"Cepat sapu halaman ini,jangan sampai ada satu daun pun tersisa!"
"Baik nyonya"
Para pelayan-pelayan pun bergegas menyapu halaman perumahan ini,termasuk aku yang langsung mengikuti pelayan-pelayan lain.
"Hey si lamban!" Seru wanita penyuruh itu,kalau di dunia modern mungkin dia disebut manager karna dia yang mengatur semua pelayan dirumah ini.
Aku hanya melanjutkan pekerjaanku,tapi kemudian ibu tua itu menghampiri ku dengan raut wajah tidak bersahabatnya.
"Aku memanggilmu,apa kau tuli?"
Aku hanya diam dan menatap bingung kearahnya,aku tidak tau kalau dia memanggilku,lagian aku punya nama,dan namaku bukan si lamban.
"Lakukan pekerjaanmu dengan baik,awas saja kau berbuat ulah yang aneh,akan kuadukan ke nyonya besar jika kau melakukan hal bodoh lagi"
Aku hanya bergumam dalam hati,atas dasar apa aku harus menuruti semua perkataanya,ibu tua ini bisanya hanya marah-marah saja dari kemaren,seperti nenek sihir saja.
"Apa kau mendengarkan ku?!" Bentaknya nyaring hingga membuatku kaget
"iya aku mendengarkanmu"
"Ingat itu,lakukan pekerjaanmu dengan cepat" Ujarnya seraya berlalu.
Aku hanya menatapnya datar,ingin rasanya aku melayang sapu ini kearahnya. Lalu kemudian ibu tua itu menyapa seorang pria muda yang dikawali oleh beberapa pelayan,bisa jadi itu adalah tuan muda yang dimaksud oleh Jisu kemarin?
"Semoga harimu menyenangkan tuan muda" Sapanya ramah seraya menunduk,tak lupa juga pelayan-pelayan lainnya melakukan hal yang sama,dan aku pun hanya mengikuti apa yang mereka lakukan,mendunduk menyapanya sebagai hormat.
Tuan muda yang dimaksud itu tiba-tiba menatapku,tatapanya sangat tajam sekali dengan raut wajahnya yang dingin. Aku mengalihkan kan pandanganku darinya,entah mengapa tatapannya membuatku jadi takut. Lalu kemudian dia berlalu bersama pelayan-pelayannya,terlihat dia sedang membawa sebuah busur panah,mungkin dia ingin berburu.Sebenarnya aku masuk di era apa,sudah mirip kerajaan kuno sekali. ada kaum bangsawan dan kaum rendahan,dan sekarang aku adalah kaum jelata yang tidak ada nilainya di kaum bangsawan. Astaga kejahatan apa yang kulakukan dimasalau hingga aku dikirim ke era yang seperti ini?.
🪐🪐🪐
Siang ini matahari sangat terik,aku bersama jisu sedang duduk di kursi belakang dapur,disini tempatnya sangat sejuk karena banyak pepohonan.
"Bagaimana pekerjaanmu tadi?" Tanya nya seraya memakan kue pemberian bibi dapur yang menurutku sangat baik hati.
Aku meghela napas panjang,jujur aku belum pernah melakukan pekerjaan seberat ini. Mulai dari bangun dinihari jam 3 untuk menimba air dari sumur,setelah itu pergi kepasar membeli sayur yang jaraknya jauh sekali,setelah itu ikut memasak di dapur,lalu menyapu halaman yang luas ini,membersihkan rumah yang mungkin seluas istana kerajaan,memberi makan hewan ternak,dan masih banyak lagi. Baru sekarang aku duduk bersitirahat meluruskan kaki,badanku rasanya lelah sekali.
"Sangat melelahkan ya?" Jisu tersenyum seraya menepuk pundakku.
"Tapi bekerja disini lebih baik daripada menganggur diluaran sana"Aku tersenyum tipis menanggapi,begini kah rasanya orang yang bekerja?ternyata tidak semudah itu demi mendapatkan uang.
"Upah bulan ini aku ingin membelikan adikku pakaian baru" Serunya dengan nada bahagia,aku yang mendengarnya ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑶𝒏𝒆 𝑳𝒂𝒔𝒕 𝑻𝒊𝒎𝒆
Fanfiction"Let me get a second chance to say i love you"- Jung Seoyeon,1950