1

17 3 0
                                    

“Selamat pagi, pangeran!”

“Selamat pagi juga”

“Masih ingin tetap ada disini?”

“Memangnya aku harus kemana?”

“Tidak ingin bertemu denganku secara langsung?”

“Ini dirimu yang sekarang bukan?”

“Tidak. Ini bukan diriku yang sebenarnya, pangeran. Kamu tidak seharusnya ada disini lebih awal. Jadi, aku sangat mengharapkan kamu bertemu denganku secara langsung”

“Lalu kemanakah aku harus pergi?”

“Entahlah, sepertinya itu tidak akan terjadi. Harus salah satu diantara kita yang sembuh. Ini, tentang siapa yang harus sembuh di musim gugur tahun dua ribu sembilan. Aku, atau kamu”

“Musim gugur tahun dua ribu sembilan? Ada apa dengan saat itu? Bukankah sekarang masih tahun dua ribu tujuh?”

“Kamu sudah tertidur selama dua tahun lamanya, pangeran. Berbagai cerita sudah aku bagi denganmu. Apa dirimu lupa kembali, pangeran?”

“Apa? Cerita apa?”

“Sepertinya kamu memang sudah lupa, pangeran”

“Bisa kamu ceritakan kembali tentang kisah itu?”

“Ada banyak kisah yang telah aku ceritakan, pangeran. Butuh waktu dua tahun lamanya untuk menceritakannya kembali. Dan mungkin, aku tak akan bisa melakukannya”

“Kenapa?”

“Semua manusia memiliki waktunya masing masing. Waktu yang dimiliki setiap orang tetunya berbeda bukan? Disaat sang waktu saling bertemu menyapa, manusia akan mengalami suatu peristiwa yang sangat istimewa. Sebuah pertemuan. Dan pada saat sang waktu selesai saling menyapa, manusia akan mengalami suatu peristiwa paling menyakitkan. Ya, sebuah perpisahan”

“Aku tidak paham”

“Aku tidak bisa menceritakan semua kisah itu kembali. karena sebelum kisahnya habis kuceritakan, waktuku sudah habis, pangeran”

🍁

[1] Rendansa - COMPLETED✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang