°°°
Dengan langkah gagah victor memasuki salah satu gedung kantor nya, semua karyawan tidak berani menatap langsung si bos dan hanya brani membungkukkan badan untuk memberi salam.
Setelah masuk ke ruangannya victor duduk di kursi kebesarannya, tumpukan kertas yang harusnya ia selesai kan tak begitu ia pedulikan. Raganya memang di tempat tapi pikirannya melayang jauh memikirkan kemana lagi ia mencari si bungsu? Harus pakai cara apa lagi agar menemukannya?.
"Hah.. kamu dimana baby" helaan nafas kepasrahan dari victor menguap seiring suara pintu ruangan itu terbuka.
"Ada apa bang el?" Tanya victor ke anak keduanya 'Rafael Lucchese Nelson'
El hanya menggelengkan kepala ia ragu untuk mengungkapkan hatinya takut membebani pikiran sang ayah tapi begitu sesak jika ia pendam sendiri.
"El rindu adek, kapan ayah membawanya?" Tanya el
Victor sudah bisa menebak ke arah mana sang anak akan bicara, victor hanya diam lagi-lagi pikirannya melayang memikirkan cara menemukan anaknya, semua sudah ia kerahkan bahkan meminta bantuan FBI. Jangan tanyakan kenapa mafia gelap seperti dia bisa bekerja sama dengan FBI, sudah dibilang victor adalah orang yang memiliki kedudukan tinggi di dunia bawah dan dapat mengendalikan orang-orang di dunia atas.
...
Ditempat lain seseorang yang menjadi dalang peristiwa ini sedang menatap sedih figura kecil yang bertengger apik di meja kerjanya.
Dia menggeleng brutal ketika mengingat kematian sang pujaan hati, hatinya seperti diremuk dan di peras sakit sekali.
"Maafin aku sayang, andai saja kamu menerimaku, andai saja kamu tidak memilih dia didepanku semua ini tidak akan terjadi sayang hiks" ucap orang itu.
Semua kata andai hanya bisa menjadi angan yang sia-sia. Keserakahan, ketidakrelaan, dan sakit hati selalu menjerumuskan seseorang dalam lubang yang gelap.
"Ini semua gara-gara kamu victor!" Geram orang itu.
"AAAAA VICTOR!!!" Teriaknya frustasi.
Beberapa bodyguard berlarian masuk ke ruangan si bos setelah mendengar teriakan itu karna takut si bos melakukan hal-hal yang membuat menyakiti diri sendiri.
Kilatan kemarahan menatap tajam ke beberapa bodyguard yang masuk tanpa mengetuk pintu, satu persatu bodyguard mundur perlahan ketika bosnya berjalan maju.
Tatapannya yang semula marah kini menjadi datar dan tajam, "panggil si penampung anak telantar itu kesini!" Titah nya sambil sedikit menyunggingkan senyum mengerikan.
"Aku akan membalasmu lewat anak sialanmu itu victor!" batinnya.
Dengan langkah tegap dia meninggalkan ruangan itu dan menuju keruangan yang sudah dia siapkan.
...
Zidan sedang meringkuk di salah satu deretan toko yang tutup, perutnya sangat perih sejak dua hari kemarin selain roti yang diberikan abangnya rifan tidak ada lagi makanan yang masuk, karna bang ojak tidak memberinya makan dan mengancam siapapun yang memberikan ia makan akan langsung di hajar habis-habisan.
Zidan sedikit mendongak dikala mendengar beberapa mobil hitam berhenti dan menggeret salah satu anak buah bang ojak, dengan sempoyongan zidan mengikuti orang-orang yang berpakaian hitam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIDAN [ON GOING]
Teen Fiction⚠️ Di cerita ini akan ada banyak umpatan dan akan ada sedikit adegan kekerasan fisik⚠️ Besar tanpa mengetahui asal-usul keluarganya selama 12 tahun dan hidup banting tulang sejak kecil, dia hanya pemuda yang merindukan sosok sebuah keluarga yang di...