°°°
Rintik demi rintik air jatuh ke tanah begitu pula dengan tangis victor beserta keluarga, rara ibu dari empat anak dengan tenang meninggalkan mereka semua. Tidak ada lagi kesakitan yang ia rasakan tapi dia meninggalkan luka dan pilu dihati keluarganya.
"Sayang hiks kenapa pergi hem?, Maaf sekali lagi maaf tidak bisa menjagamu hiks"
Satu persatu pelayat mulai meninggalkan pemakaman, begitu pula dengan orang tua rara bahkan mami rara tanpa sepatah kata membujuk atau berbela sungkawa kepada sang menantu.
Tinggal victor sendiri ketiga anaknya sudah dibawa mama papa victor, sifat keras kepala victor sedang tidak bisa terkontrol dia tetap didepan makam sang istri dan melupakan si bungsu yang sendirian di rumah sakit.
"Sayang sekarang aku harus bagaimana, hatiku benar-benar kosong sekarang aku takut sangat amat takut tanpa kamu" keluh victor
'sayang anak kita'
Suara sepintas diotaknya membangunkan victor dari lamunan kesedihan nya. Dadanya bergemuruh mengingat suara sang istri yang mengingatkan tentang anaknya.
Dengan langkah tegap victor meninggalkan makam sang istri dan pergi kerumah sakit.
Sesampainya dirumah sakit semua staf yang berpapasan dengan victor langsung membungkuk memberi salam hormat.
Jika kalian bingung kenapa begitu, aku kasih tau victor sudah membeli semua saham dan aset rumah sakit ini dan mengganti nama rumah sakit itu menjadi 'rumah sakit rafaella', okay back to topic.
Victor telah sampai di ruang NICU, dimana sibungsu dirawat. Dengan baju basah dan kotor victor terus memandangi dan mengelus kaca dari luar victor terus bergumam kata maaf.
"Sayangnya ayah, maafin ayah tidak bisa menjaga bunda. Tapi ayah janji setelah ini kamu tidak akan merasakan tidak mempunyai bunda karna ayah akan berperan sebagai bunda sayang, meskipun peran ibu tidak akan bisa digantikan oleh siapapun tapi ayah akan berusaha. I love you"
Lama victor memandangi sang anak akhirnya victor memutuskan untuk kembali untuk melihat ketiga anaknya, mereka pasti lebih sedih karna kehilangan sosok yang begitu mereka sayangi.
"Halo, kirim 4 bodyguard untuk menjaga anakku"
Setelah menelfon ketua bawahannya victor bergegas kembali kemansionnya.
...
"BRENGSEK!" umpat seseorang itu
"BAGAIMANA BISA LASTI! KENAPA KAMU BUNUH DIA!, GAK LASTI BIKIN DIA HIDUP KEMBALI! SIALAN KAMU LASTI! GAK BECUS!" Murka orang itu
Sambil menjambak rambutnya orang itu terus menyalahkan si lasti yang terus menunduk karna takut.
"anak sialan itu" orang itu teringat hal yang membuat alasan rara meninggal.
"ANAK ITU PENYEBABNYA IYA HAHAHA ANAK ITU HARUS MATI!" Ucap orang itu yang sudah seperti orang kehilangan akal sehatnya.
"PERGI LASTI! BAWA ANAK ITU KEPADAKU!" Perintah orang itu ke lasti.
Lasti yang takut mau tidak mau harus menuruti perintah nya, jika tidak dia yang mati.
"B-baik tuan" ucap lasti
...
Di mansion vito, el, dan luc terus menangis sambil memeluk kakek neneknya. Bahkan luc mengalami demam yang tinggi dan diharuskan memakai infus victor yang melihat itu menatap miris ketiga anaknya apalagi si bungsu yang tidak tau apa-apa.
Sekarang yang victor pikirkan
Apakah dia bisa merawat mereka?
Apakah dia bisa kuat nantinya?
Apa yang harus dia katakan ketika si bungsu menanyakan sang istri?
.
.
.
.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIDAN [ON GOING]
Teen Fiction⚠️ Di cerita ini akan ada banyak umpatan dan akan ada sedikit adegan kekerasan fisik⚠️ Besar tanpa mengetahui asal-usul keluarganya selama 12 tahun dan hidup banting tulang sejak kecil, dia hanya pemuda yang merindukan sosok sebuah keluarga yang di...