03

3.5K 458 20
                                    

🏵🏵🏵

"Kak!!!"

"Haechan? Kenapa? Kok lari-lari sih?" tanya seorang pria berambut panjang yang baru saja menaiki satu anak tangga.

"Sibuk gak? Atau ada jadwal sama mama?"

Pria itu menggeleng, "Nggak. Baru mau istirahat."

"Yaudah, ikut aku!" Haechan menarik tangan pria itu, mengajaknya untuk duduk di karpet depan ruang tv.

Keduanya duduk berhadapan.

"Ada apa?"

"Kak Yuta. Serius nih ya, tapi jangan ketawa."

Pria bernama Yuta itu mengangguk lalu menyimak Haechan yang akan bertanya.

"Aduh.. sebentar." Haechan tampak memegang dada kiri nya sambil sesekali menarik napas, "Oke. Kak, kalau.. laki-laki suka... sama... laki-laki lagi... normal gak? ASTAGA PERTANYAAN MACAM APA ITU!! YANG JELAS NGGAK NORMAL KAN YA??!" Haechan meremat rambutnya sendiri sambil berteriak seperti itu.

Haechan kira respon Yuta akan heboh atau terkejut dan semacamnya, tapi pria yang berstatus sebagai manajer ibu nya itu terlihat tenang saja padahal dirinya sendiri saja hampir ingin menghilang rasanya karna pertanyaan nya sendiri.

"Kak." panggil Haechan.

Yuta terkekeh, "Perasaan suka atau cinta emang kadang gak pandang gender sih, Chan menurut saya. Normal-normal aja sih kalo perasaan itu timbul, karena ya namanya juga temen toh?"

"Tapi... tapi..." Haechan tiba-tiba saja gugup. Haechan tau dirinya bukan suka karena mereka teman, tapi dalam artian lain.

Suka layaknya dia menyukai Nancy.

"Apa? Ayo ngomong, saya mau tidur chan, udah tiga hari gak tidur."

"Kak... yaampun, aku gimana bilang nya ya? Tapi ini suka dalam artian lain."

"Oh." Yuta sedikit mengusak rambutnya, "Kamu mau jadi karakter Bl?"

"YAAMPOON DI PERJELAS!!" lagi-lagi Haechan histeris.

Mendengar itu Yuta tertawa puas melihat reaksi Haechan. Sejak awal Yuta memang telah menebaknya. Walau disisi lain Yuta tidak menyangka bahwa Haechan sudah tak lagi mencintai seorang gadis.

Beberapa detik kemudian Haechan menjadi tenang kembali. Pandangan nya menatap karpet bulu yang mereka duduki.

"Umm.. anu." suara Haechan.

Yuta memegang kedua bahu Haechan, "Jangan sedih karena kamu menyukai sesama laki-laki, jangan merasa bahwa kamu nggak normal chan."

Haechan menatap manajer ibu nya itu yang sedang tersenyum manis ke arahnya.

"Kejar apa yang ingin kamu dapati, oke? Paham kan maksud saya?"

"Jadi.. kak Yuta dukung aku kalo ternyata aku jatuh cinta sama sesama laki-laki?"

Yuta mengangguk, "Kalo ternyata kamu bahagia karena itu, saya selalu dukung. Kamu udah saya anggap adik sendiri. Dari kecil saya urus kamu karna ortu kamu super sibuk, saya sayang sama kamu chan. Saya bakal dukung apapun yang kamu lakuin."

Magnolia | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang