09

2.4K 284 0
                                    

🏵🏵🏵

Rencana Haechan baru saja akan dimulai, tentang membujuk Renjun untuk debut agar sang mama bisa berkolaborasi dengan sang pelatih tari nya itu.

Kemarin Renjun setuju untuk menjadi terkenal tapi hari ini beda lagi. Tiba-tiba Renjun menyuruh Haechan untuk meng-unrelease lagu mereka.

Renjun merasa ia masih belum siap untuk menjadi terkenal. Renjun belum siap untuk disorot oleh media, Renjun belum siap menghadapi tantangan berat di dunia entertainment.

"Ayolah, gak usah khawatir, kamu udah cocok jadi artis."

"Bukan masalah cocoknya!" Renjun berbicara tepat didepan wajah Haechan, membuat Haechan sedikit mundur karena jarak keduanya yang lumayan dekat, "Mental aku belum siap."

"Aku.. tau dari kak Yuta kalau mental kamu mudah down."

Renjun menghela napas lalu mengangguk, "Iya. Satu kata yang menurutku gak nyaman, bakal bikin aku terus kepikiran."

Haechan memainkan kuku jarinya, "Apa aku harus bilang yang sebenernya kenapa aku suruh kamu buat jadi terkenal."

Renjun menoleh ke arah Haechan, "Kenapa?"

"Mama aku mulai minat di bidang tari, your mom is dance coach. Mama aku mau kolab sama mama kamu, tapi mama kamu kasih syarat harus debutin kamu dulu."

Renjun tidak terkejut jika Haechan mengetahui profesi ibu nya. Karena papa nya pasti sudah bercerita tentang keluarganya pada keluarga Haechan.

"Oh, aku jadi tumbal ya."

"Nggak! Itu keinginan mama kamu, dia pengen ada salah satu anaknya yang terjun di dunia entertainment. Emang kamu tega kalo gak menuhin keinginan mama kamu?"

Baiklah. Renjun mulai bimbang karena ini menyangkut ibunya, Renjun sama sekali tidak mau mengecewakan sang ibu.

"Jangan khawatir, kamu punya aku. Kalau kamu takut cukup berlindung ke aku, kalau sulit kamu boleh minta tolong sama aku." ujar Haechan yang menatap Renjun dengan tatapan lembut.

Jari nya bergerak, menyelipkan beberapa rambut Renjun ke belakang telinga.

Renjun yang tadinya menatap tanah kini mendongak menatap Haechan yang sedang merapikan rambutnya.

Ngomong-ngomong, mereka berdua sedang duduk di kursi yang ada di tepi sungai. Ketika sekolah bubar, Haechan mengajak Renjun kesini sambil membahas yang tadi.

"Apa aku bisa jadi terkenal?"

Haechan mengangguk, "Buktinya ada waktu lagu kita release, kan?"

Renjun terdiam, yang dikatakan Haechan ada benarnya. Sebab tiba-tiba kemarin perhatian para siswa berpusat padanya, padahal awalnya Renjun hanya seorang siswa biasa seperti mereka.

"Acaranya seminggu lagi. Aku mohon? Demi mamaku, demi mama kamu juga."

Renjun menatap wajah Haechan yang berhasil membuat detak jantung nya berdebar cepat, di tambah angin yang meniup rambut Haechan.





Cup




Kemudian waktu seakan berhenti saat Haechan mencium bibirnya lembut. Tatapan Renjun kosong meski ia bisa merasakan semilir angin sore ini.

Haechan lalu kembali memberi keduanya jarak. Renjun menatap pria di depannya yang sedang tersenyum manis.

"Aku gak tau kamu bakal suka ini atau nggak tapi, i already love you."

Renjun tidak bisa mengontrolnya, detak jantungnya naik tempo, Renjun khawatir suara degup jantungnya terdengar oleh Haechan.

"Aku punya rencana bagus di depan sana. Jadi aku mohon ya, kamu harus mau debut." ucap Haechan sambil menggenggam kedua tangan Renjun.

"For my mother..." jeda Renjun yang sudah berhasil membuat Haechan tersenyum semakin lebar, "...aku siap!"

Haechan sangat puas dengan jawaban Renjun dan Haechan yakin Renjun tidak akan lagi mengubah pikiran. Lantas Haechan memeluk tubuh laki-laki itu.

"Thank you!!!"

🏵🏵🏵

"Kak Yuta!!" teriak Haechan saat memasuki rumahnya.

"Apa? Kenapa?" panik Yuta yang melihat Haechan terburu-buru sambil berteriak.

"Renjun mau debut!!!"

Mata Yuta melebar, ia senang bukan main mendengarnya, "Really?!!"

"Ck." Haechan mendecak, "Tolong siapin acara debut yang berkesan. Soalnya nanti..."

"Apa? Jangan setengah-setengah."

Haechan terkekeh kemudian membisikkan sesuatu pada Yuta. Pria Na itu mengangguk-anggukkan kepala nya.

Setelah Haechan menjauh, Yuta tersenyum jahil pada Haechan.

"Udah saya duga."

"Sssttt!!" Haechan menaruh telunjuk di bibirnya, "Oke ya? Nanti aku bilang mama juga."

"Asal janji ya, jangan pernah sekali-kalinya nyakitin anak kesayangan saya."

"Tenang aja."

Yuta tersenyum lalu mengusap rambut Haechan. Yuta sangat menyayangi Haechan, layaknya seorang ayah yang menyayangi putranya.

Haechan kemudian berlalu dan pergi ke kamarnya. Meletakkan tas diatas kasur, Haechan mengambil ponselnya dan menekan nomor yang ia tuju.

"Halo?"

"Halo, Shotaro. Makasih ya udah bantu saya."

"Sama-sama. Kalau butuh bantuan lagi boleh kabarin aja."

"Oke, sekali lagi makasih. Saya tutup, bye!"

Sambungan telfon pun terputus. Haechan langsung membaringkan tubuhnya sambil memeluk ponselnya.

Ini ajaib, sungguh. Haechan tidak pernah menyangka ia akan menyukai seseorang bernama Renjun itu, karena awalnya Haechan hanya kagum dengan parasnya.

Tapi lama-kelamaan, ia menaruh rasa juga pada laki-laki itu.

Setidaknya Haechan tidak diam saja soal perasaannya. Ia membuktikan yang sesungguhnya pada Renjun, dan nanti, rencana bagusnya akan terlaksana.

Haechan tidak sabar.

🏵🏵🏵















Maaf baru update :(

Vote & komen

Magnolia | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang