9. Please, Believe Me

141 5 0
                                    

Setelah puas bermain dengan Jaemin, Renjun pun akhir-nya di antarkan pulang oleh Jaemin.

"Mampir dulu gak Na?" Tawar Renjun.

Jaemin terdiam sebentar, lalu menggelengkan kepala-nya  "tidak usah. Ini sudah malam. Tidak baik untuk bertamu." Ucap Jaemin.

Renjun menganggukkan kepala-nya. "Kalau begitu aku masuk ya. Hati-hati di jalan! Jangan mengebut!" Peringat Renjun. Lalu masuk ke dalam rumah-nya, bersamaan dengan mobil Jaemin yang pergi meninggalkan area perkarangan rumah-nya.

Sampai di dalam rumah, Renjun langsung di sambut oleh keberadaan Jeno yang tengah duduk di ruang tamu. Seraya menatap Renjun.

"Loh Jeno, kamu udah pulang?" Tanya Renjun dengan senyuman manis-nya.

"Habis darimana? Kenapa baru pulang?" Tanya Jeno penuh selidik.

Renjun gugup ketika mendengar ucapan Jeno yang terdengar sangat mengintimidasi diri-nya. "Eum. Aku--aku habis jalan sama Jaemin." Ucap Renjun yang tergugup dan berusaha jujur kepada Jeno.

"Jaemin? Sudah sering kali aku katakan bukan, kalau aku tidak suka kau dekat dengan Jaemin." Ucap Jeno.

Renjun tau itu. Renjun tau kalau Jeno tidak suka apabila Renjun dekat dengan Jaemin. Ketika Renjun pacaran dengan Jeno, Jeno selalu melarang Renjun untuk dekat sama Jaemin, bahkan sampai saat ini.

"Maaf." Tutur Renjun yang tidak mau memperpanjang masalah, yang akan memancing pertengkaran di antara mereka.

"Sudah berapa lama?" Tanya Jeno.

Renjun terdiam, mencerna ucapan Jeno. "Berapa lama apa-nya?" Tanya Renjun.

"Berapa lama berselingkuh dengan Jaemin?" Tuduhan yang keluar dari mulut Jeno, sukses membuat Renjun terkejut.

"Apa maksud-mu? Siapa yang berselingkuh?" Tanya Renjun memastikan. Ia berharap bahwa pendengaran-nya tadi salah.

Tapi nyata-nya tidak, ketika Jeno memperjelas semua-nya. "Sejak kapan kau berselingkuh dengan Jaemin, di belakang-ku?" Ucap Jeno sekali lagi, bertanya kepada Renjun.

"Aku tidak berselingkuh dari Jaemin! Aku dan dia cuma sahabatan Jen. Tidak lebih!" Peringat Renjun.

"Tidak ada persahabatan di antara laki-laki dan perempuan!" Peringat Jeno.

"Tapi nyata-nya ada! Nyata-nya aku lebih memilih diri-mu di banding sahabat-ku! Aku mencintai diri-mu! Bukan Jaemin! Harus berapa kali aku katakan kalau aku tidak menyukai dia?" Ujar Renjun, yang masih berusaha menjaga tutur kata-nya. Ia tidak mau berucap kasar kepada Jeno, yang notaben-nya suami-nya.

"Kau tidak mencintai Jaemin. Tapi bagaimana dengan Jaemin? Apakah dia tidak mencintai diri-mu juga?" Tanya Jeno.

"Jeno. Aku tau kamu cemburu saat ini. Tapi aku berani bersumpah kalau aku dan Jaemin tidak ada hubungan apapun selain bersahabat. Percaya-lah kepada-ku. Aku mohon." Pinta Renjun, menatap Jeno penuh permohonan.

Ia tidak mau hanya karena masalah ini, mereka jadi bertengkar. Ia tidak mau membahas masalah ini lebih lanjut. Pasal-nya, mereka sudah bahas ini dari jaman mereka sekolah.

Bukan-nya menuruti ucapan Renjun, Jeno malah mendecih. "Tch. Apakah kau selalu menggunakan cara seperti ini ketika kau sedang terpojok?" Tanya Jeno yang sudah beranjak dari sofa. Mengambil kunci mobil yang tergeletak di meja, lalu pergi meninggalkan Renjun.

Renjun yang melihat Jeno ingin pergi pun tidak tinggal dia. Ia langsung menahan lengan Jeno, begitu Jeno melewati diri-nya. "Kau mau ke mana? Ini sudah sangat larut malam." Tanya Renjun.

"Ke mana saja! Itu urusan-ku! Kau tidak perlu tau aku ingin ke mana! Kalau kau bisa selingkuh dari diri-ku? Kenapa aku tidak?!" Ucap Jeno, lalu menyentakkan tangan Renjun, dan segera pergi begitu tangan Renjun lepas dari lengan-nya.

Renjun yang terjatuh karena sentakan tangan Jeno pun tidak tinggal diam. Ia segera menyusul Jeno yang sudah lebih dulu jalan. Ia ingin menjelaskan semua-nya kepada Jeno. Ia tidak ingin masalah ini berlarut panjang, dan membuat kerenggangan di antara rumah tangga mereka.

"Jen. Tunggu! Jangan tinggalkan aku! Biar aku jelaskan semua-nya!" Teriak Renjun yang tidak di gubris Jeno. Jeno malah menginjak pedal gas-nya, dan pergi dari halaman rumah mereka.

Bukan-nya berhenti mengejar Jeno, Renjun malah terus mengejar mobil Jeno dari belakang dengan cara berlari.

*bruk*

"Aw!" Ringis Renjun ketika lutut-nya tercium aspal, karena cara berlari-nya yang tidak beraturan.

"Jeno. Sungguh, aku tidak berselingkuh dari Jaemin. Aku sangat-sangat mencintai diri-mu." Lirih Renjun, tak terasa air mata-nya mengalir di kedua sudut mata-nya.

Renjun paling tidak suka Jeno marah kepada diri-nya. Renjun tidak suka itu!

Dengan keadaan yang sedang menangis, dan juga lutut-nya yang berdarah karena mencium aspal jalanan. Renjun pun memutuskan untuk pulang ke rumah-nya.

Ia akan menjelaskan semua-nya ke Jeno besok! Ia tidak mau masalah ini berlarut panjang.

Sampai di dalam rumah, Renjun langsung masuk ke dalam kamar-nya. Tidak ada niatan bagi diri-nya untuk membersihkan luka yang ada di lutut-nya. Yang Renjun butuhkan saat ini adalah tidur! Tubuh-nya terlalu lelah saat ini. Bukan hanya tubuh-nya, hati-nya juga sudah sangat lelah. Bahkan lelah di tubuh-nya tidak sebanding dengan lelah di hati-nya.

Ia sangat sakit ketika mendengar tuduhan Jeno yang menuduh diri-nya berselingkuh. Padahal Renjun tidak pernah berselingkuh! Bahkan niat pun tidak punya!

Hati Renjun udah benar-benar stuck di Jeno. Jadi, bagaimana mau selingkuh?

"Semoga, besok aku bisa menjelaskan semua-nya secara rinci kepada Jeno. Agar Jeno tidak salah paham dan tidak marah lagi." Gumam Renjun yang langsung memejamkan mata-nya menuju alam mimpi.

Berbanding terbalik dengan Jeno saat ini.

Setelah sampai di gedung bertingkat, Jeno langsung masuk ke dalam lift dan keluar begitu sampai di lantai yang ia tuju.

Tangan-nya terulur untuk memencet dan mengetuk pintu yang ada di hadapan-nya ini. Berharap sang pemilik apartemen segera membukakan pintu untuk diri-nya.

*tok tok tok* ketuk Jeno secara brutal, membuat sang empuh yang sedang mengistirahatkan tubuh-nya pun terbangun karena ketukan Jeno.

Dengan langkah malas, ia akhir-nya berjalan untuk membukakan pintu untuk Jeno.

"Sebentar!" Teriak-nya kepada Jeno yang tidak ada henti-nya mengetuk pintu apartemen milik-nya.

*cklek* suara pintu yang terbuka.

Jeno yang melihat pintu-nya terbuka pun langsung masuk ke dalam. Sedangkan pemilik-nya hanya bisa memandang Jeno dengan tatapan heran.

"Loh Lee Jeno? Kau kenapa kemari? Bukan-kah kau tadi pamit izin untuk pulang?" Tanya orang itu, yang langsung mengikuti langkah Jeno ke dalam.

"Kim Nora, berisik! Aku tidak ingin menjawab semua pertanyaan-mu."

ALWAYS BELIEVE YOU - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang