05

2.9K 358 10
                                    

🏵🏵🏵

"Aku pulang."

"Aigoo Haechannie~" seorang laki-laki yang tingginya hampir sama dengan Haechan itu menyambut kemudian memeluk tubuh putranya.

"Ten, anak kamu muka nya udah bete gitu. Liat."

Yang dipanggil Ten langsung melepas pelukannya lalu menangkup wajah Haechan yang tampak lesu.

"What happen?"

"Nggak, ma. Papa pulang juga?"

"Lagi di jalan. Nanti malem kita makan diluar ya."

"Sama kak Yuta, kan?" tanya Haechan sambil melirik manajer mama nya itu.

Ten mengangguk, "Iya dong, kamu gak keberatan kan Yuta?"

Yuta mengangguk sopan pada Ten, "Nggak kok, lagian nanti kalau saya gak ikut siapa yang setirin mobil?"

"Papa ku lah kak, kamu lupa ya?" sahut Haechan membuat Yuta menepuk keningnya sendiri.

"Ah iya, beneran lupa nih."

Ten tampak menatap Yuta cukup lama.

"Apa?" tanya Yuta yang sudah risih karena tatapan laki-laki itu.

"Kayaknya kamu kecapekan Yut, saya kasih kamu libur dulu seminggu cukup kan?"

"Hah? Serius?" sungguh Yuta tidak percaya, padahal Ten ini anti sekali memberi libur padanya.

"Iya, kamu tolong jaga Haechan aja karena besok saya ada jadwal lagi." ucap Ten yang diangguki kepala oleh Yuta.

"Oke, terima kasih." Yuta membungkuk lalu mengajak Haechan untuk pergi ke atas.

Ngomong-ngomong, Yuta satu kamar dengan Haechan. Haechan yang meminta sih, Yuta juga menuruti permintaan Haechan itu.

Malamnya, setelah Johnny --papa Haechan-- pulang, mereka langsung berangkat ke sebuah restoran. Tentu Yuta yang menyetir mobil, Haechan duduk di kursi depan bersama Yuta sementara Johnny dan Ten di belakang.

Sesampainya di restoran, mereka langsung memesan apa yang ingin mereka beli. Tidak sedikit para pengunjung restoran itu melirik keluarga Seo ini, karena Ten cukup terkenal.

Ada yang diam-diam mengambil foto mereka atau hanya foto Ten saja.

Jarang sekali maksudnya mereka melihat momen seperti ini. Ditambah, mereka baru melihat lagi si penyanyi cilik yang dulu pernah terkenal, Haechan.

Ah, dan satu lagi, ada yang aneh. Sepertinya mereka tidak melihat putra sulung Ten. Yang mereka tau putra sulung pasangan Seo ini adalah seorang member band Wayvision.

Oh atau mungkin.. Hendery masih berada di China? Entahlah, band itu sangat populer disana dibanding di negara ini.

Setelah makanan sampai, keluarga Seo dan Yuta mulai menyantapnya diselingin oleh obrolan ringan.

"Gimana kabar anakmu, Yut?" tanya Johnny, "Kayaknya udah hampir setahun kamu gak pulang."

"Gak pulang tapi saya selalu nyempetin mampir ke rumah kok." jawab Yuta, "Tapi.. anak yang mana nih? Kan anak saya ada yang kembar."

"Oh iya saya lupa." Johnny langsung menaruh sendoknya dan meneguk air yang ada di depan nya, "Si Nana, soalnya saya gak pernah liat kembarannya."

"Nana baik-baik aja kok, pokoknya si kembar baik, kakaknya juga baik. Istri saya? Baik juga."

"Saya gak nanya istri kamu!"

Ten dan Haechan yang hanya mendengar itu langsung tertawa, bahkan Haechan nyaris tersedak daging stik nya.

Yuta terkekeh, "Iya, maaf."

"Eh tapi kak Yuta waktu itu bilang Nana punya dua kembaran," sahut Haechan, "Nana, Taro, satu lagi siapa? Mainnya rahasiaan nih kak Yuta."

"Duh gimana ya, ini duplikat Winwin banget. Saya takut ada yang kepincut sama dia."

"Heleh." cibir Ten, "Pantesan anaknya tertekan gitu, ya Pa?" Ten langsung melirik suaminya, Johnny pun mengangguk.

"Maksud kamu?" sahut Yuta.

"Tertekan punya papa posesif kayak kamu."

Yuta menekuk wajahnya kesal, Haechan beserta orang tuanya itu sibuk menertawakan Yuta sampai semua pandangan terkunci ke arah meja mereka.

🏵🏵🏵

"KAK YUTA!! JANGAN LUPA SIAPIN SERAGAM AKU!!" teriak Haechan yang mengibrit masuk ke dalam kamar mandi.

Yuta menggeleng melihat tingkah Haechan. Dua jam yang lalu Yuta sempat membangunkan Haechan tapi bocah itu tidak mau bangun, Yuta pikir Haechan sudah mati tapi jantungnya masih berfungsi.

Hari ini Haechan telat, dan Yuta juga yang harus mempersiapkan semuanya untuk Haechan. Mulai dari seragam, alat tulis, dan juga sarapan.

Karena Ten sudah ada jadwal kembali, sedangkan Johnny kembali ke asrama.

Selesai dengan semuanya, Yuta langsung mengantar Haechan ke sekolah.

Di gerbang, Haechan tidak sengaja melihat Renjun yang berjalan masuk sambil memakai earphone.

Haechan menghampirinya, lalu mencabut satu earphone Renjun dan memasangkan nya ke telinganya sendiri.

"Haechan... bikin kaget aja." Renjun mengusap dadanya.

Haechan melirik Renjun lalu terkekeh, "Ini lagu apa ya? Kok aku gak pernah denger?"

"Ini lagu ciptaan aku sendiri, baru instrumen nya sih. Gimana?"

Haechan bertepuk tangan, "Bagus! Aku suka!"

Haechan menoleh dan pas juga Renjun pun menoleh ke arahnya, membuat Haechan langsung mengalihkan pandangannya.

Renjun tersenyum tipis, kemudian ia teringat sesuatu.

"Kamu itu dulunya penyanyi cilik yang sekarang berhenti, kan?"

"Kok tau?"

"Siapa yang gak tau? Kamu kan dulu terkenal, plus mama kamu juga penyanyi."

"I-iya sih, tapi aku beneran udah gak mau jadi terkenal lagi. Jadi orang biasa jauh lebih baik kayaknya."

Renjun mengangguk, "Kamu mau kolaborasi di lagu pertamaku?" langkah keduanya berhenti di pertengahan koridor.

"Serius? Kamu mau aku kolab di lagu pertama kamu?" Haechan menatap Renjun tidak percaya.

Renjun mengangguk, "Tentu. Tapi ya ini.. bukan buat di publikasi, dan takutnya kamu gak mau."

"Tapi kan aku gak nolak?"

Renjun menatap manik mata Haechan lumayan lama sebelum akhirnya tersenyum lebar, "Makasih!! Pulang sekolah kita record, aku udah tulis lirik. Kamu gak sibuk, kan?"

Haechan mengangguk, "Iya ayo!"

Setelahnya Renjun langsung berjinjit dan memeluk leher Haechan. Mata Haechan membulat karena terkejut, tapi akhirnya dia membalas juga pelukan Renjun.

🏵🏵🏵









Lama ya gak update, ada yang nunggu?

Magnolia | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang