2. New Thing

236 13 0
                                    

Jam 11 siang, Renjun baru membuka mata-nya. Karena matahari yang masuk melalui celah jendela rumah-nya. Sukses mengganggu acara tidur Renjun yang baru tidur pukul 6 pagi dini hari.

Kenapa? Kok lama banget tidur-nya? Salahkan Jeno Lee! Suami-nya itu tidak membiarkan Renjun tidur tadi malam.

Kata-nya, supaya cepat menghasilkan sang baby. Tapi nyata-nya sudah 2 tahun sejak pernikahan mereka berlangsung, mereka belum juga di karuniai seorang anak.

Hm, menyedihkan bukan? Iya! Renjun juga tau! Renjun juga sedih akan hal itu. Kata orang, pernikahan akan lengkap, jika hadir-nya seorang bayi di dalam rumah tangga mereka. Jadi dapat Renjun simpulkan kalau rumah tangga diri-nya dengan Jeno, belum sempurna karena belum lahir-nya seorang bayi.

Ya walaupun Jeno tidak pernah mempermasalahkan itu. Tapi tetap saja Renjun tidak enak hati. Merasa belum sempurna, karena tidak bisa menghasilkan seorang anak.

"Eung? Jeno ke mana?" Tanya Renjun pada diri-nya sendiri, yang baru menyadari kalau Jeno tidak ada di dalam kamar-nya.

"Tidak ada suara mandi juga." Gumam Renjun.

Perlahan, Renjun mulai beranjak dari ranjang-nya dan melangkahkan kaki-nya untuk mencari Jeno di setiap ruangan yang ada di rumah ini.

Pencarian Renjun di mulai dari kamar mereka. Namun, sebelum Renjun mencari? Renjun memutuskan untuk membereskan tempat tidur mereka terlebih dahulu, sehabis kegiatan panas mereka tadi malam.

Mengganti sprei, sarung bantal dan guling, serta selimut mereka. Tak lupa Renjun mengebaskan ranjang-nya terlebih dahulu, sebelum menyusun bantal, guling dan selimut di atas ranjang.

Setelah selesai, baru-lah Renjun mencari Jeno di kamar-nya.

Tidak ada? Renjun langsung bergegas keluar kamar. Menjelajahi seluruh isi ruangan. Sampai akhir-nya ia menangkap suara yang sangat berisik dari dapur.

Tanpa ragu, Renjun langsung menjalankan kaki-nya menuju asal suara.

Netra Renjun dapat melihat Jeno yang tengah menaruh makanan yang telah ia masak, ke atas meja makan.

Tanpa pikir panjang, Renjun langsung bergegas membantu Jeno.

"Eoh, sudah bangun?" Tanya Jeno yang terkejut dengan kedatangan Renjun yang tiba-tiba.

"Tentu saja! Kalau aku belum bangun, tidak mungkin aku berada di sini." Ucap Renjun.

Baru saja Renjun ingin mengangkat piring yang kedua, Jeno sudah lebih dulu melepas-nya. Ia langsung menggendong Renjun ala koala, dan mendudukkan Renjun di atas kursi.

"Kau tunggu sini aja! Biar aku yang menyelesaikan semua-nya." Titah Jeno.

Renjun mengerucutkan mulut-nya sebal! ia paling tidak suka di suruh menunggu tanpa membantu sedikit-pun. Seakan lumpur, errr.

"Kenapa euhm? Kenapa aku tidak boleh membantu?" Tanya Renjun yang sudah bersedikap marah.

Padahal di mata Jeno, Renjun tidak ada kesan menakutkan jika bertingkah seperti itu. Lebih ke arah menggemaskan. Sampai-sampai Jeno ingin gigit kedua pipi kenyal Renjun.

"Kau sedang kelelahan karena perlakuan-ku tadi malam, yang sedikit bermain kasar. Jadi, tidak usah ya. Biarkan aku yang menyelesaikan ini." Ucap Jeno yang melanjutkan kegiatan-nya.

"Ck! Aku tidak kelelahan! Aku sudah biasa dengan ulah-mu." Seru Renjun.

Dua gelas dan satu botol air minum berukuran besar, yang menjadi kegiatan akhir Jeno dalam plating-nya.

Jeno pun langsung duduk di hadapan Renjun, setelah selesai.

"Benarkah? Bagaimana kalau kita ganti suasana baru? BDSM misal-nya." Seru Jeno yang sudah menaik-turunkan alisnya.

Renjun yang mendengar itu pun langsung mengangkan garpu yang ada di tangan-nya, dan siap-siap untuk menerjang mata Jeno.

"Bercanda sayang." Panik Jeno begitu melihat tingkah dan wajah galak Renjun.

"BDSM! BDSM! Kau saja yang jadi korban-nya, dan aku yang melakukan-nya! Kau mau?!" Sinis Renjun.

Walaupun Renjun tidak begitu tau mengenai permainan BDSM itu seperti apa. Yang jelas, yang Renjun tau dari Haechan, kalau permainan itu sangat berbahaya, sampai kadang menimbulkan luka.

Darimana Haechan tau? Kata-nya dia sudah pernah melakukan itu bersama Mark. Itu juga karena kesalahan Haechan yang sangat susah di atur dan sering membuat Mark kesal hingga marah. Akhirnya Mark melakukan BDSM kepada Haechan.

Sukses saja cara Mark! Haechan kapok setelah itu, dan langsung bercerita mengenai pengalaman-nya kepada Renjun. Serta menyuruh Renjun untuk menolak, apabila ada pria yang mengajak-nya untuk melakukan hubungan seperti itu.

Walaupun Haechan itu jahil, suka menakuti dan kadang berbohong. Tapi seperti-nya perkataan yang di ucapkan Haechan itu benar adanya. Terbukti sampai-sampai Haechan tidak mau menemui Mark selama beberapa hari karena takut.

Jadi, daripada Renjun berakhir seperti Haechan. Lebih baik Renjun menuruti perkataan Haechan. Renjun lebih menyukak cari aman, dari pada cari mati.

"Ya kan kali aja sayang. Kalau kamu mau? Aku bakalan beli barang-barangnya." Ucap Jeno, meledek Renjun.

"Sekali lagi kamu membicarakan berhubungan dengan cara seperti itu? Aku tidak akan segan-segan memotong adik kecil-mu sampai akar-nya! Mau?!" Ancam Renjun yang sudah sangat jengah membahas tentang ini.

"Iya iya. Maafkan aku." Ucap Jeno, dan mereka pun kembali makan dengan hikmat.

"Sayang. Habis ini ada acara gak?" Tanya Jeno kepada Renjun, di sela-sela acara makan mereka.

Renjun berfikir sejenak, lalu menggelengkan kepala-nya. "Enggak ada. Kenapa emang?" Tanya Renjun, memincing curiga kepada Jeno.

"Ayo kita main." Beberapa kata penuh makna yang di keluarkan oleh Jeno.

"Main? Main apa?! Jangan aneh-aneh!" Sewot Renjun, yang sudah memelototi Jeno dengan tajam.

Jeno meringis. "Bukan main yang itu! Kamu mah pikiran-nya yang enggak-enggak mulu sama aku." Ucap Jeno.

"Ya terus main apa?! Perkataan kamu sungguh ambigu! Terlebih kantong hormon-mu yang sudah banjir. Jadi, tidak ada pikiran positif di kepala aku!" Ucap Renjun.

"Ish bukan! Maka-nya dengerin orang dulu!" Peringat Jeno.

"Ya udah! Apa?!" Ketus Renjun.

"Ayo main salon-salonan lagi yang kayak waktu itu. Waktu kamu perawatin muka aku, pake masker dan yang lain-nya. Kayak-nya wajah aku udah berat banget." Ucap Jeno.

"Hm. Nanti ya. Sekalian cukur janggut sama kumis kamu." Ucap Renjun yang tentu-nya membuat Jeno senang.

Yup. Beberapa hari yang lalu, Renjun berinisiatif untuk melakukan perawatan wajah pada Jeno di rumah. Awal-nya Jeno menolak ketika Renjun mengajak-nya. Kata-nya terlalu perempuan, dia gak mau dan gak suka. Tapi, berkat rayu-merayu serta bujuk-membujuk. Akhir-nya Jeno mau melakukan itu. Kalian tau? Jeno sampai tertidur karena kenikmatan.

Ya walaupun Renjun tidak sejago noona-noona salon. Jeno tetap menikmati dan malah minta nambah.

ALWAYS BELIEVE YOU - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang