrak itu terjatuh dan buku yang dibawanya berserakan.

"Eh, maaf." ujar Haechan yang kemudian memungut buku yang berserakan dan juga sebuah kacamata yang jatuh.

"Maaf, ini." Haechan menyerahkan buku beserta kacamatanya pada laki-laki berambut hitam itu.

"Ah, terimakasih." laki-laki itu membungkuk sekilas lalu menatap wajah Haechan.

Tiba-tiba Haechan merasa napasnya berhenti ketika manik matanya bertemu dengan manik mata laki-laki di hadapannya. Jujur, Haechan tidak pernah melihat warna bola mata seindah itu.

Dan juga rambut laki-laki itu, menambah aura kecantikannya.

Namun tak lama Haechan menggeleng, dia harus ingat bahwa dirinya masih normal terlebih dia sudah memiliki gadis yang dia cintai.

Laki-laki di depannya itu berdiri dan memakai kacamata kotaknya.

"Maaf juga." sekali lagi laki-laki itu membungkuk kemudian berlalu dari sana.

"Ah-- emm..." Haechan tidak jadi berbicara sebab laki-laki itu sudah berjalan menjauh.

Haechan sedikit memukul-mukul kepala nya. Tidak, Haechan tidak boleh seperti ini. Apa karena melihat laki-laki yang begitu cantik Haechan menjadi tidak normal? Tidak. Haechan masih menyukai seorang gadis.

Ia pun melangkahkan kaki nya sedikit cepat, takut jika kekasihnya akan marah setelah ini.

🏵🏵🏵

"Haechannie~" seru seorang gadis berambut coklat yang langsung memeluk Haechan dan mencium bibir pria itu sekilas.

"Ah, Nancy. Jangan lakuin itu lagi di publik, ok?"

Gadis bernama Nancy itu terkekeh kemudian mengangguk, "Alright, honey."

Haechan tersenyum lalu mengusap rambut gadis itu dengan lembut. Mereka berdua duduk di bangku karena mata pelajaran akan segera dimulai.

Ngomong-ngomong mereka ini dulunya hanya teman sebangku tetapi tak lama dari itu cinta pun tumbuh diantara keduanya.

Nancy sendiri lumayan terkenal di sekolah sebab ia adalah seorang model bersama mamanya, sedangkan papa nya adalah seorang pilot.

Haechan juga tidak kalah famous, saat kecil Haechan adalah seorang penyanyi cilik tapi ketika ia duduk di bangku smp, Haechan memilih untuk berhenti karena tidak ingin merasa kelelahan.

Haechan memilih tampil di beberapa acara penting untuk bernyanyi dengan suara emasnya. Haechan juga tidak mementingkan bayaran, jika tidak dibayar pun Haechan tidak mempermasalahkan itu, dia hanya ingin menghibur orang-orang.

Mama Haechan adalah seorang penyanyi, tentu saja karena itu suara merdu Haechan turunan dari mama nya sedangkan papa nya adalah seorang polisi.

Magnolia | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang